Berhijrah dari Berdusta

Publish

7 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
115
Istimewa

Istimewa

Berhijrah dari Berdusta

Oleh: Mohammad Fakhrudin, Warga Muhammadiyah Magelang

Sejak beberapa tahun terakhir ini kita hidup pada era yang disebut volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA). Volatility merujuk kepada keadaan, bahkan dapat juga merujuk kepada pendapat dan sikap, yang tidak stabil. Kondisi yang demikian sangat terasa terutama di dunia politik. Uncertainty merujuk kepada ketidakmenentuan atau ketidakpastian. Dalam hubungannya dengan cuaca (iklim) misalnya kita benar-benar dapat merasakan dampaknya, terutama pada kesehatan. Demikian pula di dunia politik: ketidakpastian makin terasa. Complexity mengacu kepada kekompleksan masalah sebagai akibat volatility dan  uncertainty. Masalah pendidikan berjalin-kelindan dengan masalah ekonomi, politik, demografi, dll. Ambiguity mengacu kepada keambiguan pendapat, sikap, dan perilaku yang mengakibatkan ketidakmampuan para pakar (apalagi orang awam) merumuskan secara akurat tentang ancaman dan peluang. Lagi-lagi, hal ini sangat kita rasakan di dunia politik.

Fenomena VUCA tersebut dengan mudah dapat kita amati misalnya pada akhlak di antara kita. Ada berbagai kasus yang sangat memprihatinkan. Di antaranya adalah bangga dengan kebohongan. 

Pelakunya tidak terbatas pada  orang yang berusia tertentu, tidak terbatas pada orang yang berpendidikan tingkat tertentu, dan tidak terbatas juga pada orang yang berstatus sosial tertentu. Malahan, ada pula di antara mereka adalah pemuka agama.

Salah satu kasus yang sangat memprihatinkan adalah plagiasi yang dilakukan oleh beberapa guru besar. Hal yang lebih memprihatinkan adalah di antara mereka ada yang berjabatan struktural sebagai rektor. Perbuatan itu jelas bertentangan dengan perintah Allah Subḥānahu wa Taʻāla sebagaimana firman-Nya di dalam Al-Qurʻan, antara lain, surat (8): 27) yang berisi larangan berkhianat pada Allah Subḥānahu wa Taʻāla dan Rasul-Nya; juga larangan berkhianat pada amanat yang dipercayakan kepadanya. Pelanggaran itu pun menabrak peradaban.

*Hakikat Berhijrah*

Orang yang berhijrah adalah orang yang dengan sungguh-sungguh meninggalkan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam sabdanya,

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ.

_:Orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah Subḥanahu wa Ta'ala.”_ (HR al-Bukhari dan Muslim)

Bagi muslim mukmin sudah sangat jelas bahwa apa pun yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti tidak baik bagi manusia. Namun, dalam kenyataan ada di antara manusia yang tetap saja melanggar larangan-Nya meskipun telah menyaksikan atau, bahkan, mengalami sendiri akibat buruk melanggar larangan itu. 

*Macam-Macam Hijrah*

Berdasarkan peristiwa yang terjadi atau keadaan yang dialami, secara garis besar, hijrah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) hijrah makaniyah dan (2) hijrah maknawiyah. 

Hijrah makaniyah adalah meninggalkan suatu tempat untuk berpindah ke tempat lain. Hijrah maknawiyah adalah meninggalkan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dijelaskan di dalam hadis al-Bukhari dan Muslim yang telah dikutip. 

Hijrah maknawiyah itu sendiri dapat dibedakan menjadi (a) i’tiqadiyah, yakni hijrah dari keyakinan yang berada di tepi jurang kekufuran  ke Islam dan kemusyrikan ke tauhid (b) fikriyah, yaitu hijrah dari pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam ke pemikiran yang sesuai dengan ajaran Islam, (c) syu’uriyyah, yakni hijrah dari kesenangan yang tidak sesuai dengan Islam ke kesenangan yang sesuai dengan ajaran Islam, dan (d)  hijrah sulukiyyah, yaitu hijrah dari akhlak yang buruk ke akhlak yang baik.

