KUTAI TIMUR, Suara Muhammadiyah - Serangkaian kegiatan Milad 'Aisyiyah digelar Pimpinan Daerah Aisyiyah Kutai Timur. Puncaknya, sabtu 14 desember 2024 bertempat di kompleks Kantor Bupati Bukit Pelangi dengan mengadakan seminar bertajuk Memperkokoh dan Memperluas Dakwah Kemanusian Semesta sebagai bagian menguatkan komitmen dalam melakukan dakwah kemanusiaan universal.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Timur, Hj. Harminah, M.Pd dalam sambutannya sembari menukil ayat An Nahl 97 mengatakan, “Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah dihadirkan untuk mewujudkan kehidupan perempuan berkemajuan dalam seluruh aspek kehidupan.
Perempuan berkemajuan adalah alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara struktural maupun kuktural.”
Perempuan berkemajuan, lanjut Harminah, dalam pandangan Islam berkemajuan adalah kehidupan perempuan yang memiliki derajat dan perlakuan yang sama mulia dengan laki- laki tanpa diskriminasi. Ukuran kemuliaannya terletak pada ketakwaan, iman, dan amal saleh.
Sementara itu Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kutai Timur Mujahid Wathoni, M.Pd berpesan agar Kader Asiyiyah senantiasa mengedepankan fikiran positif dalam kiprahnya.
Acara seminar menghadirkan Machnun ‘Uzni, Wakil Sekertaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur sekaligus Founder Sahabat Msiykat Indonesia.
Dipandu Sekertaris Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kutai Timur Devi Mustika acara berlangsung dengan lancar dan hidup serta beberapa peserta secara aktif terlibat dalam dialog dan memberikan pertanyaan kepada narasumber.
Machnun ‘Uzni menguraikan usaha menebar kebaikan yang diperankan Aisyiyah secara tersistem dilakukan melalui gerakan amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan ekonomi, dan amal usaha lainnya yang secara nyata dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
'Aisyiyah yang bermula dari perkumpulan bernama Sopo Tresno, forum pengajian Alqur’an dan baca tulis khusus untuk kaum perempuan yang dibina oleh KH Ahmad Dahlan sejak 1914 di Kauman, Yogyakarta menjadi cikal bakal lahirnya ‘Aisyiyah, gerakan perempuan muslimah berkemajuan.
Sopo Tresno seolah menyatakan Aisyiyah dengan tresno-nya telah mengirim pesan kepada masyarakat dunia bahwa kehidupan ini hendaknya dipenuhi dengan cinta. ‘Aisyiyah dengan tresno-nya telah mengirim sinyal yang kuat bahwa masyarakat dunia harus menyelimuti dirinya dengan nilai-nilai kasih sayang antar sesama, bukan tindakan kekerasan yang menyakitkan, apalagi sampai menyebabkan pertumpahan darah.
Sebagai gerakan perempuan muslimah berkemajuan, ‘Aisyiyah telah bertekad kuat untuk terus merekat persatuan. ‘Aisyiyah tidak pernah membeda-bedakan suku, ras dan agama untuk bekerjasama dalam semua masalah muamalah duniawiyah. Kekhasan Perempuan dengan airmata yang mudah meleleh karena melihat ketidakadilan, kelembutan dan kasih sayang menjadikan semua dirangkul oleh ‘Aisyiyah dengan sangat baik.
Machnun ‘Uzni mengingatkan pula tentang tujuh karakter perempuan berkemajuan, yaitu; Iman Taqwa, taat beribadah, akhlak karimah, berfikir tajdid, bersikap wasatiyah, amaliah salihah dan sikap inklusif.