Prestasi dalam Keluhuran Akhlaq

Publish

14 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
340
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Prestasi dalam Keluhuran Akhlaq

Oleh: Yudha Kurniawan, Ketua Pimda 02 Tapak Suci Bantul  

Belum lama ini, Majelis Pembinaan Kader dan Sumberdaya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul mengundang jajaran pimpinan organisasi otonom (ortom). Pertemuan dihadiri PDPM, PDNA, PD IPM, PD IMM, Kwarda Pandu HW, dan Pimda 02 Tapak Suci Bantul. 

Pesan penting pertemuan ini, bahwa jajaran MPKSDI semua PCM di Bantul harus mengadvokasi kegiatan-kegiatan ortom Muhammadiyah di area kerjanya. Oleh karena itu, semua ortom dalam setiap aktivitasnya agar selalu berkoordinasi dengan MPKSDI PCM-nya.

Melaksanakan amanat pertemuan tersebut, maka Pimda 02 Tapak Suci Bantul perlu menindaklanjuti dengan melaksanakan kunjungan silaturahmi (kunsiroh) ke PCM-PCM di Bantul. Alhamdulillah dalam kunsiroh perdana, PCM Banguntapan Selatan berkenan menerima Pimda 02 Tapak Suci Bantul, Ahad sore (14/7/24) di Pendopo KH Ahmad Dahlan, Buk Dhuwur. 

Insya Allah akan disusul dengan kunsiroh ke PCM yang lain di Bantul. Kunsiroh ini tindak lanjut dari pesan pertemuan dengan MPKSDI PDM Bantul, sebuah entitas yang bertanggungjawab atas perkaderan Muhammadiyah.

Oleh karena itu, kunsiroh ini diharapkan dapat menyamakan persepsi di antara semua PCM di Bantul dalam memberdayakan kegiatan Tapak Suci di lingkungannya untuk mendukung bersemainya kader-kader Muhammadiyah sejak dini. 

Profil Kader Tapak Suci

Tapak Suci yang pada 31 Juli 2024 nanti akan bermilad ke-61, merupakan salah satu ortom yang diharapkan berkontribusi dalam melahirkan kader-kader Muhammadiyah. Mudahnya, seorang kader Tapak Suci adalah kader Muhammadiyah.

Lantas, seberapa produktf Tapak Suci melahirkan kader? Kita menyadari, di Tapak Suci kader adalah salah satu tingkat dalam jenjang keanggotaan perguruan ini, yang ditandai dengan sabuk berwarna biru melingjar di pinggang. 

Untuk menjadi kader Tapak Suci dibutuhkan proses pendidikan anggota yang sangat panjang. Sebelumnya, harus melakoni pendidikan sebagai siswa (bersabuk kuning) dari tingkat siswa dasar, siswa 1, siswa 2, siswa 3, siswa 4, dan menempuh Latihan Kader Pimpinan Tapak Suci (LKPTS).

LKPTS ini berlangsung 8 bulan, jauh lebih panjang dari kegiatan perkaderan formal ortom Muhammadiyah yang lain. Setelah lulus LKPTS barulah dilantik menjadi kader muda Tapak Suci ditandai dengan sabuk biru melati merah 1, dan sebelum dilantik wajib mengurus Kartu Anggota Muhammadiyah. 

Sebagai catatan, sepanjang LKPTS yang pernah diselenggarakan oleh Pimda 02 Tapak Suci Bantul, belum sekalipun pesertanya lulus 100 persen. Sedemikian panjang jalan seorang siswa Tapak Suci untuk menjadi seorang kader, tentu bagi sebagian yang tidak lulus, maka LKPTS tidak hanya dirasakan panjang dan lama, namun juga dianggap terlampau berat/sulit.

Karena menyangkut proses yang panjang dan barangkali dirasakan berat oleh sebagian siswanya, lantas profil kader Tapak Suci seperti apa yang ingin dilahirkan dan disumbangkan ortom ini kepada Muhammadiyah?

Apabila kita mencermati data yang ada, maka mayoritas siswa yang mampu mencapai tingkat kader adalah yang aktif malang melintang dalam kejuaraan. Barangkali hal ini selaras dengan tingkat motivasi seorang siswa.

Memang sedari awal berdirinya, Tapak Suci adalah perguruan pencak silat yang gemar menyelenggarakan kejuaraan dari tingkat daerah, nasional, dan internasional, selain juga selalu aktif dalam kejuaraan IPSI. Maka tidak heran catatan prestasi Tapak Suci di gelanggang pencak silat sangat meyakinkan.

Berikut dikutip dari postingan instagram Afnan Hadikusumo (afnanh.kusumo) pekan lalu. Kontingen Indonesia berhasil mengunci status juara umum dalam ASEAN University Games (AUG) 2024.Pada Cabor Pencak Silat, mahasiswa Indonesia meraih total medali 13 Emas, 5 Perak, dan 6 Perunggu. Di Cabor ini Tapak Suci menyumbang 6 Emas, 2 Perak dan 1 Perunggu pada perhelatan tersebut. 

Pada syawalan 1445 H PP Tapak Suci, Ketua 3 PPTS Dr Rony Syaifulloh mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen pesilat yang berlaga dalam PON mendatang adalah anggota Tapak Suci. Maka nampaklah pola dari pusat hingga daerah, Pimpinan Tapak Suci menjadikan pembinaan prestasi sebagai vitamin pendongkrak efektivitas proses perkaderan. 

Setiap kejuaraan yang digelar Tapak Suci, tidak lupa menggelorakan motto perguruan, dengan iman dan akhlaq saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlaq saya menjadi lemah. Maka menjadi lazim desain media promo kejuaraan Tapak Suci selalu diwarnai dengan slogan prestasi dalam keluhuran akhlaq. 

Akhlaq menjadi ukuran keberhasilan Tapak Suci dalam pendidikan anggotanya. Apabila prestasi di kancah pencak silat adalah produk dari keberhasilan pembinaan ragawi, maka akhlaq adalah buah dari pembinaan ruhani Tapak Suci.

Perguruan ini dalam aktivitas pembinaan anggotanya melaksanakan 2 kurikulum yaitu pembinaan ragawi berupa ilmu pencak silat, dan pembinaan ruhani berupa Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Maka sabuk Tapak Suci dililitkan 2 kali di pinggang, dan disimpul di tengah yang maknanya melaksanakan pembinaan ragawi dan ruhani secara berimbang. 

Maka harapannya lahirlah kader-kader Tapak Suci dengan profil tangguh dalam pencak silat, beriman dengan benar, serta berakhlaq mulia. Dengan profil seperti inilah, para kader Tapak Suci dapat berkontribusi nyata memperkuat gerakan Muhammadiyah.

Bentuk Dukungan PCM untuk Kegiatan Tapak Suci

Misi utama kunsiroh sesuai dengan harapan dari MPKSDI PDM Bantul, adalah menyamakan persepsi antara PCM dan Tapak Suci. Harapannya akan tercipta sinergi terbaik untuk mendukung lahirnya kader Muhammadiyah melalui perguruan ini. 

Kembali kepada profil ideal kader Tapak Suci, berprestasi dalam keluhuran akhlaq, maka sinergi antara PCM dan Tapak Suci diharapkan dalam 2 aspek. Pertama, dapat memberikan fasilitasi guna mendukung proses latihan Tapak Suci setempat yang mampu membina prestasi dengan baik.

Kedua, dapat memberikan dukungan bagi pembinaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan, berikut internalisasi rasa bangga dan cinta para siswa Tapak Suci kepada persyarikatan. Pada aspek fasilitasi, tentu dapat didiskusikan kebutuhan dukungan PCM kepada kegiatan Tapak Suci di lingkungannya. 

Dalam hal ini perlu komunikasi yang baik dari para pegiat Tapak Suci setempat dengan PCM, sehingga dapat dilakukan asesmen yang tepat oleh PCM untuk memberikan dukungannya. Melalui dukungan ini, harapannya kualitas latihan Tapak Suci semakin baik sehingga para siswanya banyak menorehkan prestasi.

Dengan prestasi yang diraihnya, maka seorang siswa Tapak Suci lebih bersemangat untuk latihan dan menempuh semua tahapan dalam ketingkatannya di perguruan. Dengan demikian akan banyak bersemi calon-calon kader Tapak Suci yang nantinya akan berkontribusi meneruskan estafet perguruan. Maka, sebagai ortom Tapak Suci akan terus terjaga dan berkembang dengan baik, untuk menjadi mata air perkaderan persyarikatan Muhammadiyah. 

