MALANG, Suara Muhammadiyah - Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang satu ini menjadi bukti nyata bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) tidak menjamin masa depan seseorang. Ia adalah Amri Zuhal, alumnus Teknik Industri UMM 2011 yang kini berkarya di perusahaan minyak dan gas multinasional, Exxon Mobil Corporation. Meksi memiliki IPK pas-pasan, namun berbagai pengalaman organisasinya di UMM membuat kemampuan softskill sangat mumpuni.
“Dulu IPK saya bahkan tidak sampai 3.00 tapi saya tidak bersedih. Apalagi melihat banyaknya wadah organisasi yang ada di UMM dan membuat saya bisa menghadapi berbagai tantangan pekerjaan hingga sekarang saya memegang posisi sebagai helath, safety, and environment sepcialist di perusahaan yang berpusat di Amerika ini,” katanya.
Amri, sapaan akrabnya, bercerita bahwa ia sangat aktif di berbagai kegiatan saat menjadi mahasiswa. Mulai dari turut serta di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah hingga menjadi ketua senat mahasiswa UMM. Bahkan ia membawa nama UMM hingga nasional berkat kekatifan dan loyalitasnya.
Kemudian, saat lulus, Amri tahu diri karena sebagian perusahaan tidak begitu melirik mereka yang memiliki IPK rendah. Maka ia memanfaatkan kelebihannya di bahasa Inggris dan memperkuatnya sebagai senjata bersaing di dunia kerja. Bahkan ia menawarkan diri untuk bekerja tanpa dibayar untuk membuktikan dirinya bisa bekerja dengan baik.
“Waktu itu saya bilang ke pihak manajemen untuk bekerja selama enam bulan tanpa dibayar dan meminta evaluasi mereka. Mereka akhirnya mencoba kinerja saya dan Alhamdulillah, tidak sampai dua bulan saya disodori kontrak kerja,” tambahnya.
Menurutnya, bekal softskill dari UMM berhasil membawanya ke posisi sekarang. Tidak hanya saat melamar dan mendapatkan kerja, tapi juga saat membaur dengan para teman kerja dan kolega. Ia tidak merasa minder dengan mereka yang lulusan dari kampus ternama Indonesia maupun dunia. Ia menilai, dalam pekerjaan, yang paling penting adalah bagaimana seseorang bisa tahan gesekan, bisa bernegosiasi, berkomunikasi yang baik, presentasi yang efektif, dan lainnya.
“IPK memang hal pertama yang dilihat saat melamar kerja. Tapi softskill yang menentukan ke depannya. Kita harus bisa bekerja sama, menghargai wwaktu, bertahan dari tekanan dan lainnya. Maka skill manajemen konflik dan problem solving yang saya dapat selama di UMM sangat membantu. Percuma nilai bagus tapi tidak bisa kerja dengan baik. Perusahaan tidak butuh mereka yang pintar aja,” tegas Amri.
Ia berpesan pada anak-anak muda untuk menjadi yang terbaik. Maksudnya, ketika menjadi pegawai maka harus menjadi pegawai yang baik. Jika menjadi pengusaha juga harus menjadi pengusaha yang baik. “Misal di dunia kerja, sebagai fresh graduate, jangan pernah liat gaji dulu. Gaji nomor dua, yang penting kita dikasi ruang untuk aktualisasi diri. Nah, kita buktikan di situ. Saya yakin gaji dan pekerjaan akan mengikuti. Tunjukkan kemampuanmu dan lampaui harapan perusahaan,” pungkasnya mengakhiri. (diko)