YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rapat Senat Terbuka dan Laporan Rektor Milad 3 Tahun Universitas Siber Muhammadiyah (SiberMu) diselenggarakan di Ballroom SM Tower & Convention Hotel Malioboro pada Selasa (29/10). Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi.
Haedar menyebutkan jika milad ke-3 Universitas SiberMu ini telah membawa harapan yang baik pada Muhammadiyah, pasalnya dalam tempo 3 tahun ini mengalami lompatan jumlah mahasiswa yang luar biasa.
“Saat ini mahasiswa sudah sampai 2.610. Ini hal yang betul-betul membanggakan Muhammadiyah, apalagi ini satu-satunya universitas Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA) yang mempelopori era baru, yakni Universitas Siber,” ungkapnya.
Dengan suksesnya SiberMu dan dirayakannya Milad ke-3 ini, Haedar memberi tahniah kepada Rektor, Senat, dan Mahasiswanya. Haedar mengatakan bahwa mahasiswa turut andil dalam membangun gerakan Islam Berkemajuan.
“Kami mengucapkan selamat tentu kepada pak Rektor dan seluruh jajaran pimpinan, Senat yang hadir, maupun kepada mahasiswa yang telah menjadi bagian kepeloporan menghadirkan Universitas Siber, yang ini niscaya kita kembangkan oleh Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan. Kita harus menjadi pelopor dalam ide-ide dan inovasi baru maupun dalam langkah-langkah yang bersifat lompatan,” ujarnya.
Dalam amanatnya, Haedar menegaskan jika kehadiran Universitas SiberMu menjadi Sumber Daya Baru PTMA untuk mengimplementasi gerakan Islam Berkemajuan. Universitas SiberMu sebagai Kampus Virtual yang mengembangkan model pembelajaran online mutakhir menjadi angin besar kepada Muhammadiyah karena menjadi revolusi kepada era baru.
“Kami merasakan betul bahwa kehadiran Universitas SiberMu ini memang betul-betul merupakan lompatan sekaligus pembaharuan bagi PTMA. Kita bisa memanfaatkan era baru, memanfaatkan era revolusi 4.0 dengan langkah-langkah yang tersistem,” ujarnya.
Dengan berkembangnya zaman yang semakin canggih, Universitas SiberMu menjadi jawaban untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia. SiberMu menjadi salah satu bentuk Muhammadiyah dalam mengedukasi masyarakat dan bangsa ini bahwa Indonesia akan selalu tegak baik sebagai state (negara) maupun sebagai nation (bangsa) dengan tradisi yang objektif, profesional, meritokrasi, sekaligus good governance.
“Kita berada dalam era baru, dimana teknologi Artificial Intelligence (AI) dan produk-produk canggih di era revolusi sekarang ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bahkan niscaya kita hadir disitu. Kita juga di warning bahwa kehadiran AI juga akan menjadi teknologi baru kemudian bahkan menjadi penyambung kemampuan-kemampuan kita, sekaligus menjadi pesaing kita,” ujarnya.
Haedar menambahkan bahwa Artificial Intelligence (AI) merupakan teknologi baru, bahkan menjadi penyambung sekaligus pesaing kemampuan manusia. Tetapi, Ia menegaskan manusia tetap menjadi makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan.
“Manusia diciptakan sebagai khalifatul fil ardh yang diberi kekuatan melebihi AI, justru AI hadir sebagai produk dari otak manusia. Berbeda dengan AI, manusia tidak terikat dengan sistem dan mampu berkreasi secara mandiri. Oleh karena itu, otak sebagai sebuah anugerah harus selalu diasah,” tuturnya.
Sehubungan dengan itu, dijelaskan ada peran krusial lembaga pendidikan. “Teknologi harus dipelajari dan dikuasai semaksimal mungkin, dan ini tugas lembaga pendidikan. Pada saat yang sama, pendidikan juga harus mencerdaskan akal budi manusia yang multi-dimensi,” ungkapnya.
Dalam konteks ini maka teknologi tetap harus seiringan dengan nilai kehidupan. “Sampai kapanpun, teknologi akan selalu menjadi bagian dari ekosistem kehidupan manusia. Maka pendididikan, termasuk di kampus ini, harus tetap ada yang mengajarkan nilai-nilai dasar kehidupan,” imbuhnya.
Ia juga menyinggung pendidikan AIK yang beririsan dengan teknologi. “Pendidikan AIK harus menjadi faktor pembeda. Perbedaan lulusan pendidikan kita, selain kemampuan menguasai teknologi, juga kaya nilai kehidupannya seperti iman, ibadah, dan akhlak. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh AI atau robot,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Ia berpesan pentingnya pengabdian dalam memajukan bangsa. “Lembaga pendidikan Muhammadiyah harus tetap berjuang dan mengabdi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, jangan hanya mementingkan diri semata,” tutupnya. (fabian/kikiy)