BUKITTINGGI, Suara Muhammadiyah – Suara Muhammadiyah berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), Selasa (8/10). Kunjungan ini dalam rangka mempertautkan silaturahmi sekaligus menggelar bedah buku karya Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bambang Setiaji.
Buku tersebut bertajuk “Jihad Kewiraswastaan: Menolong Diri dan Umat.” Dan dibedah oleh Mezia Kemala Sari, Dosen Pendamping Program Kewirausahaan Mahasiswa UMSB dan Fanny Eikora, Kelompok Pemenang Pendaan Kewirausahaan Nasional. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Suara Muhammadiyah yang diberi pengantar oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Rektor UMSB Riki Saputra mengatakan buku ini ditulis sesuai pengalaman penulis sebagai seorang pengusaha. Dalam proses mengonstruksi buku, Riki mengemukakan penulis melakukan dengan menggunakan pendekatan tekstual, tetapi kontekstual. Sehingga, laik dijadikan referensi dan pedoman khususnya bagi kalangan generasi muda.
“Beliau menulis buku ini sesuai empirik pengalaman hidup sehari-hari beliau tidak hanya berteori semata. Prof Bambang itu juga seorang pengusaha, di mana memiliki rumah makan yang ada di daerah Jawa itu sendiri,” ungkapnya.
Riki menyebut, buku karya Bambang itu telah direaktualisasikan oleh Suara Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Deni Asy’ari. Adalah dengan mendirikan hotel bernama SM Tower, yang kini telah memberikan inspirasi bagi seluruh masyarakat.
“Artinya beliau tidak hanya sebatas indah dari kejauhan (tampilan hotelnya), tetapi sudah melakukan implementasi dan sesuai dengan buku tersebut,” tuturnya.
Sementara, Deni Asy’ari, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah menuturkan, buku tersebut ingin memotivasi kepada masyarakat agar bersungguh-sungguh dalam beriwiraswasta. Menurutnya, wiraswasta tidak bisa dilakukan dengan biasa-biasa saja, tetapi mesti ada ikhtiar yang sungguh-sungguh dari setiap masing-masing personal.
“Jadi membuka lapangan pekerjaan itu bukan sederhana. Butuh kerja keras, butuh berdarah-darah, mungkin kepala ke bawah kaki ke atas. Jadi berbeda sifatnya dengan orang yang kerja atau melamar pekerjaan menjadi ASN. Tetapi untuk pekerjaan yang sifatnya wiraswasta, betul-betul ikhtiar yang sangat mendalam,” sebutnya.
Deni menjelaskan, wiraswasta tidak hanya sekadar kerja. Tetapi menjadi mata rantai jihad untuk melahirkan wiraswasta-wiraswasta generasi baru. Bagi Deni, wiraswasta berasal dari kata, wira yang berarti keberanian. Banyak orang merasa skeptis ketika terjun di dunia enterpreneurship. Akibatnya, dari skeptis itulah menyebabkan kegagalan untuk berkembang.
“Ini persoalan paling utama ketika kita terjun di dunia enterpreneurship. Jadi wira itu butuh keberanian. Membuka usaha faktor paling utama adalah keberanian. Punya modal, network, kalau tidak ada keberanian tetap saja tidak akan menjadi seorang wirausaha,” jelasnya.
Menjadi penting, untuk menjadi seorang wirausaha tidak sederhana, sehingga butuh jihad yang sungguh-sungguh. “Inilah yang digambarkan secara komprehensif oleh Prof Bambang di dalam bukunya,” tegas Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
Selain bedah buku, juga ada MoU kerja sama SM Tower Malioboro dengan UMSB. Pada saat yang sama, MoU kerja sama SM Tour & Travel dengan UMSB. Diharapkan MoU ini memberikan profit sekaligus dapat membesarkan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah. (Cris/Fab/Lika/Alle)