BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah — Eco Bhinneka Muhammadiyah Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Pelatihan Pembuatan Ventilasi Roster dan Sabun Ramah Lingkungan yang berlangsung di Balai Desa Glagahagung, Purwoharjo, Banyuwangi. Kegiatan tersebut menjadi puncak sekaligus penutup program Inisiatif Bersama untuk Aksi Keagamaan yang Strategis (Joint Initiative for Strategic Religious Action) yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah & Nasyiatul Aisyiyah di Banyuwangi, sebuah perjalanan kolaboratif lintas iman yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Diikuti sebanyak 45 orang peserta, Regional Manager Eco Bhinneka Banyuwangi, Windarti, menyebutkan pelatihan ini bertujuan meningkatkan keterampilan praktis pemuda lintas iman dan masyarakat dalam memproduksi produk ramah lingkungan, sekaligus mendorong penggunaan bahan baku lokal yang aman bagi kesehatan dan alam. “Setelah mengikuti sesi pemaparan materi, peserta berkesempatan melakukan praktik pembuatan produk tersebut didampingi fasilitator,” ujar Windarti.
Pelatihan pembuatan ventilasi roster berbahan plastik multilayer difasilitasi oleh Siti Muyasaroh, Executive Director Envitrust Indonesia. Jenis plastik multilayer yang digunakan berasal dari limbah plastik kemasan sachet, seperti bekas minuman serbuk atau makanan ringan, yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
“Roster dipilih sebagai metode pengolahan plastik multilayer karena dinilai lebih efisien dan mudah diterapkan di berbagai konteks,” jelas Siti. Selain biaya produksinya yang relatif lebih murah dibandingkan metode lain, produk hasil daur ulang ini dapat langsung dimanfaatkan sebagai material bangunan. Siti yang juga merupakan akademisi Universitas PGRI Argopuro Jember menambahkan, metode ini bersifat inklusif karena dapat diterapkan oleh berbagai kalangan, baik di tingkat komunitas kecil maupun lembaga skala besar.
Adapun Pelatihan membuat sabun organik, difasilitasi oleh Zahrotul Janah, Fasilitator Daerah Eco Bhinneka PDNA Banyuwangi. “Sabun yang dibuat memungkinkan kita memilih sendiri bahan-bahannya, mengetahui dengan pasti isi dan kandungannya, serta tidak menggunakan bahan kimia sintetis berbahaya,” katanya. Zahro, yang juga sebagai inisiator Gerakan Merdeka Sampah, mengungkapkan bahwa pembuatannya tidak menghasilkan limbah berbahaya, mengurangi penggunaan kemasan plastik sehingga tidak menambah timbulan sampah, dan air bekas bilasannya pun lebih ramah lingkungan.
Perkenalan 3 Buku Eco Bhinneka di Banyuwangi
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, turut diperkenalkan tiga buku penting: Jejak Eco Bhinneka Banyuwangi, Perempuan Penggerak Perdamaian, dan Modul Eco Bhinneka Muhammadiyah–Nasyiatul Aisyiyah. Ketiganya merangkum pengalaman lapangan, narasi perubahan, serta refleksi lintas iman dan gender selama pelaksanaan program.
Buku Jejak Eco Bhinneka disusun oleh tim fasilitator daerah Banyuwangi, menampilkan aksi nyata kaum muda lintas iman di Banyuwangi dalam merawat kerukunan melalui isu lingkungan. Buku ini rencana akan diluncurkan saat Milad Muhammadiyah November 2025 mendatang. Sementara itu, buku Perempuan Penggerak Perdamaian memuat kisah inspiratif dari berbagai organisasi mitra JISRA di Indonesia, termasuk sosok Kepala Desa Glagahagung, Mimin Budiarti, sebagai pemimpin perempuan yang tangguh, toleran, dan peduli lingkungan.
Terkait modul, Lia Kharisma Saraswati, Regional Staff Eco Bhinneka Banyuwangi menjelaskan bahwa, buku ini telah digunakan sebanyak tiga kali Training of Trainer dan melahirkan 25 orang kader anggota AMONG. ”Modul ini juga akan digunakan dalam pelatihan nasional kepada 250 kader NA pada akhir Juli 2025, sebagai bagian dari program massifikasi Eco Bhinneka oleh Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah,” imbuhnya.
Pelantikan Anggota Komunitas AMONG Angkatan II dan III
Pada acara ini juga dilaksanakan pelantikan anggota AMONG (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan Banyuwangi) Angkatan ke II dan ke III, yang telah mengikuti TOT sebelumnya. Kini AMONG yang diketuai oleh Mahatma, seorang aktivis Pemuda Hindu, memiliki 25 orang anggota yang berasal dari beragam organisasi pemuda lintas iman lainnya, seperti: Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, Pemuda Kristen -Heaven Joy Voice, Pemuda Tri Jati, Pemuda Katholik, PDNA Banyuwangi, dan Organisasi Pecinta Alam (Orspala) SMK Muhammadiyah 8 Siliragung.
Cendera Mata Produk APUNA dan Tempat Sampah Pilah
Sebagai bentuk apresiasi dan simbol kolaborasi, Eco Bhinneka Muhammadiyah menyerahkan cendera mata berupa produk dari APUNA (Asosiasi Pengusaha Nasyiatul Aisyiyah) Kalibaru kepada Kepala Desa Glagahagung. APUNA merupakan kelompok usaha yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan melalui kewirausahaan. Penyerahan ini dilanjutkan dengan pemberian tempat sampah pilah sebagai upaya edukasi berkelanjutan tentang pentingnya memilah sampah basah dan kering sejak dari rumah.
Lebih lanjut, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan, melalui Green Nasyiah ia berharap NA mengembangkan inovasi green terkait energi, livelihood, dan kesejahteraan perempuan. “Semoga hal baik yang sudah kita lakukan bisa dilanjutkan, syukur-syukur ada koperasi yang arahnya ke penguatan ekonomi,” harapnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Glagahagung, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Ketua PWNA Jawa Timur, Ketua PDNA Banyuwangi, perwakilan tokoh lintas agama, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Banyuwangi.