Guru Perlu Memperluas Pendekatan Pembelajaran untuk Membangun Daya Nalar Anak

Publish

11 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1055
Seminar Pendidikan FGM Yogyakarta. Foto: Fab

Seminar Pendidikan FGM Yogyakarta. Foto: Fab

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar Menengah Arif Jamali Muis melihat potret pendidikan di Indonesia selalu berkutat pada aspek kurikulumnya. Namun, menanggalkan hal paling substansial, yakni pendekatan pembelajaran.

"Selama ini yang terjadi di Republik ini, ganti menteri ganti kurikulum. Itu menjadi pemeo yang luar biasa di kalangan masyarakat," sebutnya saat Seminar Pendidikan Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Yogyakarta, Selasa (10/6) di Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Pendekatan pembelajaran menjadi fokus utama yang tengah dikonstruksikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikdasmen). Sementara, kerangka kurikulumnya tetap sama, tidak perlu dilakukan perubahan konteks maupun esensi.

"Periode ini kita ingin mengubah itu, tidak dari atas, tapi dari bawah. Maka pembelajarannya yang harus diubah. Kurikulumnya biasa saja, tapi pendekatanya dengan pendekatan mendalam," urainya.

Selain fokus pada pendekatan pembelajaran, Arif menilai guru memiliki peran sentral menciptakan pendekatan pembelajaran secara lebih mendalam. Maknanya, pendekatan yang memuliakan 

dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, olahraga secara holistik dan terpadu.

"Guru itu pekerjaan kenabian, menyampaikan risalah, pekerjaan profetik. Maka ada sesuatu yang harus berbeda dengan pekerjaan yang lainnya. Dia harus menggunakan hati, pada saat yang sama tentu menggunakan pikiran," tegasnya.

Guru punya dua hal yang mesti dimiliki, cinta anak dan cinta ilmu. "Tanpa itu, mau seberapa besar pun penghasilan yang kita dapatkan, tidak pernah memuaskan batin kita. Dan tidak pernah memuaskan kehidupan kita,"  jelasnya.

Secara khusus, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY itu meminta kepada seluruh guru Muhammadiyah agar etos dinamis dalam mengelola pembelajaran seraya menunjukkan sikap kebijaksanaan dan keteladanan sebagai sosok pendidik.

"Bukan semata bertumpu pada pola ceramah yang satu arah, namun perlu memperkaya diri dengan ragam metode yang kontekstual, partisipatif, dan membangun daya nalar murid," tandasnya. (Cris/Fab)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Rapat Kerja Nas....

Suara Muhammadiyah

29 November 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Persatuan Wartawan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PWI)....

Suara Muhammadiyah

18 January 2024

Berita

SLEMAN, Suara Mihammadiyah - Pada Sabtu, 24 Januari 2024 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor)....

Suara Muhammadiyah

27 January 2024

Berita

PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah Kalimantan Ten....

Suara Muhammadiyah

2 May 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyelenggarakan pentas seni sebagai ....

Suara Muhammadiyah

20 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah