Ekonomi Berdikari Muhammadiyah
Oleh: Dr Masud HMN
Berdirinya gedung SM delapan tingkat yang terletak di Yogyakarta baru-baru ini merupakan berita gembira. Kegembiraan tidak hanya dirasakan oleh warga Muhammadiyah yang bekerja di Majalah Suara Muhammadiyah, tetapi oleh semua orang. Ini adalah momen yang sangat penting.
Sangat tepat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut ini sebagai sebuah momen bersejarah. Karena ini adalah satu kondisi di mana Muhammadiyah melaksanakan pembangunan dengan konsep Ekonomi Berdikari (Self-Help System Economy).
Kita memberikan apresiasi yang tinggi pada ungkapan Haedar Nashir yang memberikan perhatian khusus pada pembangunan gedung ini. Apalagi, pujian beliau terhadap pendekatan pembangunan yang berdasarkan konsep berdikari sangatlah berarti. Ini didasarkan pada kemampuan sendiri.
Biasanya, pembangunan seringkali didasarkan pada utang dan pinjaman dari berbagai pihak. Hasilnya, meskipun banyak bangunan megah dibangun, utang dan pinjaman juga bertumpuk.
Pembangunan gedung SM Tower tidak mengandalkan utang. Sebaliknya, ia didasarkan pada kemampuan sendiri, kecuali dalam beberapa pengecualian.
Pendekatan berdikari atau berdasarkan kemampuan sendiri ini memang merupakan konsep klasik. Pembangunan berjalan perlahan, bergantung pada sumber daya yang tersedia, dan dilakukan dengan apa yang ada.
Namun, Muhammadiyah saat ini mulai menggeser konsep klasik berdikari ini dengan studi kelayakan. Mereka merencanakan pembangunan berdasarkan kemampuan yang ada.
Ini berbeda dengan konsep berdikari klasik, yang hanya bertindak saat ada kesempatan. Mereka bekerja dengan prinsip "berbuat saat ada kesempatan." Pendekatan ini bersifat pasif dan menunggu.
Konsep pembangunan berdikari yang dianut oleh Muhammadiyah adalah konsep yang melibatkan upaya dengan kemampuan sendiri. Mereka mengaktifkan kemampuan yang ada, mengolahnya, dan merencanakan dengan baik.
Dalam hal ini, ada setidaknya dua poin yang penting, Pertama, membangun swadaya atau berdasarkan tenaga sendiri, tanpa mengharapkan bantuan dari luar. Bersifat pasif. Kedua, membangun dengan merencanakan dan mengelola kemampuan yang ada. Artinya, mereka aktif dalam mencari sumber daya pembangunan, bukan hanya menunggu kesempatan datang.
Ini adalah pola baru dalam pembangunan Muhammadiyah. Mereka tidak hanya menunggu, tetapi juga aktif dalam mencari sumber daya baru. Akhirnya, kami mengucapkan selamat kepada Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang telah mencanangkan Konsep Berdikari Muhammadiyah. Semoga berhasil!
Dr. Masud HMN, Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta