Diklat Jurnalistik, Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Tegal Dorong Gerakan Guru Menulis

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
524
Foto Istimewa

Foto Istimewa

TEGAL, Suara Muhammadiyah – Suasana penuh semangat dan kegembiraan mewarnai pelaksanaan Diklat Jurnalistik dan Sastra bagi para guru Muhammadiyah se-Kota Tegal. Bertempat di Hotel Riez Tegal, kegiatan yang digelar Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Tegal ini berlangsung pada Sabtu, 28 Juni 2025, bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H.

Diklat ini menjadi langkah strategis untuk membuka pintu selebar-lebarnya bagi para guru dan kepala sekolah Muhammadiyah dalam meningkatkan kapasitas menulis, baik dalam bentuk karya jurnalistik maupun karya sastra. Harapannya, para guru tidak hanya produktif menulis untuk diri mereka sendiri, tetapi juga mampu membimbing peserta didik menekuni dunia literasi secara serius.

“Ini bagian dari upaya kita menjadikan Tegal sebagai kota literasi yang membanggakan,” ungkap Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Kota Tegal, Purnomo Hadi, M.Pd.

Sebanyak 125 peserta yang berasal dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, serta perwakilan dari 5 PCM se-Kota Tegal, mendapatkan materi mendalam dan praktik langsung dari dua narasumber nasional: Suyanto, M.Pd (penggiat literasi dari Banyuwangi) dan Mustofa W. Hasyim (sastrawan nasional, anggota Dewan Redaksi Suara Muhammadiyah Yogyakarta).

Ketua PDM Kota Tegal, Wahyu Heru Triono, dalam sambutannya menekankan pentingnya keterampilan menulis bagi guru. “Ilmu jurnalistik dan sastra yang didapat hari ini harus ditularkan kepada para siswa. Ini adalah langkah nyata dalam membangun budaya literasi di sekolah,” ujarnya.

Ketua panitia pelaksana, Masfuad Edi Santoso, menambahkan bahwa pelatihan ini mengusung tema Membangun Kreativitas dalam Menulis dan Berkomunikasi yang Baik. Ia meyakini para peserta mampu menyerap ilmu dengan baik dan menerapkannya di lingkungan sekolah masing-masing.

Usai pelatihan, para peserta tidak dibiarkan berjalan sendiri. Mereka dihimpun dalam grup komunikasi yang memungkinkan mereka terus berkonsultasi dengan para narasumber. Bahkan, karya-karya terbaik akan direkomendasikan untuk dimuat di media massa atau dibukukan.

“Ini bukan sekadar pelatihan sehari dua hari, tapi bagian dari gerakan literasi jangka panjang. Karya-karya guru harus hadir dan berbicara di ruang publik,” ungkap Suyanto yang telah melatih ribuan guru di berbagai wilayah Indonesia. (tof)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Pekalongan Peri....

Suara Muhammadiyah

26 December 2023

Berita

KLATEN, Suara Muhammadiyah - Prestasi membanggakan diraih oleh Aditya Putra Raharjo, siswa kelas XI ....

Suara Muhammadiyah

9 January 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) dan Badan Pengawas Pemili....

Suara Muhammadiyah

12 July 2024

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Kepala SMP Muhammadiyah Sleman mengadakan kegiatan Upgrading peng....

Suara Muhammadiyah

8 August 2024

Berita

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah - Bursa Kerja Khusus (BKK) Universitas Muhammadiyah Pekajangan P....

Suara Muhammadiyah

9 December 2023