Abdul Mu’ti: Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang Mendunia

Publish

27 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
147
Abdul Mu’ti

Abdul Mu’ti

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah saat ini sudah bisa disebut sebagai organisasi Islam yang mendunia. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama, Muhammadiyah sejak tahun 2011 sudah menjadi anggota permanen dari konsultatif mamber of ECOSOC. Kedua, Muhammadiyah telah memiliki 30 cabang istimewa yang tersebar di 30 negara di 5 benua. Ketiga, Muhammadiyah juga telah banyak bermitra dengan lembaga-lembaga internasional, baik kemitraan yang bersifat kelembagaan maupun kemitraan yang bersifat institusional melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) seperti universitas, rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya. Hal ini disampaikan Abdul Mu’ti dalam Podcast Mitra Umat Islam Direktorat Penais Kementerian Agama.

Bukan hanya itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti pada sebuah podcast yang tayang pada Rabu, 26 Juni 2024 menjelaskan bahwa, Muhammadiyah juga telah memiliki sister organization yang beroperasi di beberapa negara. Berbeda dengan cabang istimewa yang SK dan badan hukumnya mengikuti Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Indonesia, badan hukum serta kepengurusan dari sister organization ini justru mengikuti peraturan dan ditetapkan oleh otoritas negara setempat. 

Dalam hal ini Mu’ti menegaskan, hubungan antara Muhammadiyah dengan sister organization ini tidak dapat dikesampingkan. Meski secara struktural tak terkait dengan persyarikatan, namun keduanya terafiliasi secara ideologi. Sebagaimana Muhammadiyah Singapura yang secara badan hukum berdiri sendiri, namun secara ideologi berada dalam satu ikatan dengan persyarikatan Muhammadiyah. 

“Selain Muhammadiyah Singapura, ada juga Muhammadiyah Kamboja. Di Malaysia ada dua, ada yang cabang istimewa dan ada juga yang sister organization. Yang cabang istimewa Alhamdulillah berdiri di hampir semua kerajaan di Malaysia, yang sister organization berdiri di Pineng Malaysia, begitu pula Thailand,” ujarnya. 

Mu’ti menambahkan, keberadaan Muhammadiyah di beberapa negara seperti Jerman, Amerika Serikat, Jepang dan Australia, keempatnya memiliki status ganda. Selain memiliki SK dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga memiliki badan hukum yang diperoleh dari otoritas negara setempat. 

“Jadi kalau saya sebut Muhammadiyah ini sudah layak disebut sebagai gerakan Islam dunia, dari beberapa parameter itulah kita bisa mengatakan bahwa diaspora Muhammadiyah telah tersebar di seluruh penjuru dunia,” tegasnya. 

Upaya tersebut tentu sejalan tema besar Muktamar Muhammadiyah Surakarta “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”. Yang mana hal ini sejak Muktamar Muhammadiyah Yogyakarta 2010 terus diperkuat dan menjadi misi besar Muhammadiyah untuk menyebarluaskan Islam rahmatan lil alamin. 

Peran yang saat ini juga banyak dilakukan Muhammadiyah adalah peran di bidang kemanusiaan universal melalui MDMC, sebuah lembaga kebencanaan yang berada langsung di bawah Muhammadiyah. 

Untuk memperteguh posisinya di ranah global, Muhammadiyah berupaya menterjemahkan dokumen resminya ke dalam bahasa Inggris dan Arab. Hal ini dilakukan agar masyarakat dunia semakin memahami paham keagamaan ala Muhammadiyah. Dan dari beberapa dokumen yang diterjemahkan tersebut mendapatkan sambutan besar dari masyarakat, khususnya yang terkait dengan posisi Muhammadiyah pada isu-isu global. “Tentu ini menjadi bagian dari upaya Muhammadiyah mensosialisasikan paham keagamaannya ke masyarakat luas,” ujarnya. 

Untuk mencapai capaian yang luar biasa dalam menginternasionalisasikan gerakan Muhammadiyah, Mu’ti menyampaikan 5 kunci atau kiat. Pertama, manhaj, yaitu paham keagamaan Muhammadiyah. Kedua, man power, yaitu kekuatan sember daya manusia. Ketiga, manajemen, dimana pengelolaan Muhammadiyah setara dengan pengelolaan negara melalui berbagai pedoman resmi yang ada. Keempat, mengembangkan kultur meritokratik. Yang mana Muhammadiyah dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siapa pun dapat berperan di organisasi dengan catatan memiliki integritas dan kempetensi. Kelima, mutualistik partnership, kemitraan yang bersifat saling menguntungkan dengan berbagai lembaga. 

“Muhammadiyah ini bisa berkerjasama dengan lembaga manapun, dengan berbagai organisasi, terutama ketika ada kesamaan visi dalam isu-isu tertentu,” ujar Mu’ti. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar meraih prestasi membangga....

Suara Muhammadiyah

21 February 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah – Kepala Sekolah penggerak SD Muhammadiyah 1 Solo Sri Sayekti, menyam....

Suara Muhammadiyah

20 April 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Puthut Ardianto, S.Pd., M.Pd Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa (FP....

Suara Muhammadiyah

3 April 2024

Berita

KUPANG, Suara Muhammadiyah - Mutu dan kualitas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sa....

Suara Muhammadiyah

4 October 2023

Berita

KLATEN, Suara Muhammadiyah - Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Klaten menggelar Rapat Koordinasi Daerah ....

Suara Muhammadiyah

9 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah