MAGELANG, Suara Muhammadiyah - Dunia pendidikan saat ini menuntut lebih dari sekadar kemampuan mengajar, tetapi juga kemampuan membangun kepercayaan dan citra positif sekolah di mata masyarakat. Dalam skala kecil setiap warga sekolah hakekatnya adalah duta yang bisa menunjukkan citra lembaga sekolah.
Hal ini menjadi topik utama dalam acara workshop branding dan marketing pendidikan yang diadakan oleh SMP Muhammadiyah Ksuman (SMP Muhika) Muntilan kabupaten Magelang. Acara digelar di aula SMP Muhika pada Kamis dan Jumat , 9-20 Oktober 2025.
Selama dua hari penuh, seluruh guru SMP Muhika ini mengikuti Seminar Pendidikan Branding dan Marketing bersama Ade Candra Sutrisna, S.I.Kom., CDMP, seorang pakar komunikasi dan pemasaran pendidikan yang dikenal luas atas kiprahnya dalam membangun citra lembaga pendidikan di Indonesia.
Dalam setiap sesi, Ade Candra mengajak para guru melihat diri dan sekolah mereka dari sudut pandang baru. Ia menekankan bahwa branding bukan sekadar logo atau slogan, melainkan cara sekolah menyampaikan nilai dan karakter lewat tindakan nyata—dari cara guru mengajar, berkomunikasi, hingga berinteraksi dengan masyarakat.
“Setiap guru sejatinya adalah duta sekolah. Sikap, tutur kata, dan karya mereka adalah bagian dari cerita besar yang membentuk citra lembaga,” ujar Ade Candra Sutrisna dalam salah satu sesi inspiratifnya.
Seminar ini menjadi refleksi mendalam bagi para guru SMP Muhika. Mereka menyadari bahwa dunia pendidikan hari ini menuntut lebih dari sekadar kemampuan mengajar — tetapi juga kemampuan membangun kepercayaan dan citra positif sekolah di mata masyarakat.
Kepala SMP Muhammadiyah Muntilan, Sigit Priyanto, S.Pd., menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari upaya penguatan identitas sekolah.
“Kami ingin SMP Muhika dikenal bukan hanya karena prestasi siswanya, tapi juga karena karakter dan profesionalisme para gurunya. Melalui pelatihan ini, kami belajar bagaimana setiap individu bisa menjadi bagian penting dari cerita besar sekolah kami,” ungkap Sigit Priyanto.
Sementara itu, Hesti Nurul Apriani, S.Pd., salah satu guru peserta seminar, mengaku mendapat pengalaman yang berkesan.
“Saya jadi lebih memahami bahwa membangun citra sekolah bukan tugas kepala sekolah saja, tapi tanggung jawab bersama. Setiap tindakan kecil kita — cara mengajar, menyapa, dan melayani semuanya adalah bagian dari branding. Seminar ini benar-benar membuka mata,” tutur Hesti.
Dengan seminar ini membuka wawasan para guru bahwa seorang guru harus memiliki ide, strategi, dan kesadaran bahwa mereka bukan sekadar pengajar di kelas, tetapi penentu citra sekolah yang akan membawa kemajuan sekolah itu sendiri. (nurul)