YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah sampai pada kesimpulan untuk menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal. KHGT merupakan tahapan akhir penggunaan hisab hakiki. Hal itu disampaikan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Dr Hamim Ilyas MAg dalam “Seminar dan Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT)” Kolaborasi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dengan Universitas Ahmad Dahlan di UAD pada 23-24 Jumadil Thani 1445 H/5-6 Januari 2024 M. Rangkaian kegiatan ini mengusung tema: Kalender Hijriyah Global Tunggal dan Kiprah Satu Abad Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Muhammadiyah telah berulang kali mengkaji dan menyadari arti penting KHGT ini. Dimulai pada tahun 2007, melalui sebuah simposium internasional dengan tajuk The Effort Towards Unifying the Islamic International Calendar, Muhammadiyah menggagas penyatuan kalender hijriah internasional/global. Gagasan tersebut terus berkembang, berbagai kegiatan sosialisasi terus digalakkan. Sewindu kemudian, apresiasi dan dukungan Muhammadiyah terhadap Kalender Islam Global adalah saat perhelatan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015.
Dalam Muktamar ke-47, isu Kalender Islam Global masuk menjadi putusan Muktamar pada poin “Muhammadiyah dan Isu-Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal”, yang berikutnya tertuang dalam Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 Makassar. Keputusan Muktamar ke-47 menyatakan bahwa Muhammadiyah memandang perlu untuk adanya upaya penyatuan kalender Hijriyah yang berlaku secara internasional sehingga dapat memberikan kepastian dan dapat dijadikan kalender transaksi. Lalu pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo, isu Kalender Islam Global ini ditegaskan kembali dalam Risalah Islam Berkemajuan.
Oleh sebab itu, Muhammadiyah sepenuhnya menyadari bahwa Kalender Islam Global merupakan agenda besar yang mesti dicapai betapa pun prosesnya mengalami jalan panjang dan berliku. Hamim Ilyas menyadari bahwa tantangan yang bakal dihadapi oleh Muhammadiyah dalam mewujudkan KHGT tidaklah mudah. Meskipun tidak mudah, harus ada yang mencurahkan diri untuk mewujudkan KHGT.
Di internal Muhammadiyah sendiri, metode atau kriteria penyusunan kalender telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Mulanya, Muhammadiyah menggunakan kriteria ijtimak qablal ghurub (sejak awal hingga 1950-1960an). Kemudian menggunakan kriteria imkanur rukyah sebagai jalan tengah antara hisab dan rukyah (1970-1980-an). Selanjutnya beralih ke kriteria wujudul hilal untuk mendapatkan kriteria yang pasti secara ilmu pengetahuan dan syariat (1990-2000an). Terakhir, mulai 1444 H/2024 M, Muhammadiyah beralih ke Kalender Hijriah Global Tunggal.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Dr Hamim Ilyas MAg menyebut perubahan dari Wujudul Hilal ke Kalender Hijriah Global Tunggal ini sebagai bagian dari transformasi pemikiran tajdid kalender di Muhammadiyah. “Tajdid kalender global Muhammadiyah dapat diumpamakan dengan istilah Makkah-Madaniah, bukan nasikh-mansukh.” Ini bagian dari tahapan-tahapan yang harus dilalui. Kalau dari rukyat langsung ke KHGT terlalu melompat.
“Dinamika tajdid dengan ijtihad dalam Muhammadiyah di atas sesuai dengan sunnah Al-Qur’an yang dalam melakukan perubahan di masyarakat melalui pentahapan supaya masyarakat siap melaksanakan perubahan yang dilakukannya. Sebagai contoh adalah dinamika dalam pelarangan khamr, minuman keras yang terbuat dari anggur dan kurma,” kata Hamim.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Syamsul Anwar menyebut bahwa ide menyatukan kalender sudah muncul sejak lama. “Datang dari ahli hadis tahun 1939,” katanya. Sejak saat itu, gagasan penyatuan kalender hijriah global terus timbul-tenggelam. Pada Maret 2008, OKI mengadakan konferensi puncak dan mengetengahkan kembali upaya penyatuan kalender Islam. Sejak saat itu, berbagai dinamika, pro dan kontra terus terjadi. Di tengah dinamika itu, Muhammadiyah mengambil bagian untuk menawarkan solusi.
Ketua LPSI UAD yang juga anggota Majelis Tarjih dan Tajdid, Rahmadi Wibowo Suwarno menyebut bahwa Muhammadiyah telah menaruh perhatian besar pada KHGT sebagai upaya mewujudkan kesatuan umat, solusi atas perbedaan tanggal hijriyah, serta penyatuan hari ibadah Islam. Kalender Islam Global adalah kalender yang menjadikan muka bumi sebagai satu kesatuan dimana awal bulan hijriyah diseluruh dunia dimulai secara serentak pada hari yang sama. Pada Kongres Internasional Kesatuan Kalender 2016 di Istanbul Turki telah disepakati Kalender Unifikatif satu hari satu tanggal yang berlaku di seluruh dunia. (Ribas)