SOLO, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo menerima kunjungan silaturahmi dari SD Budi Mulia Muhammadiyah (Bumimu) Adiwerna, Kabupaten Tegal, Sabtu (11/5/2024).
Kepala SD Bumimu, Asih Hidayatun menyampaikan bahwa tujuan utama kunjungan untuk _sharing_ terkait program hafalan Al-Qur'an (tahfiz) dan persiapan International Class Program (ICP).
"Menjelang tahun ajaran baru 2024/2025 kami ingin belajar program tahfiz dan persiapan kelas internasional dari Kottabarat," ungkap Asih.
Menurutnya, program tahfiz di SD Bumimu belum berjalan optimal karena keterbatasan sumber daya manusia pengajar, sedangkan untuk menuju penerapan kelas internasional masih perlu penyamaan pola pikir dari semua guru untuk menyukseskan program tersebut.
Kepala SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo, Nursalam menyambut baik silaturahmi tersebut. Ia menyampaikan bahwa sudah semestinya sekolah Muhammadiyah bisa maju bersama dan menginspirasi satu dengan yang lainnya.
"Melalui silaturahmi seperti ini kita bisa saling belajar keunggulan di masing-masing sekolah, sehingga nanti bisa saling meng-ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)," ujarnya.
Penjelasan mengenai program tahfiz dan persiapan ICP di SD Muhammadiyah PK Kottabarat disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Siti Junaidati. Menurutnya, target tahfiz murid sampai mereka lulus sebanyak 3 juz. Untuk mencapai target tersebut, sejak awal masuk kelas I sudah dilakukan asesmen awal kemampuan membaca Al-Qur'an dan Tahfiz murid.
"Hasil dari asesmen awal tersebut dijadikan bahan untuk pemetaan kemampuan murid dalam membaca Al-Qur'an maupun tahfiz, dan nantinya fokus di kelas I dan II adalah pendampingan tahsin atau peningkatan kualitas bacaan Al-Qur'an sebagai modal awal untuk tahfiz," ungkap Dati.
Program tahsin dan tahfiz selain didampingi oleh wali kelas dan guru kelas, juga melibatkan enam pengajar khusus dengan kualifikasi tahfiz Al-Qur'an. Waktu pelaksanaannya setiap pagi dirangkai dengan salat duha dan juga ada jam pelajaran khusus tahsin dan tahfiz. Untuk mendukung program tersebut, semua guru juga difasilitasi sekolah untuk mengikuti kursus tahsin selama tiga sampai enam bulan.
"Setelah pendampingan intensif kemampuan tahsin di kelas I dan II, mulai kelas III sampai VI akan ada kelas tahfiz yang dilaksanakan sore hari setelah pulang sekolah, dengan pengaturan jadwal sedemikian rupa supaya tidak bertabrakan dengan jadwal kegiatan lainnya" terangnya.
Sedangkan untuk persiapan ICP, Dati menjelaskan saat ini pihaknya fokus untuk mengoptimalkan hari berbahasa. Program ini berupa pembiasaan percakapan sederhana keseharian warga sekolah menggunakan bahasa Inggris, Arab, dan Jawa.
"Kami sedang mematangkan konsep ICP, termasuk menyiapkan sumber daya manusia guru karena di tahun ajaran 2024/2025 ini kelas I akan kami jadikan kelas internasional. Dan yang tidak kalah penting, menyatukan visi dan _mindset_ semua warga sekolah untuk bersiap menuju ICP," imbuh Dati.
Tidak hanya terfokus pada dua tema pokok di atas, silaturahmi kedua sekolah ini juga membincangkan berbagai peluang, seperti pengembangan lini bisnis, investasi, pengelolaan keuangan, yang mungkin bisa dilakukan untuk memajukan sekolah masing-masing.
Dalam kesempatan tersebut, kepala SD Bumimu, Asih Hidayatun juga didampingi oleh waka kurikulum, Fitri Apriliani, dan konsultan bilingual, Krisnamurti. Sedangkan kepala SD Muhammadiyah PK Kottabarat, Nursalam didampingi oleh waka kurikulum, Siti Junaidati, dan waka kesiswaan, Muhamad Arifin. (MA)