PERLIS, Suara Muhammadiyah - Seperti biasa Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) mengadakan Majlis Ilmu Nur al-Qalb setiap pagi Jumaat yang disampaikan oleh staff akademik secara bergilir.
Pagi ini 21 Februari 2025, dalam Majlis Ilmu Rektor Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) Dr H Saidul Amin MA menyampaikan tentang Falsafah Bahagia.
Antara falsafah bahagia itu menurut Rektor UMAM adalah sifat Qanaah yaitu bersyukur apa yang ada.
Implementasinya walaupun kita tak dapat apa yang kita cintai, maka cintailah apa yang telah kita dapat karena hidup adalah realitas bukan hanya harapan apalagi angan-angan.
Tiada yang sempurna di dunia ini kerana dunia bukanlah syurga.
Allah menciptakan dunia terkadang mengecewakan supaya manusia tidak tertipu dengan nikmat dunia yang sementara dan sangat sedikit dibandingkan alam akhirat yang kekal selamanya.
Antara yang akan membuat seorang itu bahagia menurut Rektor UMAM adalah isteri yang solehah yang akan melahirkan anak-anak yang berbakti pada orang tua, masyarakat dan sekitarnya.
Dikarenakan tiada manusia yang sempurna, maka tugas setiap pasangan adalah melengkapi kelemahan dan kekurangan masing-masing.
Ini karena bahagia bukan hanya pada aspek materi tetapi lebih kepada ketenangan hati melalui rasa bersyukur kepada Allah Subhanahu Taala.
Untuk itu Rektor mengingatkan kembali kepada warga UMAM untuk tidak lupa antara falsafah perjuangan Muhammadiyah yang bukan hanya saleh secara peribadinya tetapi juga memberi manfaat terhadap orang lain yang disebut sebagai iman dan amal soleh sebagaimana yang terdapat dalam Surah Ali Imran Ayat 104.
Dikarenaka dunia bukan syurga maka dalam menghadapi dunia yang penuh pancaroba ini diperlukan sifat sabar sebagai sifat yang dicintai Allah.
Kesalehan sosial juga perlu karena disamping kita disuruh untuk menjaga hubungan dengan Allah tetapi hubungan dengan manusia perlu juga dijaga kerana manusia adalah makhluk sosial.
Dan yang paling penting adalah menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat karena ia akan merugikan masa hidup di dunia yang hanya sekejap saja. (Afriadi Sanusi)