Dosen UM Bandung Soroti Bioekonomi Sirkular Sebagai Peluang Bisnis Berkelanjutan

Publish

3 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
134
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Bandung Dr Saepul Adnan SSi MSi menyoroti pentingnya bioekonomi sirkular sebagai solusi dalam menciptakan bisnis berkelanjutan. Hal ini ia sampaikan dalam presentasi bertajuk ”Bioekonomi Sirkular: Peluang Bisnis Berkemajuan & Berkelanjutan di Era Modern” pada 25 Februari 2025 dalam program Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat.

Saepul menjelaskan bahwa sistem ekonomi saat ini masih didominasi oleh model linear yang menerapkan prinsip ”ambil-pakai-buang.” Model ini dinilai tidak berkelanjutan karena menghasilkan banyak limbah dan berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Sebagai alternatif, lanjut Adnan, konsep ekonomi sirkular diperkenalkan untuk memperpanjang siklus hidup produk, bahan baku, dan sumber daya agar dapat digunakan lebih lama.

”Prinsip ekonomi sirkular mencakup pengurangan limbah, pemanfaatan ulang produk dan material, kemudian regenerasi sistem alam. Model ini diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang lebih luas, terutama bagi industri pangan dan sektor lainnya yang memiliki potensi besar dalam penerapannya,” ujar Adnan.

Lima sektor utama

Ia menyoroti lima sektor utama yang berpeluang besar mengadopsi ekonomi sirkular di Indonesia, yaitu perdagangan besar dan eceran, peralatan listrik dan elektronik, makanan dan minuman, tekstil, serta konstruksi. Kelima sektor ini mencakup hampir sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 43 juta orang.

Dalam industri pengolahan ikan air tawar, Saepul menjelaskan bagaimana penerapan bioekonomi sirkular dapat memanfaatkan seluruh bagian ikan, seperti fillet, tulang, kulit, dan jeroan untuk menghasilkan produk bernilai tambah, seperti tepung tulang, minyak ikan, kolagen, hingga enzim. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi menciptakan peluang bisnis baru yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, doktor lulusan Institut Teknologi Bandung ini mengungkapkan bahwa kajian tentang Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia menunjukkan bahwa limbah pangan di Indonesia pada tahun 2000–2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun. Limbah terbesar berasal dari tahap konsumsi, terutama dari subsektor tanaman pangan seperti padi-padian dan hortikultura.

”Transisi menuju bioekonomi sirkular tidak bisa dilakukan sendiri oleh industri, melainkan membutuhkan dukungan dari kebijakan publik dan kolaborasi antar pelaku usaha. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat beralih dari material berbasis fosil menuju sistem ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandas Adnan.

Menutup pemaparannya, Saepul mengutip firman Allah SWT dalam QS Al-A’raf ayat 56, "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya." Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengimplementasikan konsep bioekonomi sirkular demi keberlangsungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.*(FA)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah hadir dan membuka Rakerpim (Rapat....

Suara Muhammadiyah

3 January 2025

Berita

BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah - Program studi Sarjana S1 Kewirausahaan Fakultas Ekonomi (FE) Univer....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Berita

CILACAP, Suara Muhammadiyah - Sekolah Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Cilacap mengadakan penandatan....

Suara Muhammadiyah

24 July 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung kota Surabaya adakan Capacity Bui....

Suara Muhammadiyah

22 January 2024

Berita

BERAU, Suara Muhammadiyah – PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah dalam waktu dekat in....

Suara Muhammadiyah

4 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah