Aat S Safaat, Wartawan Lulusan HI Meliput Hutan dan Sawah

Publish

4 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
513
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Aat S Safaat, Wartawan Lulusan HI Meliput Hutan dan Sawah

Sebagai seorang yang belajar di Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI), Aat Surya Safaat (60) tentu menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Akan tetapi perjalanan hidup tidak ada yang tahu, Aat terpental dari lingkaran rumpun keilmuannya. Dia menjadi wartawan yang bertugas meliput tentang pertanian dan kehutanan.

Mengawali cerita aktivitas jurnalistiknya, sosok yang saat ini aktif menjadi Penguji Wartawan di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini menyampaikan, menulis dalam hidupnya telah dilakukan sejak masih aktif kuliah S1 HI di Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya. 

“Saya dulu masih kuliah aktif menulis di Harian Memorandum, dan itu media yang cocok untuk penulis muda. Ketika tulisan kita dimuat itu sebuah kebangaan, saat itu tulisan saya juga fokus tentang Hubungan Internasional. Saya juga menulis di Surabaya Post,” katanya.

Setelah menyelesaikan pendidikan HI di UNAIR pada 1986, Aat tidak langsung mendapat pekerjaan. Dia kembali ke kota kelahirannya – Pandeglang, Banten dan tetap menekuni dunia tulis menulis. 

Surat Lamaran Kerja dikirim ke beberapa perusahaan, namun belum ada panggilan. Selama menunggu panggilan itu, pria kelahiran 20 Desember 1963 ini rutin menulis untuk dikirim ke surat kabar Pikiran Rakyat Bandung.

Akhirnya panggilan yang dinanti datang, Aat diterima di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara. Dari 200 pelamar, setelah melalui beberapa tahap tes hanya 18 orang diterima dan Aat menjadi lulus dengan rangking nomor satu.

Meniti karir di LKBN Antara, Aat pada mulanya diposisikan sebagai wartawan yang meliput tentang kehutanan dan pertanian. Meski awalnya menolak, Aat harus menerima kenyataan sebagai wartawan kehutanan dan pertanian.

Penolakan yang dia lakukan tidak berlangsung lama, sebab dari sini dia mulai membuka jaringan lebih luas. Dia berkenalan dengan Menteri Kehutanan (Menhut) era Soeharto, Hasjrul Mustafa Kemaludin Harahap.

Bersama Menhut Harahap, Aat berkesempatan mengelilingi hamper seluruh kabupaten di Indonesia. Bahkan ketika ditugaskan meliput di tengah lebatnya hutan Kalimantan, dia tersesat dan hampir tidak tahu arah jalan pulang.

Tidak hanya itu, saat diwawancarai pada (3/3/2024) di Surabaya, Aat menceritakan ketika dirinya menjadi ‘wartawan hutan dan sawah’ sempat membuat heboh  Kementerian Kehutanan.

Bagaimana tidak, ditugasi Menhut Harahap meliput keberhasilan penanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) di sekitar Danau Toba, Aat justru mengimbangi liputannya dengan kejadian kebakaran hutan yang tidak jauh dari lokasi HTI secara tidak sengaja.

“Bagaimana kamu ini, saya biayai meliput hijaunya HTI di Toba, kok malah menulis berita tentang kebakaran hutan,” tutur Aat menirukan Pak Harahap saat memarahinya.

Aat menjelaskan, sebenarnya tidak hanya berita tentang kebakaran hutan saja yang dia tulis, tapi juga berita keberhasilan pemerintah dalam menanam HTI. Tapi media-media luar lebih banyak yang mengambil berita kebakaran hutan.

Jangan Sepelekan Kekuatan Doa

Dinamika sebagai ‘wartawan hutan dan sawah’ berhasil Aat lalui dengan baik. Harapannya menjadi wartawan lulusan HI yang ingin ditugaskan di luar negeri tetap ada. Ini menjadi doa yang dipanjatkan Aat sejak awal

Kali ini dia menanti kebaikan Tuhan untuk menjawab doanya yang satu lagi, yaitu menjadi wartawan yang ditugaskan ke luar negeri atau lebih tepatnya di New York, Amerika Serikat sebagai Kepala Perwakilan Kantor Berita Antara di sana.

Pada 1993 doa tersebut dikabulkan Tuhan, dia berangkat ke Amerika sebagai wartawan LKBN Antara yang bertugas meliput agenda-agenda persidangan di Markas Besar PBB, di New York.

Babak baru hidupnya dimulai dari sini – dari hutan dan sawah ke Amerika bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Sekjen PBB, dan tokoh-tokoh internasional lain. Pada kesempatan ini dia manfaatkan untuk membuka jaringan lebih luas.

Saat ini meski sudah tidak lagi menjadi wartawan aktif, Aat masih terus menelurkan karya. Dia menjadi Penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW), menjabat sebagai Staf Khusus Kemenparekraf, bahkan juga sering mengisi seminar publik speaking.

“Kuncinya dari semua itu adalah jangan sepelekan doa. Bangun dan rawat jejaring atau silaturahmi sebagai modal, serta menjadi insan yang memiliki gagasan dan cita-cita besar,” pesan Aat. (aan)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BOGOR, Suara Muhammadiyah - Mendapat undangan by WA oleh pimpinan ranting desa Cibadak atas rekomend....

Suara Muhammadiyah

9 October 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) berada di urutan palin....

Suara Muhammadiyah

15 July 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Yogyak....

Suara Muhammadiyah

20 November 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta melalui Majelis Pembin....

Suara Muhammadiyah

16 March 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Politeknik Muhammadiyah (PoltekMu) Makassar kembali mengukir prestasi....

Suara Muhammadiyah

16 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah