BANTUL, Suara Muhammadiyah – Dewan Pengawas Syariah Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ari Anshori menegaskan, Islam merupakan agama paripurna yang mengajarkan umatnya untuk menjalankan kehidupan di muka bumi. Agama Islam menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai panduan bagi umat Muslim.
“Al-Qur'an adalah kitab suci yang menjadi pedoman utama dalam menjalani kehidupan. Al-Qur'an merupakan wahyu yang sempurna. Sementara, fungsi As-Sunnah adalah menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang bersifat global,” terangnya saat Kajian SDM Session 3 di kediaman Ketua PWM DIY Ikhwan Ahada, Kasihan, Bantul, Rabu (19/2).
Menurut Ari, secara isi, pesan, dan esensi hamparan ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an saling berjalin-berkelindan. Dicontohkan menukil Qs al-Fatihah [1] ayat 5 dan Qs al-Baqarah [2] ayat 2.
“Kalau al-Fatihah itu mengarah pada permohonan petunjuk jalan yang lurus. Nah, surat ini memiliki keterkaitan dengan al-Baqarahnya, bahwa petunjuk yang lurus itu berupa Kitab (Al-Qur’an) yang tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” ungkapnya.
Lalu Qs al-Maidah [5] ayat 110 bertalian dengan Qs Maryam [19] ayat 29-30. Dalam QS. Maryam ayat 16-33, dijelaskan mengenai kisah Maryam binti Imran dan kelahiran Nabi Isa.
“Sedangkan dalam Surah Al-Ma’idah ayat 110 mengingatkan kembali nikmat yang Allah berikan kepada Maryam, sekaligus mukjizat Nabi Isa AS,” bebernya.
Lebih lanjut, korelasi antara Qs Ta-ha [20] ayat 2-6 dengan Qs Ya-Sin [36] ayat 2-7. Kedua ayat ini sama-sama menguraikan substansi hal ihwal Al-Qur’an. Dan Qs al-Hijr [15] ayat 87 serta Qs ar-Ra’d [13] ayat 31, yang sama-sama mengingatkan seputar Al-Qur’an.
“Kita bisa melihat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an saling berkaitan. Dalinya sangat banyak ditemukan, ada di Qs al-Isra’ [17] ayat 9, Qs al-Isra’ [17] ayat 88, dan Qs al-Qamar [54] ayat 31,” ujarnya.
Di situlah, sambung Ari, kontemplasi untuk mendalami esensi lebih membumi kandungan Al-Qur’an. Dengan menggunakan akal, sebagaimana telah diberikan oleh Allah SwT, niscaya menghadirkan pencerahan.
“Allah SWT memberikan akal kepada manusia agar mampu merenungi, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajaran-Nya. Akal digunakan untuk menggali hikmah dari Al-Qur'an dan As-Sunnah,” tegasnya.
Bilamana hal tersebut dilakukan, akan ditemukan kekayaan khazanah lebih luas lagi spektrumnya terhadap Al-Qur’an. Disebutkan Al-Qur’an itu sejak awal membahas teori Big-Bang (Qs al-Anbiya’ l21] ayat 30.
“Ayat ini sesuai teori Big Bang, yang mengatakan alam semesta dulunya kesatuan sebelum berkembang,” ucapnya.
Lalu merujuk Qs an-Naba’ [78] ayat 6-7, bahwa gunung sebagai pasak. Menurut Ari, redaksi surat ini sesuai ilmu geologi yang menemukan bahwa gunung memiliki akar seperti pasak.
“Yang membantu menstabilkan kerak bumi,” timpalnya.
Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020 itu menyimpulkan Al-Qur'an adalah pedoman hidup yang sempurna. As-Sunnah adalah penjelas dari Al-Qur'an dan memberikan contoh aplikatif. Akal sehat adalah alat berpikir untuk memahami wahyu dengan benar.
“Ketiganya harus digunakan secara bersamaan untuk mencapai pemahaman Islam yang komprehensif,” tandasnya. (Cris)