MATARAM, Suara Muhammadiyah - Pengembangan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) bukan hanya di beberapa pulau saja seperti Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Tapi, kini mulai merambah ke Pulau Lombok - Nusa Tenggara Barat. Hal ini dilakukan di acara penandatangan kerjasama antara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM - NTB) dengan Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dan Bank Nano Syariah dalam pemanfaatan pembiayaan pendidikan jenjang S3 (Doktor) bagi dosen di lingkungan PWM NTB dengan melalui akad Mudharabah Muqayyadah atau back to back dana dari Induk BTM yang ditempatkan di deposito Bank Nano Syariah.
Acara penandatangan kerjasama itu sekaligus juga diselenggarakan lokakarya nasional dengan tema sosialisasi peran BTM dalam pengembangan pilar ketiga Persyarikatan di kampus Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) Kamis, (6/11/2025) kemarin. Dengan dihadiri oleh Ketua Pimpinan PWM NTB; Dr. H. Falahuddin, M.Ag, Ketua Induk BTM; Drs. Achmad Suud, MSi dan Direktur Utama Bank Nano Syariah; Halim.
Ketua PWM NTB; Dr. H. Falahuddin, M.Ag, di kata sambutannnya menerangkan, meski di NTB belum berdiri adanya BTM seperti di provinsi lainnya. Namun melalui kerjasama ini adalah awal kehadiran BTM yang mampu dirasakan di lingkungan Persyarikatan NTB. Hal ini yang akan mendorong spirit bagi Persyarikatan NTB untuk mengenal lebih jauh tentang BTM dan Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) dalam mendirikan satu PDM satu BTM.
Kemudian terkait dengan kerjasama itu, Falahuddin menyambut positif, karena ketiga belah pihak sama - sama untungnya. Dimana dengan pola pembiayaan Mudharabah Muqayyadah ini ada kemudahan bagi para dosen di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah - NTB untuk melanjutkan program studi S-3. Begitu juga Induk BTM dengan dana yang ditempatkan di Bank Nano Syariah sebagai penjaminan dalam pembiayaan itu. Ditambah lagi dengan pola pembiayaan seperti ini oleh Bank Nano Syariah mampu memberikan margin yang kompetitif dibandingkan dengan perbankan lainnya.
“Manfaat inilah yang bisa diperoleh dari kemitraan ini semoga segera bisa berjalan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi berbagai pihak,” terangnya.
Sementara Ketua Induk BTM; Drs. Achmad Suud,M.Si, menambahkan, kerjasama antara Induk BTM dan Bank Nano Syariah terkait akad Mudharabah Muqayyadah sudah sering dibicarakan oleh kedua belah pihak. Melalui pola ini sebagai salah satu instrumen yang cerdas untuk menjawab tantangan BTM ke depan ketika di suatu PWM dan PDM belum berdiri BTM sama sekali. Ia berharap dengan kerjasama ini serta sosialisasi BTM di NTB akan membuka literasi dan relasi bagi Persyarikatan dan warga di NTB untuk mengenal apa itu BTM, peran dan manfaatnya sebagai Pusat Keuangan Muhammadiyah.
“Mudah - mudahan kehadiran kami di NTB memberikan arti bagi Persyarikatan di NTB tentang pentingnya memiliki lembaga keuangan syariah seperti BTM sebagai bagian pengembangan pilar ketiga Muhammadiyah,” ucap Suud.
Direktur Utama Bank Nano Syariah; Halim, sangat berterimakasih atas kerjasama dan kepercayaan Persyarikatan NTB serta Induk BTM kepada Bank Nano Syariah. Ia melihat perkembangan ekonomi Muhammadiyah yang terus maju dan berkembang dengan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) diberbagai ekosistemnya memiliki potensi untuk kemandirian ekonomi. Maka ia berharap kemitraan dan kerjasama Bank Nano Syariah dengan Persyarikatan ini terus dikembangkan. Begitu juga dengan Induk BTM dengan program GMM, Bank Nano Syariah berharap untuk selalu menjadi mitra strategisnya.
