YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 23 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Batch 1 di Kairo Mesir. Acara pelepasan pada Kamis (6/2) dihadiri Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat UMY Gatot Supangkat, Sekretaris BPH UMY AR Qomaru, Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa Aris Slamet Widodo, Dosen Pendidikan Bahasa Arab UMY Talqis Nurdianto, dan beberapa staf UMY.
Wakil Duta Besar Indonesia untuk Mesir, M. Zaim A. Nasution dalam pidato penerimaannya menyambut baik pelaksanaan kkn ini karena banyak sekali objek pemberdayaan yang bisa dilakukan di Mesir terutama Kota Kairo. "Ke depan agar terus dilanjutkan dengan kelompok berikutnya," harapnya.
Gatot menyampaikan, KKN Internasional batch 1 ini akan berlangsung 1 bulan. Sebagai lokasinya, telah ditetapkan sebagaimana telah disepakati oleh beberapa mitra yaitu ada di PCIM dan PCA Mesir, KBRI Mesir, dan Sekolah Indonesia Kairo.
“Mesir ini pertama kali (pelaksanaan KKN Internasional) yang kita kembangkan di negara yang berbasis keislaman. Ini merupakan salah satu upaya untuk bentuk praktis integrasi AIK (Al-Islam dan Kemuhammadiyan),” katanya.
Bagi Gatot, pemilihan Negara Mesir sebagai tempat KKN Internasional karena memiliki sejarah khusus bagi Indonesia. Menurutnya, Negara Piramida ini menjadi negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali.
“Artinya anak-anak ini juga biar mengenal dan juga ada nilai-nilai nasionalisme, patriotisme. Kita memang ingin memberikan mereka gambaran, sehingga Mesir ini kemudian pertimbangannya,” sebutnya.
Para mahasiswa yang mengikuti program ini harus melalui tahap seleksi yang sangat ketat. Walaupun di dalam negeri juga ada, tapi tidak seketat seleksinya untuk KKN Internasional.
“Kriteria yang paling pokok itu sebenarnya dari sisi AIK. Karena AIK tidak melulu dia bisa baca Qur'an, tidak hanya dia paham ilmunya. Tetapi ini jadi attitude (sikap). Kita tidak main-main, karena anak-anak ini ketika KKN di luar negeri artinya dia menjadi menjadi tampilan wajah satu dari almamater UMY,” tegasnya.
Aris mengatakan, KKN Internasional ini merupakan bagian dari implementasi gerakan internasionalisasi Muhammadiyah. Sekaligus bersamaan dengan itu, menjadi milestone UMY agar kian melanglang buana.
“Semua program kaitannya dengan kegiatan akademika ataupun tridharma program tinggi, maka akan kita dorong ke ranah internasional,” ujarnya.
Selama ini, UMY telah melaksanakan KKN Internasional di beberana negara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, Filipina, dan Arab Saudi. Dan teranyar saat ini yaitu Kairo Mesir.
“Mesir merupakan salah satu pusat ilmu ya, kaitannya dengan peradaban Islam sehingga karni merasa UMY harus hadir untuk bisa belajar. Banyak hal yang akan dipelajari oleh teman-teman UMY ketika melaksanakan KKN di Kairo. Mesir,” terangnya.
Impact yang diharapkan tentu saja adalah sesuai dengan tujuan pelaksanaan KKN, yaitu peningkatan atau penguatan soft skill mahasiswa. “Mahasiswa harus memiliki soft skill yang bagus. Selain mahasiswa dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan di bangku kuliah, tetapi soft skill ini menjadi hal yang dapat mereka peroleh ketika mereka keluar dari kampus,” jelasnya.
Sementara, Talqis menambahkan agar para mahasiswa KKN Internasional ini dapat menjadi duta UMY. “Sekaligus duta Persyarikatan Muhammadiyah di luar negeri bahkan duta Indonesia,” tandasnya. (Cris/Tia/Nd)