YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 11 santri Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogykarta dikukuhkan menjadi Kader Anak Panah yang akan diterjunkan ke Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumatera Barat, Rabu (6/3). 11 santri yang terdiri dari berbagai latar daerah berbeda itu akan diberangkatkan dari Yogyakarta menuju Sumpur Kudus pada malam harinya melalui jalur darat dengan perkiraan waktu perjalanan 3 hari 2 malam.
Bertempat di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, acara pengukuhan Kader Anak Panah dihadiri oleh Ketua Majelis Pembinaan Kader Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan, Sekretaris MPKSDI PP Azaki Khoirudin, Wakil Sekretaris MPKSDI PP Dzar Al-Banna, Ketua Yayasan Anak Panah Erik Tauvani Somae, Staf Urusan Perkaderan Fikri Wildan Nasution, Pembimbing Kader Anak Panah, Jejaring Anak Panah dan 11 kader yang akan dilesatkan.
Pada sambutannya, pihak Mu’allimin yang diwakili oleh Staf Perkaderan Fikri Wildan Nasution menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan Mu’allimin sebagai lembaga pendidikan dengan kampung halaman Buya Syafii Maarif yang pernah mengeyam pendidikan di Mu’allimin. Selain mendekatkan secara fisik, Mu’allimin ingin lebih dekat lagi secara pemikiran dan gagasan pada seorang Buya Syafii sebagai tokoh bangsa yang disegani karena pemikiran, gagasan dan kesederhanaannya. Sehingga pada nantinya akan lahir Buya Syafii yang baru dari Kader Anak Panah yang akan dilesatkan.
Sebagai yayasan yang menaungi kegiatan ini, Yayasan Anak Panah membantu mengakomodasi kegiatan pemberangkatan sampai pada kegiatan di masyarakat Sumpur Kudus dengan harapan agar kader fokus pada kegiatan pengabdiannya pada masyarakat. Ketua Yayasan Anak Panah, Erik Tauvani menegaskan kepada kader untuk mencari pengalaman bermasyarakat seluas-luasnya. “Pengalaman yang didapatkan kemudian harus dituliskan agar menjadi produk yang nantinya akan bisa dikenang, tidak akan hilang dan bisa kalian jadikan bahan pelajaran untuk pengabdian berikutnya,” sambung Erik pada sambutannya.
Ketua MPKSDI PP Bachtiar Dwi Kurniawan menyampaikan dalam sambutannya kepada kader untuk ikhlas dalam mengabdi kepada masyarakat dan tidak hitung-hitungan dalam beribadah. “Jangan transaksional kalau mau ibadah, harus ikhlas, kalau bisa berlomba-lomba dalam kebaikan mengabdi di masyarakat,” sambungnya.
Selain itu, Bachtiar menegaskan pentingnya penguasaan materi dan mental. “Dalam eksekusinya, kalian akan disajikan kultur masyarakat yang berbeda, bahkan kadang sesuai dengan kita, disitulah tantangan yang kalian hadapi dan disitulah materi dan mental kalian diuji,” pungkasnya.
Kader Anak Panah tersebut akan disebar ke beberapa tempat di Sumpur Kudus untuk mengabdi kepada masyarakat selama bulan Ramadan. Kegiatan yang akan dilakukan antara lain membantu kegitan ibadah Ramadan seperti mengurus masjid, menjadi imam, muadzin, mengajar TPA ataupun mengisi ceramah Ramadan di masjid atau di tempat sekitar.
Selain kegiatan ibadah, Kader Anak Panah bisa dilibatkan dalam kegiatan mengajar di sekolah. Diharapkan terjadi interaksi dan transfer keilmuan antara kader dengan siswa-siswa di sekolah tersebut. Berbagai bidang keilmuan seperti keagamaan, bahasa, sains, beladiri, dan lain-lain dapat dimaksimalkan untuk kemaslahatan bersama.
Lewat kegitan Anak Panah Ramadan ini, harapannya adalah akan lahir kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa yang muncul dari kader-kader Anak Panah. Lahir kembali Buya Syafii yang baru sebagai seorang negarawan yang hidupnya dihabiskan untuk kebaikan bangsa. Lahir kembali seorang negarawan yang memiliki pemikiran yang luas namun memilih dengan hidup kesederhanaan. (Erick)