MALANG, Suara Muhammadiyah - Memanfaatkan kekayaan sumber daya alam lokal yang melimpah, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menangkan penghargaan sebagai ‘Dosen Inspiratif’ berkat ciptakan produk inovatif dari pigmen bunga mawar. Adalah Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, MP. guru Besar UMM yang berhasil menangi piala serta piagam penghargaan atas inovasinya pada bazar dan pameran produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di ajang Indonesia Mental Health Summit (IMHS) pada 10 November lalu. Produk minuman sari mahkota mawar antioksidan tinggi yang diberi nama Elviza tersebut sukses menarik perhatian juri dan masyarakat.
Adapun IMHS 2024 merupakan event perdana pertama kali digelar di Indonesia yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas asosiasi psikologi Indonesia yang bekerjasama dengan Alisa Khadijah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Malang Raya. Ada sederet rangkaian acara, mulai dari webinar internasional dan nasional, berbagai perlombaan mengasah kreatifitas dan bidang olahraga, serta bazar pameran produk UKM lokal juga dihadirkan. Masing-masing kegiatan dikompetisikan dengan beberapa indikator berbeda.
Elfi bersama tim mewakili UKM dan bidang usaha Malang dengan kreasi produk Elviza, berhasil memenangkan kategori penilaian karakter ‘Sisi Kronologis Kreasi Produk’. Kreasi produk sari bunga mawar tersebut berangkat dari penelitian berbasis pigmen antosianin bunga yang jarang sekali dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Elfi juga mengaku terinspirasi dari ayat Alquran dan fenomena alam dimana bunga-bunga seringkali banyak dihinggapi kupu-kupu dan hewan lainnya. Mawar tabur lokal organik menjadi fokus pengembangan penelitiannya sebagai sumber pangan alternatif, pewarna alami produk pangan, herbal, kosmetik dan pewarna batik organik.
“Saya terinspirasi dan meyakini kalam Allah SWT bahwa, madu itu dari sari bunga. Selain indah dipandang, tak disangka bunga mawar tabur lokal juga kaya akan antioksidan dan banyak mengandung vitamin C. Untuk itu, saya tergerak mengembangkan produksi beragam produk mulai dari minuman, suplemen herbal, effervescent, hingga pewarna batik organik yang dipasok dari para petani mawar lokal seperti Pasuruan, Lawang, hingga Nganjuk,” sambungnya.
Beragam produk pangan yang telah berhasil Elfi kembangkan adalah hasil dari tekad kuat dalam penelitian yang telah Ia tekunkan selama puluhan tahun sejak tahun 2002. Hasil penelitian minuman ini mengandung antioksidan tinggi hingga sekitar 82-87%. Dalam ilmu kesehatan, persentase tersebut sudah dikategorikan sebagai sumber antioksidan. Selain sebagai produk pangan, pigmen mahkota mawar lokal bermanfaat sebagai handbody lotion.
“Kandungan luar biasa pada mahkota bunga mawar lokal ini juga dimanfaatkan sebagai skincare. Hingga pada saat itu, saya berkesempatan teken kerjasama dengan brand kosmetik terkait hal tersebut. Saat ini saya tengah mengembangkan pigmen mawar ini menjadi formula obat yang bisa dimanfaatkan dalam dunia kesehatan,” ungkapnya.
Terakhir, Elfi mengaku sangat senang mengetahui kekayaan alam hayati yang sudah tersedia di tanah air yang dulunya masih belum banyak dieksplor. “Alhamdulillah, kini masyarakat mulai peka dengan harta karun alam di sekitar. Saya merasa senang telah diamanahi penghargaan ini. Selebihnya, saya banyak berharap generasi muda potensial bisa berinovasi. Tentu dengan semangat gotong royong dan tekad yang kuat untuk membantu perekonomian lokal tanah air,” pesannya. (diko)