Dorong Desa Inovatif, Mandiri, Berkelanjutan, dan Berkemajuan
BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) menyelenggarakan Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2025 pada 1.204 Mahasiswa pada Sabtu, 2 Agustus 2025, bertempat di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung.
Acara diawali dengan sambutan oleh Kepala LPPM UM Bandung, Dr. H. Ijang Faisal, M.Si., yang menyampaikan pentingnya KKN sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan dan pembangunan desa.
Kegiatan ini menghadirkan Rektor UM Bandung, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU. sebagai keynote speaker sekaligus membuka acara. Dalam paparannya berjudul ”Kontribusi UM Bandung dalam Mendukung Desa yang Inovatif, Mandiri, Berkelanjutan, dan Berkemajuan (CEMARA)”, beliau menekankan bahwa KKN menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di kampus guna memberikan solusi nyata bagi masyarakat desa.
Selain keynote speech dari rektor, acara ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang seperti dr. R. Vini Adiani Dewi, M.MRS., Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, yang menyoroti peran aktif mahasiswa dalam meningkatkan daya saing kesehatan di Jawa Barat, khususnya pencegahan stunting.
Dr. Tatang Suryana, S.Si., M.Si., Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat, yang menyampaikan strategi peningkatan daya saing UMKM dan koperasi, termasuk peran mahasiswa dalam mendorong pembenahan koperasi Desa Merah Putih sebagai bagian dari penguatan ekonomi lokal.
Drs. H. Dikdik Dahlan Lukman, M.Hum., Kepala LPP AIK UM Bandung, yang menegaskan penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) sebagai ciri khas Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), sehingga mahasiswa KKN dapat menjadi teladan dalam nilai-nilai keislaman yang berkemajuan.
Melalui pembekalan ini, LPPM UM Bandung berharap para mahasiswa peserta KKN memiliki pemahaman yang utuh tentang peran strategisnya sebagai agen perubahan. Mereka diharapkan mampu mendorong desa-desa binaan menjadi lebih inovatif, mandiri, dan berkelanjutan melalui kontribusi nyata di bidang kesehatan, UMKM, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan nilai-nilai AIK.***