SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Baitul Arqam Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngagel Kota Surabaya Jawa Timur ini rasa Baitul Arqam Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebab narasumber berskala nasional.
Baitul Arqam Ramadhan1445 H diikuti 430 peserta Guru dan Tenaga Kependidikan dari sekolah Muhammadiyah di wilayah Muhammadiyah Cabang Ngagel, yaitu SD Muhammadiyah 4 (Mudipat), SD Muhammadiyah 16, SMP Muhammadiyah 5 (Spemma), dan SMU Muhammadiyah 2 (Smamda), Sabtu-Ahad (30-31/3/2024).
Selama dua hari peserta akan mendapat beberapa materi tentang pemantapan iman, Al Islam dan Kemuhammadiyahan, dan materi bergizi lainnya.
Adapun pemateri yang siap hadir, antara lain Dr. dr. Sukodiono, M.M. (ketua PWM Jawa Timur), M. Khoirul Abduh, S.Ag., M.Si (wakil ketua PWM Jawa Timur), Ustadz Mashud (Tim Abdullah Wasi'an Foundation), Drs. H.M. Jamaludin Ahmad, Psikolog (Ketua LPCR PP Muhammadiyah 2010-2015), dan Dr. Syamsuddin, M.Ag (wakil ketua PWM Jawa Timur).
Juga ada Prof. Dr. Ma'mun Murod Al Barbasy, M.Si (Rektor UM Jakarta), Dr. H. M. Ridlwan, M.Pd. (Ketua PDM Surabaya), Dr. H. M. Zuhdi, M.Fil.I (Ketua Majelis Tarjih PWM Jawa Timur), Dr. Suyoto,M.Si (Bupati Bojonegoro tahun 2008-2018), dan Drs. H. Ah. Zaini, M.Pd. (Ketua PCM Ngagel Surabaya).
Ketua PWM Jatim Dr. dr. Sukadiono, MM sangat mengapresiasi kegiatan BA ini. Menurutnya, kegiatan ini adalah sebagai media untuk merefres komitmen dan loyalitas dalam ber-Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Pak Suko-panggilan akrabnya menyampaikan karakter Islam berkemajuan poin yang pertama, yaitu berlandaskan ketauhidan. Ia menjelaskan agar dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) maupun dalam mengadakan setiap kegiatan harus berlandaskan ketauhidan.
Mengapa? Menurutnya, jika tauhid seseorang baik, maka ia akan mengelola AUM dengan rasa keikhlasan.
Jika tidak ada sifat ketauhidan ini lanjutnya, maka bekerja di Muhammadiyah hanya sebagai batu loncatan. Bekerja di Muhammadiyah hanya sebagai tempat kerja, hanya sebagai tempat mencari uang. "Tidak ada rasa ikhlas lillahi ta'ala dalam bekerja, juga tidak ada rasa memiliki terhadap AUM dimana ia bekerja," ujarnya.
Bagaimana menjaga ketauhidan? Menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini, menjaga ketauhidan bisa dilakukan dengan cara selalu berkomunikasi dengan Allah, dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah.
"Jika ketauhidan seseorang bagus, maka totalitas dan profesionalitas seseorang tersebut tidak diragukan. Karena semua semua dilakukan dengan ikhlas," ungkapnya. (Azizah)