MALANG, Suara Muhammadiyah - Jadi konten kreator merupakan pekerjaan yang didambakan generasi Z saat ini. Hal ini diperkuat data yang menunjukkan tingkat pertumbuhan konten kreator yang meningkat hingga 30% pada tahun 2022. Sampai saat ini, pekerjaan menjadi konten kreator nyatanya masih memiliki peluang yang besar. Hal itu sesuai dengan apa yang disampaikan Senior Manager Strategic Partnership Youtube Presthya dalam Youtube Campus Day di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 4 Juni lalu. Agenda ini merupakan kolaborasi antara Youtube, UMM, dan Telkomsel.
Lebih lanjut, Thya, sapaan akrabnya mengatakan bahwa masih ada peluang besar bagi anak muda untuk menjadi kreator konten video pendek short di Youtube. Hal itu tak lepas dari jumlah pengguna Youtube di Indonesia yang mencapai 110 juta penonton video panjang maupun pendek. Itu angka yang besar jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang memiliki akses internet yakni 180 juta.
“Sekarang, tinggal bagaimana kreator tersebut memunculkan ciri khasnya dan menarik penonton. Bagaimana mereka bisa menarik perhatian dan membuat mereka tetap menonton video buatannya,” katanya.
Untuk menjadi konten kreator, ada beberapa hal yang bisa dilakukan menutu Thya. Pertama, menemukan konten apa yang akan dibuat. Misalnya, jika seseorang suka untu bermain game, maka bisa mengunggah cara bermain game atau streaming game bersama dengan penonton. Kedua yaitu konsisten untuk mengunggah konten di Youtube. Misalnya dengan mengikuti alur yang sudah dibuat untuk mengunggah konten.
Sementara itu, hadir pula Hari Obbie, seorang kreator konten Youtube dari channel Kamu Juga Bisa yang memberikan tips. Ia menjelaskan, untuk menunjang konsistensi perencanaan konten, para peserta bisa menggunakan peralatan yang disediakan gratis di internet seperti AI. “Saat ini, perkembangan AI sangat membantu mempercepat proses riset konten.Meski begitu, kita juga perlu memiliki dasar dalam membuat konten seperti menampilkan ciri khas,” katanya.
Menurut Obbie, ada juga konsep 5W+1H dalam menyusun sebuah konten. Dasar ini dibutuhkan agar bisa menciptakan hal yang lebih bermanfaat bagi penonton. “Misalnya saja ingin membuat konten makan-makan, maka videonya bisa dikaitkan dengan impact serta mengapa harus membuat konten tersebut. Lokasinya di mana, bagaimana rasanya, dan lain sebagainya,” tambah alumnus UMM tersebut.
Sementara itu, turut meramaikan Fatwa Lahum Yasaruna atau yang lebih dikenal dengan Wawa Yasaruna, seorang konten kreator Travelling sekaligus alumnus Prodi Ilmu Komunikasi UMM. Ia mengatakan bahwa untuk menjadi seorang kreator, ada beberapa alat yang wajib dimiliki yakni tripod, lighting sederhana, dan juga ponsel.
“Teman-teman juga harus sering-sering scroll media sosial. Kegiatan ini bukan pekerjaan yang haram kok karena kita bisa melihat apa yang sedang ramai dan tren, serta mendapatkan ide baru membuat konten,” tambahnya.
Meksi begitu, Mirza Budiawan selaku Vice President Business Area Jawa Bali Telkomsel mengingatkan jika media sosial itu ibarat pedang bermata dua. Bisa memberikan hasil positif maupun negatif di masa depan, tergantung penggunaannya. “Jika teman-teman ingin menjadi kreator konten, jangan lupa untuk mengarahkan warganet ke arah yang positif. Karena media sosial juga bisa menjadi boomerang bagi diri sendiri dan orang lain,” tegasnya. (diko)