Oleh: Gunawan Trihantoro. Sekretaris Forum Kreator Era AI (FKEAI) Provinsi Jawa Tengah dan AMM
Pendidikan karakter menjadi isu strategis yang tak henti-hentinya diperbincangkan, terlebih di tengah tantangan zaman yang kian kompleks. Dalam upaya membangun fondasi kokoh bagi generasi muda, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merancang program bertajuk “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang akan diluncurkan pada Januari 2025.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam pidatonya pada Hari Bermuhammadiyah di Uhamka, DKI Jakarta, pada Ahad (3/11/2024) lalu, menyampaikan visi besar dari program ini, yakni membentuk kebiasaan positif yang berorientasi pada penguatan karakter anak Indonesia.
Program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” menyoroti pentingnya kebiasaan sebagai pembentuk karakter. Kebiasaan tersebut meliputi:
1. Bangun Pagi
Kebiasaan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi cerminan kedisiplinan. Bangun pagi mengajarkan anak untuk menghargai waktu, yang merupakan modal utama dalam meraih kesuksesan.
2. Beribadah
Nilai spiritualitas menjadi pondasi moral anak. Melalui kebiasaan beribadah, anak-anak diajarkan untuk bersyukur, mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah, sekaligus memahami nilai-nilai kebaikan universal.
3. Berolahraga
Aktivitas fisik penting untuk membangun tubuh yang sehat dan pikiran yang segar. Dengan tubuh yang sehat, anak-anak akan lebih produktif dalam menjalani hari-harinya.
4. Gemar Belajar
Kebiasaan membaca dan belajar sejak dini menjadi kunci utama untuk membuka cakrawala ilmu pengetahuan. Ini tidak hanya melatih kecerdasan intelektual, tetapi juga meningkatkan daya kritis anak.
5. Makan Sehat dan Bergizi
Pola makan sehat mendukung tumbuh kembang yang optimal. Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan bergizi akan memiliki energi dan daya tahan tubuh yang baik.
6. Bermasyarakat
Interaksi sosial mengajarkan anak untuk peduli terhadap orang lain, bekerja sama, dan menghargai perbedaan. Inilah modal sosial yang penting di era globalisasi.
7. Tidur Cepat
Tidur yang cukup memastikan anak mendapatkan istirahat berkualitas, yang berpengaruh langsung pada kesehatan fisik dan mental mereka.
Kesuksesan program ini tak lepas dari peran aktif orang tua dan guru. Orang tua di rumah menjadi teladan pertama dalam membentuk kebiasaan positif, sementara guru di sekolah menjadi pendukung utama. Sebagai contoh, guru dapat memotivasi anak untuk bangun pagi dan beribadah sebelum memulai aktivitas belajar.
Abdul Mu’ti juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis rumah. Orang tua, sebagai pendidik utama di luar sekolah, diharapkan mampu menciptakan suasana mendidik yang menyenangkan sehingga anak merasa dihargai dan termotivasi untuk terus mengembangkan dirinya.
Mu’ti dengan tegas menyampaikan bahwa pendidikan karakter tidak boleh menjadi beban, tetapi harus menjadi pengalaman menyenangkan. Pendekatan yang menakutkan atau otoriter hanya akan menjauhkan anak-anak dari nilai-nilai yang hendak ditanamkan.
Misalnya, kebiasaan gemar belajar dapat dimulai dengan menyediakan bahan bacaan yang menarik sesuai usia anak, atau mengajarkan nilai bermasyarakat melalui permainan kelompok. Dengan demikian, kebiasaan positif tidak hanya ditanamkan, tetapi juga dipraktikkan dengan penuh antusiasme.
Visi besar program ini adalah menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan jiwa sosial yang tinggi. Kebiasaan baik yang dibangun sejak dini akan tumbuh menjadi karakter yang kokoh, yang pada akhirnya mendorong kemajuan peradaban bangsa.
Langkah konkret ini merupakan jawaban atas tantangan modernisasi yang sering kali menjauhkan anak-anak dari nilai-nilai luhur. Program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” mengajarkan kita bahwa pendidikan karakter bukanlah teori abstrak, melainkan tindakan nyata yang dapat membentuk masa depan bangsa.
Dengan dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga keluarga, harapannya kebiasaan positif ini akan menjadi identitas baru anak-anak Indonesia. Tidak hanya hebat dalam prestasi, tetapi juga menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.
Inilah saatnya Indonesia melangkah ke depan dengan generasi emas yang siap membawa perubahan positif di tingkat nasional maupun global. Program ini bukan sekadar harapan, tetapi langkah nyata menuju bangsa yang beradab dan bermartabat.