DEPOK, Suara Muhammadiyah — Eco Bhinneka Muhammadiyah kembali menggelar kegiatan silaturahmi pengelolaan sampah di wilayah Bedahan, Depok, pada Sabtu 24 Mei 2025 bertempatan di TK & PG Aisyiyah Bustanul Athfal 9 Sukmajaya Depok. Agenda pertemuan ini adalah sharing praktik baik dan tantangan pengelolaan sampah melalui Gerakan Shadaqah Sampah yang telah dijalankan oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Depok, Jawa Barat.
Peserta kegiatan ini terdiri dari 15 orang yang merupakan perwakilan dari tiga shadaqah sampah di wilayah Bedahan, yakni PCA Sukmajaya, PCA Bojongsari, PCA Bedahan, dan PCA Sawangan Utara, serta tim Eco Bhinneka Muhammadiyah dan mitra pendukung lainnya.
Kegiatan silaturahmi ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan kedua sebelumnya, sekaligus menjadi ruang refleksi dan berbagi praktik baik sekaligus merancang langkah kolaboratif ke depan dalam pengelolaan sampah komunitas.
Siti Wastiyah, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PDA Depok, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini memberikan manfaat tidak hanya bagi ‘Aisyiyah, namun juga masyarakat Depok. “Masalah sampah menjadi perhatian utama Walikota baru, dan kami berharap terjalin kolaborasi dalam mengatasi persoalan ini. Sampah adalah masalah serius, bahkan diperkirakan pada 2045 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak akan tersedia lagi. Oleh sebab itu, pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah masing-masing,” ujarnya.
Hening Parlan, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, menambahkan bahwa kegiatan silaurahmi ini menjadi pondasi tumbuhnya semangat kebersamaan dan gerakan nyata. “Program Eco Bhinneka yang kami jalankan berada di bawah naungan Muhammadiyah, digerakkan anak muda yang fokus pada peace building. Kami berupaya menghadirkan solusi sosial sekaligus ekonomi dari pengelolaan sampah. Produk hasil pengelolaan sampah, bahkan dari sampah makanan, memiliki nilai jual tinggi jika dikelola secara serius dan sistematis,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Eco Bhinneka Muhammadiyah berkomitmen menyemangati ibu-ibu (‘Aisyiyah Depok) untuk tumbuh dan bergerak bersama. “Ke depan, kami berharap bisa memperluas jaringan dan sinergi dengan pemerintah setempat,” imbuh Hening.
Sementara itu, Eka Wijayanti, perwakilan Mitra program ini, mengatakan bahwa setiap pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan dari pelaksanakan kegiatan bisa sangat berharga untuk dibagikan dan menjadi inspirasi daerah lain. “Saya berharap melalui diskusi ini kita bisa saling menguatkan dan membangun gerakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Pengelolaan sampah berbasis komunitas menjadi kunci penting untuk memperkuat jejaring dan menumbuhkan praktik hidup berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, bank sampah yang digerakkan masyarakat tidak hanya menjadi sarana pengelolaan limbah, tetapi juga wadah mempererat hubungan lintas komunitas.
Dalam sesi sharing, berbagai praktik baik dari bank sampah di Bedahan dipaparkan, mulai dari pengumpulan minyak jelantah, budidaya maggot, daur ulang kain perca, produksi sabun eco enzym, hingga pembuatan produk bernilai ekonomi dari sampah. Meski masih dihadapkan pada berbagai tantangan seperti pencatatan administrasi dan distribusi produk, para pelaku optimis bahwa dengan gotong royong dan konsistensi, gerakan ini akan terus berkembang.
Rencana tindak lanjut difokuskan pada asesmen potensi tiap ranting ‘Aisyiyah, pelatihan administrasi, serta memperluas jaringan dengan cabang pengelola sampah lain. Eco Bhinneka Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mendampingi dan memfasilitasi komunitas agar gerakan shadaqah sampah bisa tumbuh kuat dan berkelanjutan. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga memperkuat ekonomi dan solidaritas sosial masyarakat. (diko)