SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Solo menggelar seminar bertema Masa Depan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta pada Kamis (6/6) di Balai Muhammadiyah Kota Solo. Seminar menghadirkan narasumber Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Solo Ibrahim Fatwa Wijaya, P.hD.; Komisaris Geprek Group, Kusnadi Ikhwani, M.M.; Ketua HIPMI Solo, Respati Ardi, S.H., M.H.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Solo, Andi Tri Prasetyo saat sambutan acara menekankan penting berdiskusi tentang ekonomi dalam membangun peradaban. Menurutnya berbicara tentang sektor ekonomi tidak lepas dari peradaban umat manusia sejak awal hingga sekarang. Hal itu karena ekonomi berbicara bagaimana manusia bertahan hidup.
“Muhammadiyah sangat memahami hubungan erat antara dakwah dan ekonomi. Muhammadiyah menekankan pentingnya amal usaha untuk mendukung pergerakan dan dakwah baik tingkat ranting hingga nasional. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika hijrah ke Madinah. Rasulullah membangun masjid dan pasar umat muslim sebagai langkah awal,” jelasnya.
Sebagai pembicara pertama, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Solo, Ibrahim Fatwa Wijaya, P.hD mengupas pentingnya prinsip ekonomi syaraiah dalam pembangunan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Ibrahim menjelaskan tentang ekonomi kreatif, akses permodalan, dan bagaimana peran trust amanah.
“Ekonomi kreatif memiliki potensi yang sangat besar. Tahun 2017-2018 bisa menggerakkan seribu triliun dan bisa menggerakkan jutaan pelaku bisnis ekonomi kreatif. Namun, kalua kita baca di literatur atau hasil penelitian ternyata banyak aktor pelaku industri kreatif masih kesulitan dalam mengakses permodalan. Survei BPS disebutkan bahwa baru sekitar 12 persen aktor bisnis di bidang ekonomi kreatif yang bisa dapat permodalan dari perbankan. Hal itu karena banyak kendala ketidakadanya jaminan dan bunga margin sangat tinggi,” ungkapnya.
Ibrahim Fatwa Wijaya memberikan terobosan dengan peran trust amanah. Menurutnya trust amanah ini bisa meminimalisir jaminan dan menurunkan suku bunga. Selain itu, bisa meningkatkan pembiayaan yang bisa diakses para aktor industri kreatif.
“Menjadi sangat penting peran trust amanah ini. Pelaku aktor bisnis di industry kreatif semakin dipercaya. Syarat trust Amanah ada dalam Islam yaitu Al Quran surat 28 ayat 26, kisah Nabi Musa. Seseorang bisa trust amanah itu harus mampu menunjukkan integritas atau kebaikan hati dan skill,” jelasnya.
Komisaris Geprek Group, Kusnadi Ikhwani mengajak kepada peserta seminar jika ingin menjadi pengusaha yang sukses harus kuat iman dan memulai dari masjid. Ia mencontohkan Masjid Al Falah yang dikelolanya mampu menghasilkan infak sampai 753 juta dan pegawai 30 orang full timer.
“Saatnya masjid diurus dengan serius karena masjid tempat keberkahan. Masjid Al Falah dikelola dengan professional. Mari anak-anak muda memberikan perubahan secara ekonomi agar umat Islam kuat,” jelasnya.
Kusnadi menambahkan pengelolaan masjid secara professional memberikan dampak memakmurkan jamaah. Mulai dari membangun organisasi, kompeten, dan profesional maka insyallah kepercayaan jamaah meningkat dan masjid makmur.
“Takmir masjid full timer dan kompeten di bidangnya. Takmir masjid memiliki kemampuan manajerial, khotib publik speaking bagus, muadzin suara bagus. Membangun organisasi dan visi secara pelan dan bertahap maka masjid akan Makmur dan bisa memakmurkan jamaah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua HIPMI Solo, Respati Ardi, S.H., M.H. berbagi pandangan tentang bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Ia mencontohkan riil ekonomi kreatif di Solo adalah warung Madura. Menurutnya warung Madura mempunya ciri khas display keren dan pelayanan 24 jam. “Surakarta dalam pembangunan infrastruktur sudah mencukupi. Ke depan anggaran infrastrutkur dialihkan ke pembangunan sumber daya manusia dan tenaga pendidik. Hal itu agar lebih kompetitif dan kreatif,” jelasnya.
Rektor Unsa Astrid Widayani, Astrid Widayani yang hadir dalam acara seminar tersebut mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Pemuda Muhammadiyah Solo yang membahas ekonomi kreatif. Menurutnya tema pembahasan sangat menarik. Era sekarang perlu sekali yang namanya inovasi anggaran sehingga menggerakkan pertumbuhan kota.
“Ekraf (ekonomi kreatif) selama ini melihatnya hanya dari satu sisi saja yaitu produk. Padahal di Solo ini banyak sekali jasa ada UMKM, indutsri yang ada dalam ekraf. Sebaiknya perlu digalakkan secara optimal. Melalui kegiatan ini bisa lebih optimal lagi dan melihat dari prespektif yang lain,” jelasnya saat menghadiri acara seminar. (aryanto/diko)