Kajian ini berisi uraian tentang hijrah dalam akhlak.dengan fokus bsrhijrah dari berdusta. Muslim mukmin wajib berakhlak jujur sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal itu berarti bahwa muslim mukmin dilarang berdusta.

*Larangan Berdusta*

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah (2):42

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

_"Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya).”_

Sementara itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

_"Dari ‘Abdullah bin Mas’ûd Radiyallahu 'anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seseorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, dia dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan dan kejahatan mengantarkannya ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan, dia dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).”_

Hadis tersebut diriwayatkan, antara lain, oleh Ahmad; al-Bukhari;  Muslim; Abu Dawud; dan at-Tirmidzi; dan Ibnu Hibban. Menurut at-Tirmizi, hadis ini hasan sahih.

(Sumber: (1)“Perintah Untuk Jujur dan Larangan Berdusta” oleh: Ustaz Muslih Rasyid, (2) “Berlakulah Jujur! oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, dan (3) “Berkata Benar (Jujur) dan Jangan Dusta (Bohong)” Oleh: al-Ustaz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas) 

Di dalam hadis tersebut dinyatakan dengan sangat jelas bahwa kejujuran membawa seseorang kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkannya ke surga, sedangkan dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkannya ke neraka. 

Bagaimana kita? Keluarga? Saudara? Tetangga? Pemimpin? Hakim? Polisi? Jaksa? Guru? Adakah yang berdusta? 

Bagaimana juga halnya ulama kita? Jangan-jangan ada yang mendustakan ayat-ayat Allah!

Mari mulai dari kita dan keluarga kita menjadi orang yang jujur karena jujur mendatangkan kebaikan dan kebaikan mengantarkan kita ke surga. Jadi, jangan ada dusta di antara kita!

*Introspeksi*

Yunahar Ilyas di dalam bukunya _Kuliah Akhlaq_ (hlm. 85-88) menguraikan 5 bentuk kebohongan, yaitu (1) khianat, (2) mungkir janji, (3) kesaksian palsu, (4) fitnah, dan (5) gunjing. 

Memang perjuangan yang amat berat untuk menegakkan kejujuran pada saat ini. Namun, inilah jalan menuju kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, kecuali secara sungguh-sungguh berdoa dan berikhtiar agar dapat  meninggalkan dusta sebagai bukti bahwa kita berhijrah. 

Bagaimana kita pada tahun baru hijriyah sekarang? Sebagai siapa pun untuk menjawab pertanyaan itu kita harus melakukan introspeksi! 

Jangan-jangan merasa menjadi pejabat hebat, ternyata berkhianat
Merasa memilih pemimpin yang menepati janji, ternyata menjual diri dengan harga sangat murah karena memilih pemimpin yang tidak merasa berdosa meski ingkar janji
Demi kemenangan duniawi, mau memberikan kesaksian palsu
Demi jabatan, mau memfitnah dan menggunjing teman 
Merasa berbicara dan bertindak demi  bangsa dan negara, ternyata demi keluarga! 
Berteriak demi keadilan, ternyata demi uang
Merasa menjadi pemimpin adil, ternyata zalim kepada rakyat kecil
Na’uzubillah!


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta. Dalam khazanah budaya Jawa, terdapat ungkapan klasik ya....

Suara Muhammadiyah

13 May 2025

Wawasan

Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko LPCRPM PP Muhammadiyah, Pemberdayaan Ekonomi Seni Dan Budaya Memenu....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Wawasan

JSM, SUMU DAN PUPUKMU Khafid Sirotudin Ada pertanyaan menarik dari seorang peserta Rakorwil UMKM M....

Suara Muhammadiyah

4 February 2024

Wawasan

Kebahagiaan: Sebuah Pilihan dan Perspektif Oleh: Donny Syofyan/Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universit....

Suara Muhammadiyah

3 March 2025

Wawasan

How to Win Friends: Resep Persahabatan ala Dale Carnegie Oleh: Donny Syofyan/Dosen Fakultas Ilmu Bu....

Suara Muhammadiyah

17 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah