Guru Perlu Memperluas Pendekatan Pembelajaran untuk Membangun Daya Nalar Anak

Publish

11 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1163
Seminar Pendidikan FGM Yogyakarta. Foto: Fab

Seminar Pendidikan FGM Yogyakarta. Foto: Fab

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar Menengah Arif Jamali Muis melihat potret pendidikan di Indonesia selalu berkutat pada aspek kurikulumnya. Namun, menanggalkan hal paling substansial, yakni pendekatan pembelajaran.

"Selama ini yang terjadi di Republik ini, ganti menteri ganti kurikulum. Itu menjadi pemeo yang luar biasa di kalangan masyarakat," sebutnya saat Seminar Pendidikan Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Yogyakarta, Selasa (10/6) di Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Pendekatan pembelajaran menjadi fokus utama yang tengah dikonstruksikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikdasmen). Sementara, kerangka kurikulumnya tetap sama, tidak perlu dilakukan perubahan konteks maupun esensi.

"Periode ini kita ingin mengubah itu, tidak dari atas, tapi dari bawah. Maka pembelajarannya yang harus diubah. Kurikulumnya biasa saja, tapi pendekatanya dengan pendekatan mendalam," urainya.

Selain fokus pada pendekatan pembelajaran, Arif menilai guru memiliki peran sentral menciptakan pendekatan pembelajaran secara lebih mendalam. Maknanya, pendekatan yang memuliakan 

dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, olahraga secara holistik dan terpadu.

"Guru itu pekerjaan kenabian, menyampaikan risalah, pekerjaan profetik. Maka ada sesuatu yang harus berbeda dengan pekerjaan yang lainnya. Dia harus menggunakan hati, pada saat yang sama tentu menggunakan pikiran," tegasnya.

Guru punya dua hal yang mesti dimiliki, cinta anak dan cinta ilmu. "Tanpa itu, mau seberapa besar pun penghasilan yang kita dapatkan, tidak pernah memuaskan batin kita. Dan tidak pernah memuaskan kehidupan kita,"  jelasnya.

Secara khusus, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY itu meminta kepada seluruh guru Muhammadiyah agar etos dinamis dalam mengelola pembelajaran seraya menunjukkan sikap kebijaksanaan dan keteladanan sebagai sosok pendidik.

"Bukan semata bertumpu pada pola ceramah yang satu arah, namun perlu memperkaya diri dengan ragam metode yang kontekstual, partisipatif, dan membangun daya nalar murid," tandasnya. (Cris/Fab)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SD Mudisa Jember Menjadi Salah Satu Titik Penanamannya JEMBER, Suara Muhammadiyah - Kementerian Koo....

Suara Muhammadiyah

15 October 2023

Berita

SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah - Konsolidasikan organisasi dan program kerja, Lembaga Lingkungan Hidu....

Suara Muhammadiyah

28 November 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mencatat prestasi ge....

Suara Muhammadiyah

27 January 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka program kerja IPM SMP Muhammadiyah 11 pada bidang Kajian ....

Suara Muhammadiyah

4 April 2024

Berita

PURBALINGGA, Suara Muhammadiyah – Memiliki anak yang shalih nan Qurata a’yun tentu merup....

Suara Muhammadiyah

3 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah