YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ayam berkokok harikan siang, itulah adagium yang tepat untuk Suara Muhammadiyah (SM) saat ini. Sejak kelahirannya pada tahun 1915 dan hari ini SM makin menunjukkan kemajuan yang nyata dan pasti. Lebih-lebih di bawah kepemimpinan Deni Asy’ari, MA Dt Marajo sebagai Direktur PT Syarikat Cahaya Media (SCM) / SM, kemajuan itu akan terus diupayakan dapat teraktualisasikan.
Saat ini SM telah menunjukkan eksistensi kiprahnya di dunia bisnis. Bisnisnya makin berkemajuan dan dijadikan keteladanan bagi semua orang. Sampai sekarang, bisnis yang di ejawantahkan oleh SM beranekaragam. Teranyar, meluncurkan bisnis baru di dunia property yang dinamakan SM Hotel Manajemen & Property.
Menurut Deni Asy’ari, kelahiran bisnis Hotel Manajemen & Property ini sebagai keberlanjutan dari bisnis yang dijalankan oleh SM di abad yang kedua. Bisnis yang berfokus pada pengelolaan manajemen hotel ini merupakan bisnis ke-11. Dan tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah lebih banyak filial bisnis ke depannya.
“Hotel Manajemen & Propoerty ini bergerak di bidang pengelolaan manajemen hotel dengan sejenisnya. Salah satunya seperti hotel, wisma, vila, dan macam-macam,” ujarnya Kamis (19/10) di SM Tower and Convention Yogyakarta.
Deni mengungkapkan, banyak kalangan warga Persyarikatan Muhammadiyah, baik secara personal maupun institusi memiliki property di atas. Tetapi, menurutnya masih belum berjalan secara maksimal di bidang manajemen. “Di sinilah SM mencoba masuk dan mengelola manajemen di dalamnya,” tuturnya.
Selain bisnis property di bidang perhotelan, Deni membongkar jika SM tengah menjalankan bisnis property di bidang perumahan. Bisnis ini dinamakan SM Residence Asri sebagai bisnis yang ke-12. SM Residence Asri merupakan perumahan bersistem syariah yang berada di bawah hoalding bisnis SM dengan bertipe 45 di atas kapling 100 meter yang terletak di Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
“Semua potensi ini, karena SM sudah punya pengalaman maka kita akan mengelolanya secara mandiri. Dalam mengelolanya ini, kita buat divisi baru yang kita sebut dengan property. Jadi, Hotel Manajemen & Propoerty ini merupakan divisi yang bergerak di dalam pengelolaan manajemen hotel yang sejenisnya dan pembangunan property perumahan,” jelasnya.
Oleh karenanya, Deni mengajak kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk bekerja sama dengan SM karena telah teruji kepiawaiannya dan pengalamannya dalam menjalankan di dunia bisnis. Lebih-lebih hal ihwal bisnis baru yang tengah di ejawantahkan di tahun ini.
“Jadi, bagi warga Muhammadiyah atau siapa pun nantinya bisa bekerja sama dengan SM di divisi manajemen dan property ini,” ajaknya.
Deni menyebut, saat ini terhampar tanah wakaf yang tidak produktif dan tidak berfungsi. Untuk merespons hal tersebut, Deni berkomitmen untuk menggerakkan sedemikian rupa agar tanah wakaf ini bisa produktif. Kuncinya dengan memberdayakan tanah wakaf untuk sektor property.
“Polanya tetap tidak pakai bank. Kita akan menggunakan semacam kerja sama investasi dengan warga Muhammadiyah untuk mereka berinvestasi di tanah wakaf ini, maka kita buatkan property. Maka, kita butuh SDM yang sangat luar biasa untuk yang namanya manajemen hotel dan yang property,” katanya.
Pada awalnya, Deni mengungkapkan muncul bayang-bayang kekhawatiran tatkala memulai menjalankan bisnis ini. Tetapi, kekhawatiran itu hilang karena dirinya memandang di depan ada potensi-potensi besar yang bisa dimanfaatkan. Di sinilah, muncul rasa optimisme dan bergembira untuk tetap menjalankan bisnis betapapun peliknya tantangan yang terjadi.
“Potensi luar biasa ini yang kemudian membuat saya bergembira. Yakin suatu saat, apakah satu dua tahun ke depan menjadi percontohan bahwa tanah-tanah yang tidak produktif itu bis akita kelola dalam bentuk perumahan-perumahan di berbagai daerah. Nanti dikabarkan saja ke SM, kalau ada tanah-tanah wakaf yang tidak produktif, ayo kita bareng-bareng kerja sama membuat property perumahan,” terangnya.
Deni mengharapkan bahwa bisnis yang tengah dijalankan ini, ke depan bisa semakin maju. Dan kebermanfatannya dirasakan oleh seluruh warga Persyarikatan Muhammadiyah serta masyarakat pada umumnya.
“Agenda kami adalah mengkonsolidasikan dan menyatukan. Kita akan membuat satu pintu melalui manajemen terpadu bagaimana usaha bisnis itu bisa kita realisasikan. Maka, cita-cita ini tidak sederhana, tetapi kami yakin pada saatnya nanti kita akan bisa mengonsolidasikan itu. Cita-cita saya hanya satu, bagaimana ada close loop economy ada di lingkungan umat Islam, di lingkungan Muhammadiyah,” jelasnya. (Cris)