BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Lembaga Pengkajian, Pengembangan, Pendidikan, dan Kewirausahaan (LP3K) Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) mengadakan international guest lecture di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Jumat (15/12/2023).
Acara yang mengangkat tema ”Youth Top Skills the Future” ini dihadiri Rektor UM Bandung, Kepala LP3K, mahasiswa, dan dosen.
Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) RI Aries Muftie dan SMILE Global Vice President Ryan Byun menjadi narasumber dalam acara yang berlangsung khidmat ini.
Ryan sangat terkesan dengan Kota Bandung yang menurutnya sebagai tempat pendidikan yang masif. ”Saya juga suka dengan tagline dari UM Bandung yakni Islamic Technopreneurial University,” Ryan.
Terkait skill yang harus dikuasai anak muda Indonesia saat ini, Ryan menyarankan agar mereka mampu membangun skill literasi komputer. ”Skill komputernya harus ditingkatkan karena ke depannya teknologi akan berkembang pesat sehingga hal itu harus menjadi fokus utama,” kata Ryan.
Pentingnya skill digital
Hadirnya praktisi teknologi digital dan CEO Perusahaan Industri Digital dari Korea Selatan, menurut Kepala LP3K UM Bandung Ace Somantri memberikan wawasan yang menginspirasi terkait pentingnya keterampilan digital bagi generasi muda Indonesia.
Ace menegaskan tanggung jawab moral LP3K dalam pengembangan pendidikan berbasis hard skill, terutama kemampuan atau kompetensi dasar dan wajib di bidang digital.
Oleh karena itu, Ace pun berharap kehadiran tamu dari pelaku bisnis industri digital internasional bisa membantu mahasiswa mendapatkan sertifikasi keahlian dalam teknologi digital dari dasar hingga tingkat ahli.
Ace menegaskan bahwa CEO dari Metavity., Co., Ltd., sebuah perusahaan di Seoul, Korea Selatan, bersedia berkolaborasi untuk memberikan keahlian bersertifikat lisensi internasional kepada mahasiswa UM Bandung.
“Kerja sama ini direspons positif pada acara wisuda kelima dengan adanya MoU resmi yang disaksikan oleh pemangku kebijakan UM Bandung dan para wisudawan. MoU tersebut mencakup peningkatan kompetensi teknologi digital bagi sivitas akademika, pemagangan, dan beasiswa, apabila kerja sama ini berlanjut dengan baik,” tutur Ace.
Standar keahlian
Sertifikasi keahlian, lanjut Ace, sangat penting bagi lulusan UM Bandung sebagai penanda dalam dunia kerja, lebih dari sekadar ijazah formal. Ini menjadi hal wajib bagi pencari kerja, bahkan bagi para pebisnis untuk menganalisis bisnis dengan akurat.
Menurut Ace, keterampilan digital saat ini bukan lagi keunggulan, melainkan suatu keharusan dalam masyarakat global. Jika diabaikan, seseorang akan tertinggal jauh. Dunia industri menengah bahkan papan atas membutuhkan standar keahlian tinggi.
Menurut Ace, Metavity sebagai perusahaan teknologi digital berbasis edukasi, memiliki pengalaman internasional dan sertifikasi yang diakui secara internasional.
“LP3K UM Bandung terus berupaya keras untuk mengawal program kerja sama ini guna meningkatkan keterampilan teknologi mahasiswa agar menjadi lulusan UM Bandung yang mempunyai daya saing di pasar kerja,” tandas Ace.***(FK/FA)