YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah, Ariati Dina Pusipita, menjadi narasumber dalam acara Gerakan Subuh Mengaji (GSM) ‘Aisyiyah Jawa Barat yang ditayangkan secara live melalui channel Youtube tvMu, pada Senin (19/5).
Sebagai pengantar, Ariati terlebih dahulu menjelaskan mengenai pengertian iman. Menurutnya, iman adalah keyakinan dan kepercayaan terhadap keesaan Allah yang diwujudkan melalui perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.
“Iman tidak hanya berhenti pada kesadaran semata, melainkan harus senantiasa dipupuk, dipelihara, dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Ariati mengupas kandungan QS Al-Anfal ayat 2, yang menjelaskan sifat-sifat orang beriman, yakni mereka yang hatinya bergetar ketika nama Allah disebut dan semakin bertambah imannya ketika ayat-ayat-Nya dibacakan.
“Ketika disebut nama Allah seperti Allahuakbar, Subhanallah, Alhamdulilah, dan seterusnya. Bahkan, hanya kata Allah saja sudah hadir rasa takut di dalam hatinya,” jelasnya.
Ia memaparkan, iman dapat meningkat ketika seseorang senantiasa mengingat Allah, namun juga dapat menurun ketika banyak melakukan perbuatan maksiat. Sebagai seorang Muslimah, terkadang muncul perasaan jauh dari Allah, terutama saat berada dalam masa menstruasi karena tidak dapat melaksanakan salat maupun membaca Al-Qur'an.
“Padahal, justru pada saat itulah kedekatan kita dengan Allah bisa semakin dikuatkan,” jelasnya. Masa Menstruasi bagi muslimah bukan penghalang kedekatan dengan Allah, kedekatan itu bisa dijaga melalui dzikir, doa, atau refleksi diri yang mendalam
Perasaan jauh dari Allah tidak hanya muncul saat masa menstruasi, tetapi juga ketika seseorang terlalu menginginkan hal-hal yang berorientasi pada duniawi sehingga lalai mengingat akhirat.
“Mudah-mudahan ini menjadi pengingat untuk diri saya sendiri, tetap bisa menjaga nilai-nilai dan merawat keimanan dan justru bisa menambahkan nilai keimanan, walaupun yakin iman itu naik turun,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan tentang merawat keimanan dengan meneladani kisah inspiratif dari para perempuan tangguh yang telah meletakkan pondasi keimanan, kebaikan, dan kesabaran, diantaranya, Siti Hajar, Asiyah, Ratu Bilqis, Siti Khodijah, Siti Aisyah, Siti Walidah, Siti Munjiyah, Siti Hayinah, dan Siti Bariyah.
“Dengan keimanan, ketawakalan yang dimiliki atau yang diyakini oleh beliau-beliau. Mereka mampu untuk terus memberikan hidupnya, pikirannya, semata-mata untuk kelangsungan Islam dan bentuk dari menifestasi Islam Rahmatan lil-alamin,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Ariati juga menyampaikan harapannya agar NA terus mendapat dukungan dari berbagai pihak serta dapat senantiasa istiqamah dalam merawat harmoni organisasi dalam menjalankan peran serta kontribusinya bagi umat dan bangsa di masa yang akan datang. (Nad/Cris)