YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) resmi mencatatkan sejarah baru. Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah dinyatakan lulus verifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Ahad (19/10) di Aula Masjid KH Sudja’, Bantul, Yogyakarta. EMT yang terverifikasi milik Muhammadiyah merupakan EMT Type 1 Fixed, yaitu Melakukan pelayanan medis dasar dan kegawatdaruratan yang bersifat menetap di satu lokasi. Keberhasilan ini menandai EMT Muhammadiyah sebagai tim medis darurat pertama di Indonesia yang diakui secara internasional dan menjadi bagian dari jaringan EMT global dengan nomor urut ke-63 di dunia.
Dalam proses penting ini, dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si., sekaligus Koordinator Bidang Pelatihan Penanggulangan Bencana MDMC PP Muhammadiyah turut memainkan peran strategis. Yaitu memastikan kesiapan dan kesejahteraan psikologis seluruh anggota tim sejak tahap persiapan hingga pasca-misi.
Menurut Zakarija, peran psikolog dalam EMT bersifat vital, terutama dalam menjaga psychological well-being para anggota. “Sebelum berangkat, setiap anggota harus melalui proses screening psikologis untuk memastikan kesiapan mereka menghadapi situasi bencana yang berat dan tidak menentu. Setelah kembali, kami juga melakukan asesmen untuk memastikan kondisi mental mereka tetap stabil,” jelasnya.
Selain melakukan pemantauan psikologis, Zakarija juga berperan dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang kesehatan mental yang menjadi bagian dari dokumen verifikasi WHO. Ia turut menyiapkan panduan triase pasien, serta protokol pelayanan Psychological First Aid (PFA) bagi masyarakat terdampak.
“Karena psikolog di tim terbatas, kami juga melatih seluruh anggota agar mampu memberikan bantuan psikologis awal di lapangan,” tambahnya.
Verifikasi WHO terhadap EMT Muhammadiyah mencakup dua tahap utama: pemeriksaan dokumen dan verifikasi lapangan pada 18–19 Oktober 2025. Dokumen-dokumen yang diuji seperti SOP, ketersediaan peralatan penunjang, termasuk instrumen asesmen seperti DASS-21, diperiksa secara mendetail untuk memastikan kesesuaian standar internasional dan sekaligus dicek apakah datanya sesuai dengan dilapangan.
Proses tersebut berlangsung lancar dan berujung pada pengakuan resmi WHO. Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Syafiq Mughni, menyebut capaian ini sebagai ‘bukti nyata profesionalitas dan komitmen Muhammadiyah dalam bidang kemanusiaan global’.
Bagi Zakarija, keberhasilan ini bukan akhir, melainkan awal tanggung jawab baru. “Dengan verifikasi WHO ini, EMT Muhammadiyah harus siap jika sewaktu-waktu ditugaskan di kawasan Asia-Pasifik untuk misi kemanusiaan lintas negara,” ujarnya.
Ia berharap pencapaian ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk turut serta dalam misi kemanusiaan seperti yang dilakukan Muhammadiyah. Keberhasilan EMT Muhammadiyah menjadi hadiah istimewa menjelang Milad ke-113 Muhammadiyah, sekaligus menegaskan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan gerakan sosial-keagamaan mampu menghasilkan karya nyata bagi kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun global. (*)


