BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Gerakan Subuh Mengaji (GSM) ke-160 kembali hadir untuk memperluas syiar dakwah secara daring. Majelis ini diadakan secara rutin oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Jawa Barat pada Jumat (30/8).
Bertemakan “Tantangan PP 28 Tahun 2024 terkait Perlindungan Anak dalam Pengendalian Konsumsi Produk Tembakau”. Edisi ini dibawakan oleh Dr Emma Rachmawati, MKes (Wakil Ketua 4 MPKU PP Muhammadiyah) sebagai pemateri.
Dapat kita ketahui bersama produk tembakau sudah menjadi bahan yang dikenal setiap lapisan masyarakat, tidak urung juga pada anak-anak kita. Bahkan bagi Muhammadiyah, di dalam Majelis Tarjih sudah disampaikan bahwa ini adalah suatu hal yang haram untuk dikonsumsi.
Di dalam pandangan Islam, suatu hal yang dilakukan jika menimbulkan lebih banyak bersifat buruknya (mudharat), maka lebih baik dihindari bagi umatNya. Rokok, merupakan produk yang lebih banyak zat kimia yang tidak baik bagi kesehatan raga.
“Kita bisa menyatakan rokok sebagai produk tembakau itu banyak mudharatnya, kita bisa lihat di internet campuran kimia di dalamnya banyak sekali racunnya. Parahnya ada zat adiktif yang buat konsumen kecanduan,” ujarnya.
Pemberian Allah SwT untuk hambanya banyak sekali, salah satunya adalah kesehatan. Maka menurut Emma, ini sebagai tanggung jawab yang harus dipelihara dengan baik. “Tubuh ini adalah amanah bagi Allah yang harus dijaga supaya tetap sehat,” ucapnya.
Sebagai garda terdepan, orang tua yang sudah dikaruniai buah hati, tentu memiliki banyak tantangan untuk menuntun anaknya kepada jalan yang lurus. “Jalin komunikasi yang baik pada anak dan edukasi rutin orang tua kepada anak,” ujarnya.
Indonesia sebagai negara yang besar, tentu memiliki tanggung jawab yang besar untuk menangani masalah masyarakat bagi pemimpinnya. Menurut Emma, perkara ini harus ditangani oleh tegasnya pemerintah mengeluarkan regulasi terhadap penjualan dan batas usia.
“Pengawasan dan penegakan hukum yang ketat dan konsisten, dan kepatuhan pedagang kecil menjadi kunci,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa perkara ini membutuhkan pendekatan, ikhtiar, dan waktu untuk mengedukasi masyarakat oleh negara, majelis pendidikan, dan orang tua.
Lebih lanjut, Emma memberikan kutipan penutup dari Ustadz Adi Hidayat sebagai cerminan masalah rokok di Indonesia.
“Allah memberi masalah, karena Allah percaya kita pasti melaluinya. Sabar itu berbanding lurus dengan masalah. Ketika anda ingin belajar sabar, biasanya akan diuji dengan masalah dan ketika anda sabar saat ada masalah, anda dipuji Allah,” pungkasnya. (Fab)