BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Pusat Studi Kebencanaan dan Ikatan Keluarga Donor Darah Sukarela (IKA Doras) UM Bandung bekerja sama dengan PMI Kota Bandung mengadakan donor darah pada Kamis (18/01/2024).
Acara yang berlokasi di lantai dua Gedung UM Bandung ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, tendik, hingga masyarakat umum.
Ketua Pelaksana Setiadin mengatakan bahwa donor darah akan berlangsung selama dua belas kali dalam setahun. Oleh karena itu, setiap bulan di UM Bandung akan dilaksanakan donor darah sukarela rutin yang terbagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok A tanggal 18 Januari 2024 yang selanjutnya diundang kembali untuk donor darah pada 25 April 2024, 08 Agustus 2024, dan 07 November 2024. Kelompok B akan dilaksanakan pada Selasa 06 Februari 2024 dengan target seratus peserta. Lalu kelompok C akan dilaksanakan pada Kamis 07 Maret 2024.
Setiap kelompok berselang tiga bulan sehingga dalam satu tahun masing-masing kelompok dapat melaksanaksn donor darah sebanyak empat kali. “Dari tiga kelompok dengan kegiatan empat kali, Pusat Studi Kebencanaan UM Bandung melaksanakan donor darah dua belas kali dalam setahun,” tutur Setiadin.
Setiadin mendorong mahasiswa UM Bandung berpartisipasi dan menjalani donor darah selama empat kali dalam setahun. Jika mahasiswa konsisten donor darah empat sekali dalam setahun, kata Setiadin, selama studi mereka bisa donor darah enam belas kali.
Dosen UM Bandung yang akrab disapan Kang Tias ini menjelaskan bahwa donor darah bukan hanya amal kemanusiaan, melainkan ikhtiar bersama untuk menciptakan masyarakat yang sehat. Donor darah dapat mengurangi stres, meningkatkan persepsi terhadap keadaan emosional yang meliputi kepuasan dan kebahagiaan hidup (emotional well-being).
Selain itu, baik juga untuk kesehatan tubuh, membantu menyingkirkan perasaan negatif, menciptakan rasa saling memiliki, dan mengurangi perasaan kesepian (isolation). Donor darah dapat membuat seseorang terhindar dari berbagai penyakit.
Penelitian membuktikan manfaat donor darah terhadap kesehatan. Apalagi jika dilakukan rutin (dengan jarak minimal tiga bulan). Misalnya, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, mengusir hipertensi, munurunkan resiko kanker, menurunkan berat badan, deteksi penyakit serius, dan bisa membuat hidup lebih lama. Hal yang lebih penting bisa membantu sesama.
Menurut penelitian di jurnal “Health Psychology”, orang-orang yang mengajukan diri secara sukarela dengan alasan altruistik (menolong tanpa mengharap imbalan atau tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri), ditemukan secara signifikan menurunkan risiko kematian selama empat tahun ke depan dibandingkan dengan mereka yang mengajukan diri demi kepentingan mereka sendiri.
”Sebelumnya kami juga melakukan riset di salah satu perusahaan di mana terdapat tingginya izin karyawan karena sakit. Setelah perusahan tersebut melaksanakan donor darah sukarela secara rutin, lebih dari lima kali, ada penurunan izin karyawan karena sakit yang sangat signifikan. Ternyata mereka rutin menjalankan donor darah,” jelas Kang Tias.
Hal yang lebih penting, kata Kang Tias, kegiatan ini merupakan ikhitiar nyata UM Bandung mewujudkan kampus sehat. ”Semoga kegiatan kemanusiaan ini dapat menjadi kebaikan bagi kita semua khususnya sivitas UM Bandung,” tandas Setiadin.
Kang Tias berterima kasih dan mengapresiasi seluruh petugas donor darah dari PMI Kota Bandung yang sangat ramah, tepat waktu, dan profesional. Ia juga berterima kasih kepada segenap panitia IKA Doras UM Bandung (dosen, tendik, serta mahasiswa prodi Farmasi dan Administrasi Publik angkatan 22).
“Kami berterima kasih khususnya kepada seluruh pendonor dorah. Kami mengharapkan kehadiran mereka pada donor darah selanjutnya pada Kamis 25 April 2024,” tukas Kang Tias.
“Donor darah sukarela rutin merupakan program kerja Pusat Studi Kebencanaan UM Bandung. Selanjutnya kegiatan kemanusiaan ini akan dipimpin langsung oleh Ibu Vivayani Wahyu Dewanti selaku Kepala Studi Pusat Kebencanaan LPPM UM Bandung,” pungkas Kang Tias.
Disambut baik
Salah satu sukarelawan yakni Wakil Dekan FEB Budi Sadarman ikut berpartisipasi dan sangat bangga terhadap kegiatan ini. Ia berharap sivitas UM Bandung dapat bersama-sama memajukan program donor darah sukarela karena punya banyak manfaat. ”Semoga donor darah dapat dilaksanakan secara rutin agar dapat mencapai kampus yang sehat,” kata Budi.
Hadir pada kegiatan donor darah ini, orang tua penyintas talasemina, Nuno Virly Riyadi, yang didampingi seorang pendonor darah, Wawan, mahasiswa Universitas Al-Ghifari Bandung.
Hadir juga Fendhy Saptamilyawan, pendonor darah sukarela rutin yang sudah melaksanakan donor darah sebanyak 134 kali. Pada kesempatan donor darah ke-100 kali, ia mendapatkan penghargaan pin donor darah ke-100 dari Presiden Republik Indonesia.
Pada kesempatan ini ada penyematan pin donor darah yang ke-25 terhadap salah satu mahasiswa UM Bandung Program Studi Adeministrasi Publik saudara Rendra Mahesa.*(FK)