YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam bulan Ramadhan, banyak sekali hal-hal yang dapat ditemukan, salah satunya kajian Islami. Ramadhan Di Kampus UAD menyajikan beragam kajian di Masjid Islamic Center UAD. terkhusus pada kajian Jelang berbuka puasa yang mengusung tema Unifikasi Iman dan Akal. Tentu tema ini menarik untuk dikaji bersama para ahli. Dan pada kali ini, Rabu (5/3) kajian jelang berbuka yang ke-5 ini disampaikan oleh Ust.Erik Tauvani Somae, S.H.I, M.H. seorang Dosen LPSI UAD dan Anggota MPKSDI PP Muhammadiyah dengan membawakan materi “Akidah sebagai Ruh Unifikasi Ilmu”.
Erik mengenalkan bahwa unifikasi ilmu merupakan satu paradigma (cara pandang) berbagai ilmu itu satu kesatuan yang tidak terpisah. Maksudnya apapun ilmunya selagi bermanfaat, ilmu tersebut bisa menjadi perantara untuk mencapai kejayaan di akhirat.
“Karena semua ilmu itu mulia, maka antar bidang keilmuan mestinya saling berkolaborasi atau mengisi, karena dengan itu ada kebaharuan-kebaharuan manfaat yang lebih besar. Contoh pada pandemi covid 19, kalau kita masih beranggapan pemisahan ilmu agama dan umum, ketika berhadapan covid 19 maka tidak akan berdaya. Adanya social distancing itu dari ilmu kedokteran, itulah butuh namanya unifikasi bahwa ilmu itu terintegrasi dan terinterkoneksi” Terangnya.
Erik mengingatkan kepada para mahasiswa yang beragam prodi selain Agama Islam itu saling membutuhkan satu dengan lainnya, tidak ada lagi ilmu a di atas ilmu b. Semua ilmu itu sama, selagi ilmu tersebut bermanfaat dan itu yang termasuk dibawa mati nilainya.
إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya:
“Ketika seseorang meninggal dunia, amal perbuatannya terputus, kecuali dari tiga hal: sedekah yang terus mengalir manfaatnya, ilmu yang memberikan manfaat, atau anak yang saleh yang senantiasa mendoakannya.” (HR Muslim).
Ketika semua ilmu terunifikasi dan saling membutuhkan atau kolaborasi, maka pondasinya sebagai umat Islam adalah tauhid. Secara ketuhanan, Erik menyampaikan bahwa tauhid merupakan keyakinan dan kesaksian bahwa “tidak ada tuhan selain Allah”. lalu secara kemanusiaan, bertauhid artinya menegakkan keadilan, kebenaran dan kebaikan, kedamaian, kemaslahatan dan kesejahteraan.
Bertauhid tidak hanya mengucapkan kalimat Laa ilaaha Illallah, tetapi juga harus terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau kita mengaku sebagai umat yang bertauhid mengucapkan laa ilaaha illallah dengan keyakinan bahwa tidak ada tuhan selain Allah tetapi hanya berhenti di lisan sementara sifat Allah tidak kita temukan di kehidupan kita maka tauhidnya tidak fungsional.” Jelasnya.
Erik mengingatkan bahwa bertauhid kepada Allah itu antara lain Allah maha teliti, sehingga ketelitian itu menjadi paradigma kita dalam bidang keilmuan (Q.S. Al-Mujadillah ayat 11). Orang yang teliti artinya dia berusaha membumikan tauhid. Kemudian jika ingin naik derajatnya di dunia maka kuasai ilmu. Jika orang tidak beriman pun tapi berilmu pasti dihormati.
“Jika anda berhadapan orang yang bergelar pasti berbeda kehormatannya, pasti kita tau banyak profesor doktor yang tidak beriman tapi dihormati di seluruh dunia itu karena ilmu,” terangnya.
Dia memberikan contoh-contoh ilmuwan yang tidak beriman tapi berilmu dan di hormati oleh orang di seluruh dunia dan dimanfaatkan oleh umat Islam seperti lampu, handphone dll. Erik mengajak para jamaah untuk menjadi seorang yang berilmu sampai bisa ke luar negeri. Mengutip perkataan Buya Hamka:
“Katak dalam temurung menyangka bahwa tempurungnya itu langit. Jadi dikira sudah luas. Maka pecahlah tempurung itu anda akan baru tahu bahwa dunia luas sekali banyak binatang selain kura-kura”.
Buya Yunahar Ilyas mengatakan, “Tema pokok dalam iman adalah ajaran tauhid, yaitu mengesakan Allah. maka iman diidentikkan juga dengan istilah tauhid.”
Erik menceritakan bahwa tentang tauhid tidak akan pernah selesai pembahasannya tentang Allah di mana? Arsy itu seperti apa? Dan lain sebagainya maka ini disebut dengan ilmu Kalam. Ismal R Al-Faruqi mengatakan, “Tauhid menempati posisi sentral dalam setiap kedudukan, tindakan dan pemikiran setiap muslim.” Lalu diperkuat oleh Muhammad Iqbal seorang pemikir dari Pakistan walaupun ketika Pakistan berdiri Iqbal meninggal dunia, dia berkata “Tauhid merupakan doktrin sentral dalam Islam atau dengan ungkapan lain intisari agama”.
Lalu dilanjut dari Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yaitu Dr. Hamim Ilyas mengatakan, Secara operasional, ajaran tauhid merupakan sistem kepercayaan etis yaitu sistem kepercayaan tentang yang wajib dipercayai (Allah swt) sekaligus mewujudkan hidup baik (hayah Thayyibah) dengan kriteria: sejahtera, damai dan bahagia.”
Muhammad Amin Abdullah mengatakan, “Tauhid tidak hanya dalam aspek teologis atau akidah dalam pendekatan teks semata. Nilai-nilai tauhid akan berfungsi jika masuk pada wilayah kemanusiaan universal, termasuk melalui aktivitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.”
Erik sampaikan tauhid dalam lingkungan kampus itu setidak-tidaknya dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan masing-masing melaksanakan tugas pokok fungsi tanggung jawabnya untuk memajukan kampus, persyarikatan, umat dan bangsa. Sehingga tidak berpikir untuk dirinya sendiri dan tidak keluar dari tugas pokok dan fungsi.
Seluruh aktivitas itu dilandasi pada penghayatan tauhid dengan keyakinan bahwa manusia diciptakan oleh yang Maha Esa sebagai abdun di satu sisi dan khalifatu fi al-ardh di sisi yang lain. Abdun memiliki fungsi kehambaan bahwa segala perbuatan itu dilakukan semata-mata untuk beribadah kepadaNya, sedangkan khalifatu fi al-ardh (Khalifah) memiliki fungsi pengelolaan dunia untuk mewujudkan hayah thayyibah.
Erik menutupi dengan berpesan kepada para jamaah untuk menanamkan tauhid yang kokoh dan benar. Bayani diperkuat lalu Burhani atau akal dengan dipahami secara kritikal, ilmu pengetahuan, sains dan teknologi tetapi juga tetap bisa bijaksana (irfani), sehingga Bayani Burhani Irfani menjadi satu kesatuan dalam bahasa yang disebutkan Erik yaitu Iman, Ilmu dan Amal dalam satu tarikan napas.