CIREBON, Suara Muhammadiyah - Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) bekerja sama dengan Naraya Institute dan Institute of Developing Economies (IDE-JETRO) Jepang menggelar kuliah umum internasional pada Jumat (7/2/2025). Kuliah umum ini menghadirkan peneliti dari IDE-JETRO Jepang, Yuji Mizuno, yang membahas tentang gerakan Islam di Jepang dan Indonesia.
Rektor UMC, Arif Nurudin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam memiliki beragam wajah dan praktik di berbagai belahan dunia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, memiliki dinamika gerakan Islam yang kaya dan beragam. Sementara itu, Jepang, meskipun sebagai negara minoritas Muslim, menunjukkan pendekatan yang unik dalam memahami dan mengamalkan Islam dalam konteks budaya mereka.
"Melalui kajian ini, kita akan menggali lebih dalam bagaimana dua negara dengan latar belakang sejarah, sosial, dan budaya yang berbeda dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam," ujar Arif. "Dialog antara kedua konteks ini memberikan kita kesempatan untuk belajar dari pengalaman satu sama lain, membangun jembatan pemahaman, dan memperkuat solidaritas antar umat beragama."
Dekan FAI UMC, Aip Syarifudin, menjelaskan bahwa agenda international visiting lecturer ini adalah agenda Prodi Tasawuf dan Psikoterapi yang merupakan implementasi kerja sama antara FAI UMC dengan lembaga riset dalam negeri dan luar negeri. Selain Naraya Institute, FAI UMC juga bekerja sama dengan IDE-JETRO Jepang sebagai lembaga riset Jepang yang fokus pada kajian dunia terkait agama, politik, dan sosial humaniora.
"Kajian tentang gerakan Islam di Jepang dan Indonesia serta dunia pada umumnya menjadi diskusi yang menarik untuk bisa menambah khasanah dan wawasan keilmuan mahasiswa secara global dan mendunia," kata Aip. "Islam berkembang di berbagai negara tentu memiliki gaya dan cara masing-masing. Terlebih Indonesia, banyak keunikan dalam perkembangan dan cara syiarnya."
Aip berharap, international visiting lecturer ini menjadi mimbar akademik yang bisa membuka cakrawala pemikiran mahasiswa dengan melakukan kajian komparatif tentang gerakan Islam dari berbagai negara. Ia juga menambahkan bahwa UMC fokus dalam riset-riset soal keagamaan, yang tentu akan menggandeng lembaga-lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri seperti IDE-JETRO. Salah satu core yang juga menjadi fokus kajian adalah tentang Tasawuf di Jepang. Prodi Tasawuf dan Psikoterapi ke depan akan mencoba menjalin join riset dan mimbar akademik dengan pakar tasawuf dari Jepang, salah satunya adalah Prof Tonaga (Kyoto University).
Kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat semangat toleransi dan kerukunan antarumat beragama, baik di Indonesia maupun di Jepang. (Riz)