Gerakan Islam Berkemajuan; Pandangan Keagamaan, Bukan Mazhab

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
398
Prof Dr Haedar Nashir M.Si dalam acara bedah buku "Gerakan Islam Berkemajuan" di UMSU (20/12).

Prof Dr Haedar Nashir M.Si dalam acara bedah buku "Gerakan Islam Berkemajuan" di UMSU (20/12).

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengaku dirinya sering mencuri-curi waktu untuk menulis. Ketika berada di rumah, dirinya sering dicurigai sang istri serta kedua anaknya karena tidak lekas istirahat, dan mengambil sebagian waktu istirahatnya untuk menulis. Seisi rumah sudah memaklumi itu sejak lama, ketika sudah memegang iPad dan buku-buku, itu tanda bahwa dirinya sedang ingin menulis. 

Haedar menegaskan, Buku berjudul “Gerakan Islam Berkemajuan” diakuinya sebagai buah karya yang ia tulis cukup serius. Mengulas secara luas dan mendalam gerakan Muhammadiyah yang terus bertransformasi dari waktu ke waktu. Dalam teori sosiologi ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah itu sebenarnya merupakan role model dari Islam yang maju dalam bentuk pergerakan.  

Ketika Muhammadiyah merumuskan gagasan Islam Berkemajuan pada tahun 2010 di Yogyakarta, yang termuat dalam alam pikiran Muhammadiyah abad kedua, disitu terjadi sebuah perdebatan antara kelompok Muhammadiyah puritan dengan kelompok Muhammadiyah dinamis. Kelompok pertama menghendaki adanya kata “yang” pada kalimat Islam Berkemajuan. Sedangkan kelompok yang kedua tidak menghendaki penambahan kata itu. 

Namun seiring dengan berjalannya waktu, kata “yang” tidak lagi digunakan. Jadilah Muhammadiyah saat ini secara pakem manamai dirinya sebagai gerakan Islam berkemajuan, bukan gerakan Islam yang berkemajuan. 

Islam berkemajuan menurutnya merupakan pandangan keagamaan, bukan mazhab dalam Islam. Sejatinya Islam Berkemajuan adalah sebuah perspektif keagamaan yang melekat pada substansi Islam yang dipahami, diyakini, dan dipraktikkan oleh warga Muhammadiyah.  

“Buku hanya instrumen, modal dasar kita adalah pikiran yang kita miliki yang itu jauh lebih potensial ketimbang karya apa pun. Bahkan, kalau sekarang kita agak miris dengan AI, percaya sama saya bahwa otak kita yang dianugerahi Allah itu melampaui AI. Cuma masalahnya, kita sering mengasahnya atau tidak,” tegasnya. 

Ia pun berharap melalui buku “Gerakan Islam Berkemajuan” dapat tersebar tradisi menulis, tradisi berpikir, dan tradisi mengamalkan pikiran-pikiran tersebut dengan amal nyata. Dan itulah tradisi yang diakui masyarakat luas terhadap Muhammadiyah dan Aisyiyah. 

“Masyarakat luas menaruh hormat kepada Muhammadiyah karena menilai orang-orang Muhammadiyah itu seorang cendekia. Maka jangan sampai ketika dunia berubah, orang lain pemikirannya maju, lalu kita stagnan berada di zona nyaman dan kita merasa sudah selesai semuanya,” wanti-wantinya dalam acara bedah buku “Gerakan Islam Berkemajuan” di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada Jumat malam, 20 Desember 2024. 

Lewat buku, Haedar mengajak kita untuk kembali merambah khazanah ilmu dan pandangan kesemesataan yang terpaut dengan kehidupan multidimensial. 

“Mudah-mudahan ini menjadi setitik pikiran dari samudera ilmu yang dilimpahkan Tuhan kepada kita semua,” tegasnya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam waktu dekat, Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta ak....

Suara Muhammadiyah

13 May 2024

Berita

PONTIANAK, Suara Muhammadiyah - Belum berubahnya cara pandang warga Muhammadiyah terhadap keberadaan....

Suara Muhammadiyah

10 October 2024

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo berhasil me....

Suara Muhammadiyah

27 May 2024

Berita

NGAWI, Suara Muhammadiyah - Sudah menjadi kebiasaan yang menarik ketika bulan Ramadhan, membagi pake....

Suara Muhammadiyah

1 April 2024

Berita

PALEMBANG, Suara Muhammadiyah – Buku karya Ketua Majelis Pimpinan Majelis Pendidikan Tinggi Pe....

Suara Muhammadiyah

5 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah