YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Prof Dr Muchlas MT dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Teknologi Kejuruan pada Sabtu (30/09) di Amphitarium Kampus 4 UAD. Dalam Pidato Pengukuhan Guru Besarnya, Muchlas menggarisbawahi perjalanannya selama dua dekade melakukan transformasi dalam penyelenggaraan pendidikan teknik vokasi di Indonesia.
Muchlas yang telah memulai karirnya sebagai Dosen di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta pada 1986 ini memaparkan bahwa tuntutan pasar kerja terhadap kualifikasi lulusan pendidikan teknik dan vokasi di seluruh dunia mendorong lembaga pendidikan untuk memperkuat lulusannya untuk memiliki soft skill yang mumpuni. Terlebih di era Industri 5.0, tidak hanya elemen sustainability dan resiliensi yang menjadi titik tekan namun human-centricity atau manusia sebagai core dalam proses revolusi industri tersebut.
“Pekerja dituntut untuk memiliki keterampilan Science, Technology, Engineering, and Math (STEM) agar mampu merancang, mengembangkan, dan memelihara teknologi canggih pendukung Industry 5.0, serta kemampuan untuk belajar berkelanjutan dan beradaptasi terhadap teknologi dan proses baru,” lanjutnya.
Di sisi lain, kemajuan teknologi digital yang menghadirkan disrupsi besar-besaran dalam bentuk pengalaman, aktivitas dan model baru dalam penyelenggaraan pendidikan turut memberikan peluang dalam menjawab tantangan tersebut.
“Teknologi digital telah menjadi bagian dari ekosistem pendidikan. Pada situasi seperti ini, nampak bahwa ketiga teori belajar yang selama ini menjadi mainstream sudah tidak memadai lagi sehingga diperlukan teori belajar baru sebagai komplemen aliran-aliran lama yang dapat menggambarkan prinsip dan proses pendidikan sesuai lingkungan sosial terkini.”
Dalam praktiknya, Muchlas menggarisbawahi bahwa aspek-aspek pendukung terciptanya lingkungan teknik yang diharapkan seperti tersedianya alat-alat laboratorium yang memadai menjadi tidak dapat dipenuhi khususnya bagi penyelenggara pendidikan teknik dan vokasi yang bersifat private atau dengan pengelolaan mandiri/swasta. Kondisi tersebut yang menurut Muchlas menuntut perlunya dilakukan transformasi secara holistik agar penyelenggaraan pendidikan teknik dan vokasi dapat berjalan dengan baik di era ini sekaligus dapat memenuhi tuntutan dunia pekerjaan yang semakin kompleks dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pemerataan dan efisiensi pendidikan.
Keberadaan Laboratorium Virtual dalam pembelajaran teknik kejuruan yang telah dikembangkan oleh Muchlas sejak 20 tahun yang lalu merupakan salah satu langkah yang telah dilakukan dalam mengawal transformasi tersebut.
“Kami telah membangun laboratorium virtual sekitar dua puluh tahun yang lalu. Perkembangan teknologi simulator digital saat itu belum sepesat saat ini, sehingga mencari perangkat lunak yang dapat menjalankan fungsinya sebagai simulator digital jantung laboratorium virtual tidak terlalu mudah.”
Perjalanan pembangunan laboratorium virtual yang telah dirintis selama dua dekade tersebut di antaranya telah diimplementasikan dalam bentuk laboratorium virtual pembelajaran sistem digital yang hingga hari ini masih digunakan sebagai pendukung praktik di Program Studi Teknik Informatika. Dalam bentuk Mesin Virtual Sistem Komputer yang kemudian dijadikan sebagai bagian utama laboratorium virtual Elektronika Komputer Digital untuk melayani praktik mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri (FTI) UAD sampai hari ini. Selain itu dalam bentuk Simulator Mesin Listrik Berdaya Tinggi, Simulator Sistem Kendali Cerdas, Laboratorium Virtual Elektronika Dasar hingga Model E-Learning yang dimanfaatkan pada masa pandemi.
"Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, kami mulai memikirkan kemungkinan diciptakannya model praktik berbasis simulator digital secara online. Pada 2013, tujuh tahun sebelum pandemi, kami mengembangkan laboratorium virtual yang dapat diakses secara online.”
Di tahun-tahun selanjutnya laboratorium virtual tersebut kemudian mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran yang ada. Muchlas pun tidak mengira, laboratorium virtual tersebut akan menjadi sarana pembelajaran yang sangat berguna di masa pandemi ketika pembelajaran harus dilaksanakan secara daring.
“Kami tidak pernah membayangkan tujuh tahun setelah model praktik ini kami ciptakan dunia dilanda pandemi Covid, di mana semua pembelajaran baik di kelas maupun laboratorium diarahkan berlangsung secara online. Pada masa pandemi ternyata model praktik online yang kami ciptakan sangat berguna sebagai sarana praktik online.
Muchlas juga memaparkan salah satu alasan mengapa keberadaan laboratorium virtual ini menjadi penting di antaranya pembelajaran menggunakan piranti elektronik analog terkesan lebih rumit dibandingkan dengan penggunaan piranti digital sehingga menciptakan situasi praktik yang tidak menyenangkan.
“Saat ini muncul kebutuhan untuk membuat aktivitas praktik yang menyenangkan dan tidak terkesan rumit dengan menggeser kegiatan hands-on ke simulasi. Selain itu, kebutuhan penyediaan laboratorium virtual elektronika dasar untuk mendukung pembelajaran online juga semakin besar.”
Terlepas dari hal tersebut, tujuan utama yang diinginkan dari keberadaan laboratorium virtual adalah sebagai sarana untuk menciptakan dan menunjang lingkungan pembelajaran yang modern. Lingkungan pembelajaran yang modern tersebut diharapkan dapat mempermudah subjek didik dalam memperoleh pengetahuan sesuai dengan karakternya atau yang disebut dengan Personal Learning Environment (PLE).
"Studi kami menemukan bahwa PLE terbukti dapat meningkatkan secara signifikan aktivitas kolaborasi dalam pembelajaran online. Fitur refleksi menjadi jenis PLE yang paling besar memberikan pengaruh pada terciptanya lingkungan kolaborasi yang baik."
Oleh karenanya, Muchlas dalam pidato guru besarnya juga mengusulkan agar Muhammadiyah khususnya Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama-sama dapat membangun laboratorium virtual untuk semua disiplin ilmu keteknikan dan vokasi.
“Laboratorium ini nantinya dapat diakses oleh semua dosen dan mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA). Keberadaan lab virtual ini akan sangat membantu percepatan transformasi pendidikan teknik dan vokasi di lingkungan PTMA sekaligus meningkatkan efisiensi penyelenggaraan Pendidikan yang saat ini menjadi perhatian besar seluruh perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta,” lanjut Muchlas.
Secara teknis, Majelis Diktilitbang dapat bekerja sama dengan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah yang sedang membangun portal untuk menyediakan fasilitas agar warga Muhammadiyah dapat mengakses seluruh sistem melalui single sign on (SSO) pada aplikasi SuperApp Gerbangmu.
“Kami berharap, laboratorium virtual dapat menjadi bagian dari SuperApp Muhammadiyah sebagai langkah awal transformasi pendidikan teknik dan vokasi di lingkungan Muhammadiyah dan Indonesia,” tandas muchlas. (Th)