YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Telah tersebar di 12 kabupaten dan kota, Pimpinan Pusat Aisyiyah berkomitmen untuk kembali memperluas, memperkuat, serta melakukan pengembangan terhadap Unit Layanan Disabilitas (ULD) di seluruh wilayah di Indonesia (9/5).
Acara yang dikemas dalam bentuk webinar tersebut mengangkat tema Pengembangan Unit Layanan Disabilitas Pendidikan dan Sinergi Multi Pihak Dalam Penerapan Pendidikan Inklusif.
Berlangsung di kantor Pimpinan Pusat Aisyiyah, Koordinator Program Inklusi Aisyiyah Tri Hastuti menyambut baik kegiatan tersebut dengan mengajak semua pihak melakukan sinergi. Hal ini dinilai penting karena sejalan dengan DNA dan visi perjuangan Aisyiyah untuk selalu berpihak kepada masyarakat marjinal.
Di samping itu, masih banyaknya kelompok masyarakat, hingga anak yang berkebutuhan khusus, hal ini mendorong Aisyiyah untuk melakukan pengembangan ULD, baik dari segi program maupun sarana prasarana.
"Kita perlu untuk melakukan sinergi, karena belum semua kabupaten dan kota memiliki layanan disabilitas yang layak dan berkualitas, khususnya di sektor pendidikan," tegas Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah tersebut.
Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Muktiono Waspodo dalam sambutannya mendukung penuh apa yang dilakukan Aisyiyah melalui program inklusinya. Menurutnya, pendidikan yang bermutu adalah hak seluruh warga negara dan menjadi kunci utama pembangunan bangsa, tak terkecuali bagi mereka yang berkebutuhan khusus.
Sebagaimana hal ini telah tertuang di dalam amanat konstitusi, serta diperkuat melalui program pemerintah melalui Asta Cita yang salah satunya memperkuat SDM bangsa.
"Harapannya, Pimpinan Pusat Aisyiyah dapat memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah di berbagai level. Kemudian juga menyusun strategi dalam penyediaan akomodasi yang layak, berkualitas, Inklusif, dan adaptif," ujarnya.
Aris Widodo menegaskan, ULD didirikan untuk 3 tujuan utama. Pertama, memberikan kesempatan dalam memperoleh layanan pendidikan sebagai warga negara. Kedua, memberikan akses dan layanan pendidikan yang bermutu. Ketiga, mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang saling menghargai.
Untuk melaksanakan pendidikan inklusi, menurutnya, setiap orang harus memahami paradigma pendidikan inklusi dengan cara menguasai konsep pendidikan inklusi, mengetahui cara pelaksanaan pendidikan inklusi, dan yang terakhir memiliki komitmen yang besar. (diko)