KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka penguatan pengimplementasian program pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), MIM Digdaya Bolon adakan Workshop Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam rangka mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah (Sabtu, 13/01/2024)
Profil Pelajar Pancasila merupakan panduan yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia yang mencakup karakter yang diharapkan pada seorang pelajar berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Profil tersebut mencakup aspek beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis serta kreatif yang diimplementasikan melalui kegiatan kokulikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi.
Dalam penyusunan rancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar atau permasalahan di lingkungan satuan pendidikan, sehingga peserta didik diberikan kesempatan untuk ‘mengalami pengetahuan’ sebagaimana ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa anak-anak seyogyanya didekatkan pada kehidupan rakyat agar tidak hanya memiliki pengetahuan saja, namun bisa mengalaminya sendiri.
Esti Ambarwati, S. Pd selaku narasumber 1 workshop juga menyampaikan tentang rancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat setempat atau permasalahan di sekolah masing-masing.
“Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dirancang oleh Kepala Sekolah, Tim Kurikulum dan Guru Kelas dengan mengangkat kearifan lokal masyarakat setempat atau berbasis permasalahan yang ada di sekolah masing-masing, sehingga nanti peserta didik dapat langsung merasakan pengalaman pengetahuannya secara langsung.” Ujarnya
Retno Indriyanti, S. Pd selaku narasumber 2 juga menghimbau tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) jangan sampai membebani sekolah dan guru dalam implementasinya.
“Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) jangan sampai menjadi beban sekolah, karena dalam prosesnya mengangkat tinggi-tinggi kemerdekaan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah dan guru, sehingga sangat wajar setiap sekolah memiliki ciri khas masing-masing dalam perencanaannya.” Ujarnya
Imbuhnya yang terpenting yaitu pembuatan rancangan alur dari awal sampai akhir Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Poin penting dalam perencanaan projek tersebut adalah pembuatan alur dari awal sampai akhir, sehingga nanti sudah siap ketika akan menggelar karya, dipresentasikan atau sekedar dilaporkan ke wali murid masing-masing.”
Beliau juga turut membagikan pengalaman ketika mencoba untuk beradaptasi dengan kurikulum merdeka yang mengangkat tentang P5
“Ini memang menjadi kendala kita sebagai sekolah swasta ketika perubahan kurikulum oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sedangkan sekolah swasta kebanyakan berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag), dan rata-rata penyesuaian perubahan yang dilakukan memakan waktu cukup lama.” Pungkasnya.
Pipin Indriana, S. Pd., Gr selaku perwakilan Madrasah menyampaikan sangat berharap workshop ini mampu menciptakan guru-guru yang dapat merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sesuai dengan yang diharapkan.
“Saya berharap dengan diadakannya workshop ini dapat meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sesuai yang diharapkan, sehingga MIM Digdaya Bolon dapat terus beradaptasi dengan kebijakan kurikulum merdeka yang terbaru.” Ujarnya.
Pasca pelaksanaan workshop tersebut, Tim Kurikulum MIM Digdaya Bolon akan mengusahakan terbentuknya Tim P5 yang bertugas untuk meninjau, merancang dan menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sehingga akan membantu pelaksanaannya nanti. (Achmad Mahbuby/Humas)