SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Muhammadiyah berduka. Putra Bintan Adi Nugroho, Dai Komunitas LDK Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang selama ini mengabdi di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, telah berpulang ke rahmatullah.
Almarhum wafat di RSUD Dr Soetomo, Kota Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu malam, 27 Desember 2025, pukul 23.00 WIB.
Kepergiannya bukan sekadar kabar duka bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga luka mendalam bagi keluarga besar Muhammadiyah dan masyarakat Lamandau—umat yang selama ini ia dampingi, dengarkan keluh kesahnya, dan ia rangkul dengan penuh kasih sayang dakwah.
Almarhum Putra Bintan berasal dari Dusun Jajar, Desa Bagol, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Dari kampung halaman yang sederhana itulah ia berangkat membawa cita-cita pengabdian. Dan ke sanalah pula ia akhirnya kembali.
Sejak awal penugasan, almarhum telah memantapkan niatnya: datang untuk mengabdi, bukan sekadar bertugas. Ia memilih hidup bersama umat, menyatu dengan denyut kehidupan masyarakat, berjalan perlahan menyusuri keterbatasan, dan setia membersamai mereka dengan kesabaran yang panjang.
Dakwah yang ia jalani tidak berhenti di atas mimbar. Ia hadir di rumah-rumah warga, di pelataran masjid, di tengah anak-anak dan remaja, dalam pengajian kecil yang hangat, serta dalam jalinan sosial yang tulus lintas latar belakang.
Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muchamad Arifin, menyampaikan bahwa wafatnya almarhum merupakan kehilangan besar bagi gerakan dakwah komunitas Muhammadiyah.
“Almarhum Putra Bintan adalah teladan dai komunitas yang berangkat dengan niat tulus sejak awal penugasan. Ia memilih jalan dakwah sunyi dengan penuh kesadaran, kesabaran, dan keikhlasan. Pengabdiannya di Lamandau bukan sekadar menjalankan program, tetapi pengorbanan hidup untuk umat,” ungkap Arifin.
Ia menegaskan, keteladanan almarhum akan terus hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi para dai Muhammadiyah yang mengabdi di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal.
"Almarhum Putra Bintan telah menunaikan amanah dakwah hingga akhir hayatnya. Kesetiaan pada umat, keteguhan memilih jalan pengabdian daerah, serta konsistensi menjalani dakwah komunitas menjadi warisan berharga yang tak akan pudar oleh waktu," tuturnya.
Ia telah pulang ke kampung halamannya, namun jejak dakwahnya tertinggal di Lamandau dan di hati umat. Ia pergi dalam keadaan berjuang di jalan dakwah—sebuah kemuliaan yang menjadi cita-cita banyak insan persyarikatan.
"Semoga Allah SWT menerima seluruh amal kebaikan almarhum, mengampuni segala khilafnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan, masyarakat Lamandau, serta warga Dusun Jajar, Desa Bagol, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, semoga Allah limpahkan ketabahan, kekuatan, dan keikhlasan," tandasnya.
Sebagai informasi, almarhum akan dimakamkan di tanah kelahirannya, di Dusun Jajar, Desa Bagol, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

