Hari Bermuhammadiyah PDM Jaktim, Meneguhkan Teologi Digital di Era Modern

Publish

12 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
88
Dok Istimewa

Dok Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Timur menyelenggarakan kegiatan Hari Bermuhammadiyah di Masjid Al Maghfirah (PCM Duren Sawit II). Acara berlangsung pada Ahad (12/10), menghadirkan Ustadz Harry B. Jauhari, M.Pd., Sekretaris LDK PWM Jakarta, sebagai narasumber dengan tema utama “Teologi Digital dalam Perspektif Muhammadiyah.”

Kegiatan ini menjadi wadah konsolidasi dan refleksi bagi warga Muhammadiyah Jakarta Timur dalam memahami tantangan keislaman dan kemanusiaan di era digital. Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Timur Prof. Dr. M Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si menegaskan bahwa era digital bukan sekadar fenomena teknologi, tetapi juga ruang teologis baru yang menuntut umat Islam untuk hadir dengan kesadaran spiritual dan etika bermedia.

“Digitalisasi telah mengubah cara kita berinteraksi, beribadah, dan berdakwah. Namun yang lebih penting, kita harus memastikan bahwa nilai-nilai tauhid, akhlak, dan kemanusiaan tetap menjadi fondasi utama dalam setiap aktivitas digital,” ujar Ketua PDM Jakarta Timur dalam amanatnya.

Prof. Dr. M Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si juga menekankan pentingnya peran Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (pembaruan) dalam menghadirkan pencerahan di ruang digital. Menurutnya, Teologi Digital bukan hanya tentang memanfaatkan teknologi untuk dakwah, tetapi juga bagaimana membangun kesadaran etis, kritis, dan spiritual di tengah derasnya arus informasi.

“Kita tidak boleh larut dalam gelombang informasi tanpa arah. Muhammadiyah harus memandu umat agar cerdas digital dan tetap berpegang pada prinsip Al-Ma’un — membebaskan manusia dari kebodohan, kemiskinan, dan keterasingan, termasuk di dunia maya,” tambahnya.

Beliau juga menegaskan bahwa dalam konteks teologi digital, Muhammadiyah perlu hadir tidak sekadar sebagai pengguna teknologi, tetapi sebagai pengarah peradaban yang menempatkan kemajuan teknologi di bawah kendali moral dan spiritual. Dunia digital, menurutnya, harus menjadi sarana memperluas dakwah pencerahan — bukan tempat lahirnya disinformasi atau ketimpangan baru. Ia menilai, pemanfaatan teknologi harus berjalan beriringan dengan jihad literasi dan tanggung jawab sosial, sehingga dakwah digital Muhammadiyah benar-benar memancarkan nilai-nilai Islam berkemajuan.

Lebih jauh, beliau menyoroti pentingnya membangun kesadaran kolektif di kalangan umat agar tidak kehilangan arah di tengah derasnya arus informasi. Kehadiran Muhammadiyah, katanya, harus menjadi mercusuar yang membimbing umat untuk berpikir kritis, berperilaku etis, dan beriman secara cerdas. Era digital bukan masa untuk mundur, tetapi momentum untuk mempertegas peran Islam sebagai kekuatan moral dan intelektual yang mendorong kemajuan.

Kegiatan ini diakhiri dengan seruan agar setiap kader dan simpatisan Muhammadiyah menjadikan dunia digital sebagai ladang dakwah baru — bukan tempat kehilangan nilai, tetapi ruang untuk menegaskan kembali makna keberagamaan yang mencerahkan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universit....

Suara Muhammadiyah

17 May 2025

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Hari ke dua Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) VII Pesantren Muham....

Suara Muhammadiyah

30 August 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lazismu Kota Yogyakarta dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) te....

Suara Muhammadiyah

8 February 2025

Berita

MAGELANG, Suara Muhammadiyah - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Universitas Muhammadiya....

Suara Muhammadiyah

12 July 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar keg....

Suara Muhammadiyah

10 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah