CIAMIS, Suara Muhammadiyah – Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai kesehatan, Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis melaksanakan pengabdian masyarakat bertema "Pemberdayaan Organisasi Santri Al-Mu’aawanah (OSAMU) dan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dalam Pencegahan Penyakit Skabies." Kegiatan ini berlangsung di Pondok Pesantren Al-Mu’aawanah Cinangka, Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Selasa (24/9) dan berhasil menarik perhatian 65 santri yang terdiri dari 25 santri laki-laki dan 40 santri perempuan.
Scabies, penyakit kulit menular yang disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei, menjadi perhatian utama dalam kegiatan ini. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat, terutama di lingkungan yang padat seperti pesantren, di mana santri sering berbagi ruang dan barang pribadi. Oleh karena itu, edukasi yang tepat dan efektif sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Hj. Lilis Lismayanti, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.K. bersama tim yang didukung oleh dana hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam rangka penyuluhan, metode yang digunakan adalah pendekatan kognitif dengan pemanfaatan media video. Metode ini terbukti lebih menarik dan efektif dibandingkan dengan penyuluhan konvensional, dan membantu santri memahami pentingnya pencegahan skabies dengan cara yang lebih interaktif.
Sebelum penyuluhan, survei menunjukkan bahwa hanya 38,5% santri yang memahami cara-cara pencegahan skabies. Namun, setelah sesi penyuluhan yang melibatkan penayangan video dan diskusi interaktif, angka tersebut meloncat menjadi 92,3%. Ini mencerminkan peningkatan pengetahuan yang signifikan sebesar 30,8%.
Kegiatan penyuluhan ini tidak hanya fokus pada penyampaian informasi, tetapi juga melibatkan santri dalam diskusi aktif, yang menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik. Santri diajak untuk berdiskusi, bertanya, dan berbagi pengalaman, sehingga mereka lebih memahami dan menyerap informasi dengan baik.
Dalam sambutannya, Hj. Lilis Lismayanti menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia atas dukungan dan dana yang diberikan. Beliau juga mengapresiasi pimpinan Pondok Pesantren Al-Mu’aawanah, KH. Anang Hidayaturohman, Lc, serta semua santri yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Ucapan terima kasih tersebut mencerminkan kerjasama yang baik antara akademisi dan lembaga pendidikan agama dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis Nurhidayat, SKM., MM memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya edukasi kesehatan di kalangan santri, serta berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di pesantren lainnya. "Kami ingin meningkatkan kesadaran kesehatan di masyarakat, dan ini adalah langkah awal yang baik untuk mencapai tujuan tersebut," ujarnya.
Dengan keberhasilan kegiatan ini, diharapkan bahwa pengabdian masyarakat serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan santri di pesantren. Edukasi kesehatan yang efektif tidak hanya akan mengurangi penyebaran penyakit seperti skabies, tetapi juga meningkatkan kesadaran santri mengenai pentingnya menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKes Muhammadiyah Ciamis, pihaknya mengungkapkan komitmen untuk terus mendukung kegiatan pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat. "Kami percaya bahwa pendidikan kesehatan yang efektif adalah kunci untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan," kata ketua LPPM Henri Setiawan, PhD. "Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membantu santri memahami tanggung jawab mereka terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekitar." ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi contoh bagi pesantren lainnya untuk melakukan kegiatan serupa, dengan melibatkan santri dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan mereka. Melalui pendekatan yang inovatif dan interaktif, santri tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kesehatan komunitas mereka. (Andan/Lik)