BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - Di bawah sinar pagi yang lembut di Dusun Karangkemiri, Desa Banjarsari, ribuan jamaah berdesakan dalam suasana haru dan semangat. Mereka datang dari penjuru Ajibarang untuk satu tujuan: menyimak pencerahan dari Buya Dr. H. Anwar Abbas, MAg, MM, Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum MUI, dalam Pengajian Akbar Semarak Milad ke-113 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Sabtu (1/11/2025).
Dengan tutur lembut dan canda khasnya, Buya membuka tausyiah yang seketika memecah keheningan dan mencairkan suasana. “Baru kali ini saya lihat Ketua PCM rambutnya panjang,” ujarnya, disambut tawa ribuan jamaah yang memenuhi kompleks Perguruan Muhammadiyah–‘Aisyiyah Banjarsari. Namun di balik gurauan itu, Buya menyampaikan pesan yang dalam dan menggugah: gerakan dakwah harus terus bangkit dan bergerak, menebar semangat kebaikan, sekaligus menjadi penyejuk dalam gempuran zaman. “Muhammadiyah harus terus bergerak. Bangkitlah dari setiap keterbatasan, karena Allah memberi jalan bagi umat yang bekerja, berjuang, dan memberi manfaat bagi sesama,” tutur anwar.
Buya Anwar Abbas menegaskan, kekuatan dakwah Muhammadiyah bukan hanya pada organisasi atau amal usahanya, tetapi pada jiwa kemandirian, keikhlasan, dan kesungguhan kadernya. “Kalau Muhammadiyah se-Cabang Ajibarang terus istiqamah membantu, mengajar, dan memberdayakan umat, maka pertolongan Allah akan datang dari arah yang tak disangka-sangka,” ujarnya.
“Ia memuji perkembangan pesat PCM Ajibarang yang kini menaungi dua SMK dengan ribuan siswa, dua MIM dengan ratusan siswa, dua pesantren, pesantren yang bahasa Inggris-Arabnya luar biasa dan Pesantren yang khusus untuk anak ABK, satu SLB, satu PKBM, dan dua panti asuhan. Semua itu, katanya, adalah bukti dakwah yang hidup dan mengakar, dakwah yang bukan hanya mengajarkan, tetapi juga menggerakkan. Buya menekankan pentingnya dakwah yang menggembirakan, simpatik, dan produktif, karena wajah Islam sejati adalah wajah yang menebar kasih dan harapan.
“Jangan keras pada umat, tapi lembutlah dengan kasih sayang. Dakwah yang menggembirakan akan melahirkan cinta, dan dari cinta itulah umat akan tumbuh kuat,” pesan Buya. Di hadapan ribuan jamaah, Buya juga meneguhkan kembali nilai-nilai dakwah berkemajuan: keikhlasan dalam beramal, ketulusan dalam melayani, dan keberanian untuk terus bergerak di tengah tantangan zaman. Dari podium sederhana itu, suaranya menggema ke setiap sudut Ajibarang, seolah membangunkan semangat umat untuk kembali menyalakan lilin dakwah, di manapun berada.
Dari Banjarsari, pesan itu memancar jauh bahwa gerakan Muhammadiyah bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi menulis sejarah baru dengan kerja, ilmu, dan cinta. Buya menutup tausyiahnya dengan seruan yang menjadi denyut utama Milad ke-113. “Teruslah bangkit, teruslah bergerak, dan jadikan dakwah ini jalan kebahagiaan bagi semua," pungkasnya.
(Tarqum Aziz – JurnalisMu Banyumas Raya & Brebes)


