JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dewan Pertahanan Nasional (DPN) yang baru dibentuk melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/4). Rombongan DPN yang dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto diterima hangat oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi, beserta jajaran PP Muhammadiyah.
Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi DPN untuk memperkenalkan diri sebagai lembaga baru yang menggantikan Dewan Ketahanan Nasional. Wamenhan Donny Ermawan Taufanto menjelaskan bahwa tujuan utama silaturahmi ini adalah untuk menjalin hubungan baik dengan salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia sekaligus mendapatkan masukan konstruktif terkait isu-isu strategis pertahanan nasional.
"Ini kan suatu lembaga yang baru ya menggantikan Dewan Ketahanan Nasional. Nah ini kami melakukan anjang sana silaturahmi perkenalan lah kira-kira seperti itu. Selain itu juga kami juga silaturahim dalam rangka lebaran kepada PP Muhammadiyah," ujar Wamenhan kepada awak media.
Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan memaparkan tugas dan fungsi utama DPN, yaitu memberikan pertimbangan dan solusi kebijakan strategis kepada Presiden terkait dengan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Ia menekankan bahwa DPN sangat mengharapkan dukungan dan kerja sama dari berbagai elemen bangsa, termasuk Muhammadiyah.
"Sangat banyak tadi kami menerima masukan-masukan dari rekan-rekan dari Muhammadiyah yang dapat kami ramu untuk itu tadi. Kami bisa memberikan masukan kepada Presiden tentunya melalui suatu sidang. Sidang DPN nanti kami berikan masukan-masukan itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Wamenhan mengapresiasi masukan-masukan yang diberikan oleh PP Muhammadiyah dinilai sangat bagus dan relevan untuk perumusan kebijakan pertahanan nasional. Pihaknya juga menunjuk narahubung dari DPN, dan Muhammadiyah juga demikian, untuk memfasilitasi pertukaran informasi yang berkelanjutan.
Selain isu-isu strategis, potensi kerja sama di bidang pengembangan Sains dan Teknologi (Saintek) juga menjadi bahasan dalam pertemuan tersebut. Wamenhan menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan siap mendukung inisiatif Muhammadiyah, termasuk Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, dalam pengembangan Saintek demi kemajuan bangsa.
"Kami dari Kementerian Pertahanan juga siap untuk mendukung Muhammadiyah punya Universitas Amadalan di Jogja. Dan selama ini kita juga sudah sering kerja sama dengan UAD tersebut. Sehingga ke depan sangat terbuka untuk kerja sama antar Muhammadiyah dengan DPN tersebut," pungkas Wamenhan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyambut baik kunjungan silaturahmi dari DPN. Haedar menyampaikan apresiasinya atas inisiatif DPN dalam membangun komunikasi dengan organisasi masyarakat. Haedar menekankan bahwa Muhammadiyah, dengan akar yang kuat di masyarakat, merasa memiliki tanggung jawab besar terhadap kemajuan dan kedaulatan bangsa.
"Tentu selain menyambung silaturahmi sebagai ciri dari bangsa kita, juga tadi menerima perkenalan tentang lembaga baru ini. Yang kedua, kami tadi berdiskusi tentang masalah-masalah bangsa yang intinya bahwa Muhammadiyah itu sebagai kekuatan masyarakat, kekuatan bangsa, merasa memiliki bangsa ini. Dan karena itu setiap ada masalah-masalah kebangsaan kita selalu memberi masukan yang tentu menjadi bahan pertimbangan bagi kemajuan dan khusus soal kedaulatan, keselamatan bangsa," urai Haedar Nashir.
Lebih lanjut, Haedar Nashir menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam menghadapi tantangan bangsa yang semakin kompleks. Dirinya menegaskan bahwa Muhammadiyah akan terus proaktif memberikan kontribusi pemikiran dan gagasan konstruktif demi kemaslahatan bangsa.
"Kami melihat bahwa bangsa ini memiliki berbagai macam persoalan dan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu, komunikasi dan kolaborasi antar berbagai elemen bangsa menjadi sangat penting. Muhammadiyah siap untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam mencari solusi terbaik untuk bangsa," imbuhnya.
Tidak hanya terbatas pada isu-isu strategis, Haedar Nashir juga menyampaikan antusiasme Muhammadiyah terhadap potensi kerja sama dengan DPN dalam bidang pengembangan Sains dan Teknologi (Saintek). Haedar menggarisbawahi orientasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang kuat dalam memajukan kapabilitas Saintek nasional agar Indonesia dapat menjadi pemain utama di kancah global.
"Yang ketiga, kami juga membuka ruang untuk kerja sama di bidang pengembangan Saintek. Karena Pak Prabowo ini kan punya orientasi untuk pengembangan Saintek agar Indonesia ini leading lah di bidang Scientex. Karena itulah lewat DPN ini kita memberi masukan, berdiskusi, dan sekaligus juga membuka ruang untuk kerja sama yang konkret bagi pengembangan Saintek," pungkas Haedar Nashir.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah, termasuk Dr Anwar Abbas, MAg, Dr Saad Ibrahim, Dr Agung Danarto, hingga Prof Dr Syamsul Anwar, MA. Diharapkan DPN dalam membangun sinergi dengan organisasi masyarakat sipil untuk memperkuat pertahanan nasional.