JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kasus judi online (judol) makin menggurita di tengah kehidupan modern saat ini. Apalagi, para pejabat negara justru melakukannya tanpa merasa alpa sedikit pun. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas merasa prihatin melihat kasus tersebut. Ia berharap agar kasus serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
“Kita berharap supaya yang namanya praktik judol ini betul-betul bisa dihentikan,” ujarnya pada Sabtu (9/11) di Dialektika TvMu bertajuk “Bongkar Bandar Judi, Berani Tidak.”
Anwar menyoroti pelaku judol yang mendominasi masyarakat kalangan ke bawah. Menurutnya, hal ini menjadi permasalahan yang serius karena dapat memperburuk kondisi perekonomian dan kehidupan sosial.
“Kita tahu bahwasanya keadaan ekonomi mereka sudah jelas sangat belum sejahtera. Seandainya mereka terlibat dalam praktik judol seperti itu, tentu saja akan berpengaruh terhadap keuangan keluarga,” sebutnya.
Pada saat yang sama, Anwar menyebut, secara psikologis, para pelaku praktik judol sangat sulit terbebas dari cengkeramannya. Baginya, semua ini terjadi karena mereka sudah kecanduan. Tak ayal, mereka secara terus-menerus bakal keseringan melakukan perbuatan negatif tersebut.
“Mereka yang sudah pernah merasakan menang, tentu akan merasa senang. Dan rasa senang seperti itu akan mendorong mereka untuk berketerusan terlibat dalam praktik judol. Kalau sudah kecanduan untuk menyembuhkan juga tidak mudah. Kita berharap mereka yang sudah kecanduan judol, supaya bisa membuka diri sehingga secara bersama-sama bisa membantu dan mendorong mereka dari masalah yang dihadapi,” ucapnya.
Di sisi lain, Anwar mengatakan, praktik judol ini dikelola oleh pihak asing. Dana yang terhimpun mengalir ke luar negeri. Dana itu sangat besar seharusnya berada di masyarakat.
“Akibatnya masyarakat kita di dalam negeri juga tidak mendapatkan manfaat dari uang yang ada. Tapi meskipun ada manfaat dari judol ini, dalam agama Islam dikatakan mudaratnya jauh lebih besar daripada manfaatnya,” tegasnya.
Anwar mengeaskan dan penuh harapan agar praktik judol ini dapat dihentikan di Indonesia. Karena itu, Ia mendorong agar seluruh pihak terkait berkolaborasi untuk memberantas praktik judol ini.
“Sebagai orang yang beragama, kita sebagai bangsa yang berketuhanan, maka sebaiknya kita betul-betul bisa menghentikan praktik judol ini. Kita menghimbau kepada pemerintah dan masyarakat luas supaya sama-sama berupaya mengawasi praktik judol ini,” tandasnya. (Lika/Cris)