Lebih dari itu, menciptakan ekosistem yang kondusif untuk lahirnya kader Muhammadiyah melalui Tapak Suci perlu dilakukan oleh PCM. Sedari dini seorang Tapak Suci harus selalu didekatkan dengan kegiatan Muhammadiyah, dan ini perlu dukungan PCM.

Para pelatih Tapak Suci itu rata-rata sangat sibuk untuk mengimbangi tuntutan aktivitas dunia persilatan. Untuk menyiapkan tampilnya seorang pesilat di sebuah kejuaraan tentu sangat melelahkan. 

Maka terkadang, para pelatih menjadi kerepotan untuk menyeimbangkan proses pembinaan prestasi sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum ragawi, dengan pembinaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Apabila tidak diantisipasi maka sangat mungkin hanya terbentuk menjadi atlet pencak silat yang handal namun jauh dari ghiroh berMuhammadiyah.

Oleh karena itu PCM perlu mendorong ekosistem terbaik untuk mendukung internalisasi bangga dan cinta Muhammadiyah siswa Tapak Suci sejak dini. Kegiatan-kegiatan PCM dan PRM, misalnya pengajian Muhammadiyah perlu menghadirkan siswa Tapak Suci setempat untuk diperankan sesuai kemampuan.

Bocah-bocah itu bisa diperankan dalam pengajian-pengajian Muhammadiyah dengan tanggungjawab sesuai usianya, misalnya menjadi petugas mengedarkan kotak infak, membagikan konsumsi, hingga meningkat ke peran yang lebih rumit. Pengalaman ini akan mendidik mereka untuk cinta dan bangga kepada Muhammadiyah, dan pada saatnya nanti menempuh LKPTS telah siap tampil sebagai kader ideal.

Potensi Strategis Tapak Suci

Sebagai ortom dengan aktivitas olahraga pencak silat, maka Tapak Suci relatif luwes sebagai pintu masuk Muhammadiyah bagi semua kalangan masyarakat. Bahkan di luar negeri jauh sebelum adanya PCIM, sudah banyak aktivitas Tapak Suci di berbagai negara.

Oleh karena itu, kegiatan latihan Tapak Suci baik di sekolah negeri maupun AUM, serta di tengah masyarakat kampung atau masjid, dan di manapun juga, perlu diadvokasi oleh PCM setempat. Dengan kolaborasi yang baik antara Tapak Suci dan PCM, insya Allah akan menumbuhkan potensi calon-calon kader Muhammadiyah melalui Tapak Suci. 

Tapak Suci dengan pengelolaan yang baik akan menjadi alternatif mesin produksi kader Muhammadiyah yang handal. Ibaratnya, masuknya seseorang ke Tapak Suci itu seperti lowongan pekerjaan yang dibuka amal usah Muhammadiyah.

Apapun kultur keluarganya, apapun selera politiknya, apakah dari kelompok santri maupun abangan, semua akan luwes-luwes saja bergabung ke Tapak Suci. Persis apabila UMY, UAD, PKU, membuka lowongan pekerjaan. 

Maka justru di Tapak Suci ini memungkinkan hadirnya calon-calon kader dari semua kelompok masyarakat. Dengan ceruk pasar yang demikian luas dan inklusif tentu memungkinkan lebih banyak orang yang berpotensi hebat masuk di dalamnya. 

Dengan pengelolaan yang baik maka mereka akan menjadi kader-kader penyokong gerakan Muhammadiyah. Maka sudah saatnya Muhammadiyah memperhatikan Tapak Suci yang terus tumbuh ini. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Selamat Hari Ayah Nasional: Kehadiranmu Dirindukan Oleh: Nur Ngazizah Dosen UM Purworejo Fatherles....

Suara Muhammadiyah

12 November 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan. Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Mari kita lanjutkan perjalanan ....

Suara Muhammadiyah

6 November 2024

Wawasan

Bagaimana Islam Melihat Sosok Isa Al Masih (Mesias)?  Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu....

Suara Muhammadiyah

21 June 2024

Wawasan

Oleh: Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I Dalam khazanah agama islam dosa sering disebutkan ketika melakuk....

Suara Muhammadiyah

18 September 2023

Wawasan

 KPI Digital Microfinance Muhammadiyah  Oleh : Putro Prihatmanto, S.H Dalam mengelo....

Suara Muhammadiyah

22 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah