Pemuda Lintas Iman dan PKK Joyotakan Surakarta Bersemangat
SOLO, Suara Muhammadiyah - Eco Bhinneka Nasyiatul Aisyiyah Solo menggelar pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga yakni minyak jelantah agar dapat dimanfaatkan sebagai produk sabun dan lilin aroma terapi. Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kelurahan Joyotakan, Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu 26 Mei 2024 ini, dihadiri 30 orang peserta yang berasal dari pemuda lintas iman anggota komunitas Sederek Eco Bhinneka, Ibu-Ibu penggerak PKK, dan pemuda Karang Taruna Joyotakan.
Kegiatan ini disambut dan diresmikan secara langsung oleh Sandi Mulyanto, selaku Lurah Joyotakan. “Saya sungguh mengapresiasi Eco Bhinneka Nasyiatul Aisyiyah Surakarta atas inisiasi kegiatan yang dapat menyatukan masyarakat dalam berbagai latar belakang agama serta mengajak masyarakat untuk cinta dan peduli lingkungan,” ungkapnya. “Eco Bhinneka bisa menjadi penggerak perubahan dalam isu lingkungan, karena kegiatan semacam ini masih jarang, sehingga ini bisa menjadi teladan dan contoh bagi masyarakat,” lanjut Sandi.
Yayu Fatmah, penggerak dan pemilik Bank Sampah Joyotakan, dipercaya sebagai Trainer kegiatan pelatihan pengelolaan limbah minyak jelantah menjadi produk ekonomi sirkuler, yakni sabun dan lilin aroma terapi ini. “Apapun yang ada di rumah bisa kita kembangkan dan kita olah kembali agar tidak berakhir hanya jadi sampah, asal tahu cara mengolahnya,” kata Yayu, yang kini juga aktif di Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Serengan, Surakarta.
Dilansir dari Low Carbon Development Indonesia, Kementerian PPN/ Bappenas, ekonomi sirkular merupakan model yang berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada agar dapat dipakai selama mungkin. Prinsip dari ekonomi sirkular mencakup pengurangan limbah dan polusi, menjaga produk dan material terpakai selama mungkin, dan meregenerasi sistem alam (Ellen Macarthur Foundation).
Ternyata, ekonomi sirkular di Indonesia tercakup di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, di bawah Agenda Prioritas Nasional 1: Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan, dan Agenda Prioritas Nasional 6: Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim.
“Kegiatan ini menjadi penting karena dapat menjadi media dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama melalui pendekatan lingkungan, memperkenalkan pada masyarakat Surakarta terkait pengelolaan sampah dapat dimanfaatkan sebagai produk berkelanjutan,” ungkap Uswatun Hasanah, regional staff Eco Bhinneka Muhammadiyah - Nasyiatul Aisyiyah Surakarta. Selain itu, imbuh Uswatun, sebagai langkah awal dalam menghasilkan produk ekonomi sirkular bagi keberlangsungan komunitas Sederek Eco Bhinneka Surakarta di masa mendatang.
Setelah kegiatan ini, produk sabun dan lilin yang dihasilkan dari pelatihan tersebut akan dipasarkan pada event kampanye di kawasan Car Free Day Slamet Riyadi, dan juga di Festival Eco Bhinneka yang rencananya akan digelar pada bulan Agustus 2024 mendatang. (Farah)