BATU, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Saad Ibrahim menyampaikan apresiasi atas agenda Rakernas II ini. Saad menilai, Rakernas II Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini sangat penting.
"Tapi, yang jauh lebih penting, bagaimana kemudian dakwah-dakwah strategis dilakukan," sambungnya saat membuka Rakernas II Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Jumat (24/10) di Kusuma Agrowisata Resort & Convention Batu-Malang, Jawa Timur.
Lebih-lebih, tema yang diusung, bagi Saad sangat substansial dan menjadi problematik di akar rumput saat ini.
"Tema ini adalah salah satu yang menjadi problem di banyak tempat, terutama di Indonesia. Bagaimana memajukan ilmu pengetahuan. Bagaimana kemudian ilmu pengetahuan itu punya dampak terhadap kesejahteraan bangsa," imbuhnya.
Saad memandang, dua makna dari kata ilmu dan kesejahteraan, harus disandingkan dengan konteks kemasjidan. Oleh karena itu, ilmu dan kesejahteraan harus berjalan beriringan untuk menciptakan komunitas yang harmonis dan maju.
"Seluruh permukaan bumi itu dijadikan Allah sebagai masjid. Maknanya, seluruh, termasuk, Batu ini, itu harus diberikan dimensi teologis sebagai tempat sujud. Kita hubungkan kepada Allah melalui sujud-sujud kita," tegasnya.
Dalam konteks yang lebih luas, dimensi kemasjidan juga dilekatkan dengan dimensi literasi. Sebagaimana termaktub di Qs al-Alaq ayat 1. "Betapa pentingnya, menghadirkan masjid pada dunia literasi. Yang secara singkat kemudian disebut dengan ilmu. Yang itu mestinya juga punya dampak secara langsung dan tidak langsung pada kesejahteraan umat," tegasnya.
Menjembatani tema Rakernas II, "Masjid Berkemajuan sebagai Pusat Gerakan Ilmu, Dakwah, dan Kesejahteraan Umat," Saad menimpali menjadi sebuah Ilham bagi Majelis Tabligh PP Muhammadiyah agar direnungkan secara saksama.
"Maka tugas Majelis Tabligh tidak terbatas untuk warga bangsa Indonesia, mungkin dalam konteks menjadi masjid berkemajuan, harus mampu menjangkau dan berbagai lapisan masyarakat serta merespons tantangan global," tegasnya. (Cris)


