BANTUL, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Jetis Kota Yogyakarta melakukan Baitul Arqam pada Sabtu-Ahad (3-4/5) di Pondok Gajah Hotel and Resort Ringroad Selatan, Gonjen, Tamantirto, Kasihan, Bantul.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Aris Madani hadir dan membuka acara tersebut.
Selain itu, tampak pula Ketua dan Sekretaris Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PDM Kota Yogyakarta Dedi Rustandi dan Ahsanul Fikri Al Anshori hadir membersamai acara sampai akhir.
Ketua PCM Jetis Kota Yogyakarta Imam Bayu Nugroho menyampaikan terima kasih atas kehadiran peserta dalam Baitul Arqam ini. Ia menilai Baitul Arqam sangat penting dalam sebuah organisasi, khususnya di lingkungan Muhammadiyah.
"Baitul Arqom ini sangat penting sekali dalam rangka memantapkan ghirah pemahaman perjuangan dalam Ber-Muhammadiyah dan ber-Aisyiyah," katanya.
Selain itu, Bayu mengetengahkan, dengan Baitul Arqam bisa memahami kembali orientasi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar. Dan ini telah menjadi ciri khas yang melekat di dalam rahim organisasi Islam terbesar di dunia tersebut.
"Gerakan kita Muhammadiyah dan 'Aisyiyah pada intinya adalah gerakan dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar. Ini gerakan dakwah. Bukan gerakan politik, dan gerakan sebagainya. Dan ini dibekali dengan perangkat ideologi Muhammadiyah yang harus kita pahami," tegasnya.
Bayu mengharapkan, agar tercipta kebersamaan dan kekompakan melalui Baitul Arqom. Sehingga hal ini dapat memperkuat barisan dakwah di akar rumput.
"Melalui Baitul Arqom mudah-mudahan bisa menyemangati kita kembali semakin kita mantap berkiprah di Muhammadiyah dan 'Aisyiyah," ujarnya.
Sementara, Aris menyampaikan, Baitul Arqam berasal dari dua kata: Bait yang berarti rumah, dan Al-Arqam, nama seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Arqam bin Abil Arqam.
"Di rumah itu, Rasulullah memberikan training kepada sahabat-sahabat yang masih sangat muda saat itu. Kemudian di rumah itulah melahirkan penerus-penerus Rasulullah orang-orang yang hebat yang menjadi pimpinan sepeninggal Rasulullah Saw," bebernya.
Di situlah kemudian Muhammadiyah mengadopsi sistematisasinya dengan mengemas konsep Baitul Arqam sebagai penempaan diri bagi pimpinan, anggota, dan kader Persyarikatan, sehingga ke depan lebih siap dalam berdakwah di tengah masyarakat.
"Jadi nama tersebut diambil oleh Muhammadiyah dijadikan nama trainingnya. Dengan nama itu, dapat menguatkan jiwa-jiwa petarung, jiwa-jiwa yang selalu siap menghadapi segala macam keadaan berdakwah amar makruf nahi mungkar di tempat kita berada," jelasnya.
Lebih dari itu, pada saat bersamaan, Aris mendorong lewat Baitul Arqom, denyut nadi dakwah Muhammadiyah dan Aisyiyah Jetis lebih menggeliat.
"Oleh karena itu tepat sekali mengadakan Baitul Arqom agar jiwa-jiwa ikhlas, pejuang, yang selama ini agak redup maka dikobarkan kembali untuk mengaktifkan kegiatan Muhammadiyah Aisyiyah, supaya dakwah kita lebih hebat lagi di cabang Jetis ini," tandasnya.
Sebagai pemateri, antara lain Ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani, Ketua PWM DIY Muhammad Ikhwan Ahada, Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Aisyah, dan Anggota LHKP PWM DIY Muhammad Isnawan. (Cris)