BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pada hari Senin (27/01/2025), Lazismu Mantrijeron mengajak seluruh Anak Asuh Beasiswa Darwis untuk lebih dekat mengenal Desa Wisata Krebet. Sebanyak seratus sembilan belas anak asuh dari area Mantrijeron dan Kraton berpartisipasi dalam kegiatan ini. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak kepada tradisi dan budaya lokal, serta mendukung upaya pelestarian kerajinan batik kayu yang merupakan salah satu sentra unggulan di Bantul.
Desa Wisata Krebet, yang dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik se-Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2024, terkenal dengan produk kerajinan batik kayunya yang memikat. Dalam kunjungan ini, anak-anak berkesempatan untuk belajar mengenai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap karya seni tersebut.
Dalam sambutannya, Nur Alam Ramadhan, Kepala Kantor Lazismu Mantrijeron, menyampaikan bahwa anak-anak akan belajar tentang proses membatik kayu. Mengingat Desa Wisata Krebet merupakan salah satu desa unggulan dalam pariwisata bahkan juara nasional, anak asuh jenjang SMP dan SMA/K berkesempatan belajar membatik menggunakan canting dan peralatan lainnya. Sementara itu, anak asuh jenjang SD diajak untuk melukis topeng kayu. Nur Alam berharap pengalaman dan ilmu dari kegiatan mencanting dan melukis kayu ini akan menjadi bekal berharga bagi seluruh anak asuh.
"Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. Kami berharap anak-anak dapat mengenal tradisi dan budaya yang ada di Yogyakarta dan turut serta dalam upaya pelestariannya. Semoga mereka juga bangga memiliki produk lokal unggulan seperti batik kayu," ujar Panut Wibowo, salah satu pengurus Desa Wisata Krebet.
Beasiswa Darwis adalah salah satu program dari Pilar Pendidikan Lazismu Mantrijeron. Saat ini, terdapat 119 anak yang terdaftar dalam program ini dengan tujuan memberikan pendampingan serta pengawasan terkait kegiatan keagamaan dan pengembangan diri.
“Alhamdulillah, Anak Asuh Beasiswa Darwis Goes To Krebet telah terlaksana dengan sangat baik. Antusiasme anak-anak serta pihak Krebet luar biasa, sehingga para anak asuh dapat belajar dan berinteraksi mengenai cara menghargai kesenian serta mengimplementasikan nilai-nilai kesenian yang ada dalam diri mereka,” jelas Suhaibun dari Lazismu Mantrijeron.
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap produk lokal di kalangan anak-anak serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam melestarikan budaya dan tradisi yang ada di daerah mereka.